Uji Prasyarat Analisis Hasil Pengujian Hipotesis 1. Hasil Analisis Variansi Dua Jalan

commit to user 54 2 4 6 8 10 12 14 16 39.5 47.5 55.5 63.5 71.5 79.5 Fr e ku e n si Titik Tengah Interval

B. Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi syarat pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis variansi maka perlu dilakukan beberapa uji prasyarat, yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut ini merupakan hasil-hasil dari kedua uji prasyarat analisis tersebut. 1. Uji Normalitas Hasil uji normalitas data kemampuan kognitif siswa dengan menggunakan rumus Lilliefors pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga statistik uji L obs = 0,1311 36 ,05; L = 0,1477. Pada kelompok kontrol, uji normalitas menunjukkan bahwa harga statistik uji L obs = 0,1129 36 ,05; L = 0,1477. Dengan demikian, sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett. Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas terhadap data kemampuan kognitif siswa adalah pada siswa kelompok eksperimen dan Gambar 4.6 Histogram Data kemampuan kognitif siswa Kelompok Kontrol commit to user 55 kelompok kontrol menunjukkan  2 χ 0,0003   χ 2 1 0,95; 3,84, sehingga sampel berasal dari populasi yang homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Hasil Analisis Variansi Dua Jalan

Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas. Pertama adalah minat belajar Fisika yang dibedakan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Kedua adalah pembelajaran Fisika dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dan diskusi. Varibel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor. Hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama terhadap kemampuan kognitif siswa ditinjau dari minat belajar Fisika siswa adalah sebagai berikut. Tabel 4.7 Rangkuman Anava Dua Jalan dengan Isi Sel Tak Sama Sumber Variansi SS df MS F hitung Fα P Efek Utama A Baris 23.58 2 11.79 0.13 3.138 0,05 B Kolom 402.23 1 402.23 4.55 3.988 0,05 Interaksi AB 240.42 2 120.21 1.36 3.138 0,05 Ralat 5840.90 66 88.50 Total 6507.14 71 Perhitungan anava dua jalan selengkapnya terdapat pada lampiran. Berdasarkan tabel 4.5 dapat diuraikan pengujian hipotesis sebagai berikut : a Uji Hipotesis Pertama Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa H 01 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa H 11 : Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama diperoleh statistik uji 13 , F a  sedangkan harga kritiknya  66 ; 1 ; 05 , F 3,138. Karena commit to user 56 138 , 3 F 13 , F 66 ; 1 ; 05 , a    maka H 01 diterima dan H 11 ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa. b Uji Hipotesis Kedua Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dan metode diskusi terhadap kemampuan kognitif siswa H 02 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dan metode diskusi terhadap kemampuan kognitif siswa H 12 : Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dan metode diskusi terhadap kemampuan kognitif siswa Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama diperoleh statistik uji 55 , 4 F b  sedangkan harga kritiknya  66 ; 2 ; 05 , F 3,988. Karena 988 , 3 F 55 , 4 F 66 ; 2 ; 05 , b    maka H 02 ditolak dan H 12 diterima sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dan metode diskusi terhadap kemampuan kognitif siswa. c Uji Hipotesis Ketiga Ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses dengan minat belajar Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif siswa H 03 : Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode pembelajaran dan minat belajar Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif siswa H 13 : Ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode pembelajaran dan minat belajar Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif siswa Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama diperoleh statistik uji 36 , 1 F ab  sedangkan harga kritiknya  66 ; 2 ; 05 , F 3,138. Karena 138 , 3 F 36 , 1 F 66 ; 2 ; 05 , ab    maka H 03 diterima dan H 13 ditolak sehingga dapat commit to user 57 disimpulkan tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode pembelajaran dan minat belajar Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif siswa.

2. Hasil Uji Lanjut Anava

Uji anava hanya memberikan kesimpulan ada atau tidaknya perbedaan pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat dalam penelitian ini. Selanjutnya, jika ada perbedaan pengaruh maka perlu dilakukan uji lanjut anava untuk mengetahui manakah beda rerata dari anava yang memberikan pengaruh lebih signifikan. Berdasarkan hasil anava, hanya H 02 yang ditolak sehingga perlu uji lanjut komparasi ganda antar kolom. Uji lanjut anava dengan uji komparasi ganda metode Scheffe terhadap rerata antar kolom lampiran memberikan hasil yang terangkum dalam tabel berikut. Tabel 4.8 Rangkuman Uji Lanjut Anava dengan Komparasi Ganda Komparasi Rerata Statistik Uji F tabel =  F  = 0,05 P Kesimpulan .i X .j X 1 .  vs 2 .  63.16 57.62 6,22 7,034 0,05 1 .  = 2 .  Berdasarkan hasil uji lanjut anava tersebut, diperoleh 22 , 6 F .2 - .1  dan harga kritiknya 034 , 7 F F 66 ; 2 ; 05 , tabel   . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dan metode diskusi terhadap kemampuan kognitif siswa dimana penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi memberikan pengaruh hampir sama dengan metode diskusi 1 .  = 3 .  sebab 22 , 6 F .2 - .1  034 , 7 F tabel  . Perhitungan uji lanjut anava selengkapnya terdapat pada lampiran.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Hipotesis Pertama

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA TAHUN AJARAN 2006 2007

0 3 44

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA DI SMA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

0 4 96

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI SMP KELAS VIII TAHUN AJARAN 2008 2009

0 3 99

PENGGUNAAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA

1 6 107

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME MELALUI METODE DISKUSI RESITASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA PADA MATERI KALOR SMA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 2 101

PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA.

0 1 18

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN ANALISIS.

0 0 10

1 PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP FISIKA DI SMA

0 0 69