Berdasarkan skripsi Januarsini 2000 dalam penelitiannya tentang tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi tebu dengan fungsi produksi Cobb Douglas.
Variabel yang diduga berpengaruh terhadap produksi tebu adalah luas lahan, pupuk ZA, pupuk TSP, pupuk KCl, tenaga kerja, bibit tebu dan sistem tanam.
Hasil analisis menunjukkan bahwa luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi tebu sedangkan sistem tanam tidak berpengaruh nyata terhadap produksi
tebu. Faktor lainnya dikeluarkan dari model karena terjadi multikolinieritas. Dari nilai NPMBKM didapat nilai lebih besar dari satu yang berarti proses produksi
usahatani tebu tersebut belum efisien.
2.4 Kerangka Pemikiran
Usahatani tebu adalah kegiatan yang dilakukan seseorang di dalam pembudidayaan tanaman tebu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan usahatani tebu berhubungan dengan produksi dan penggunaan faktor produksi. Produksi berhubungan dengan penggunaan faktor produksi. Adapun
faktor produksi pada produksi tebu adalah: 1. Luas lahan, 2. Bibit, 3. Tenaga kerja, 4. Pupuk, 5. Pestisida. Penggunaan faktor produksi terhadap jumlah output
yang dihasilkan produksi dapat diukur tingkat efisiensi baik secara teknik, harga dan ekonomi. Dari sisi produksi dapat dilihat pendapatan usahatani tebu. Sehingga
dari berbagai kerangka tersebut dapat menganalisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani tebu dengan memberikan rekomendasi
penggunaan faktor produksi usahatani yang efisien secara teknik, harga serta ekonomi dan memberikan keuntungan maksimal bagi petani. Secara skematis
digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Keterangan :
: Menyatakan Hubungan : Menyatakan Hasil
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
Usahatani Tebu
Produksi Faktor Produksi:
1. Luas lahan
2. Bibit
3. Tenaga kerja
4. Pupuk
5. Pestisida
Efisiensi pada Penggunaan Faktor Produksi Usahatani
Tebu dan Keuntungan Maksimum bagi Petani Tebu
Pendapatan Usahatani Analisis Efisiensi :
1. Efisiensi Teknik 2. Efisiensi Harga
3. Efisiensi Ekonomi
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, tinjauan pustaka dan landasan teori yang telah dikemukakan, hipotesis penelitian ini adalah :
1. Tingkat produksi usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan
Stabat Kabupaten Langkat tergolong rendah. 2.
Usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat adalah usahatani yang tidak menguntungkan.
3. Penggunaan faktor produksi usahatani tebu di Desa Kwala Begumit
Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat belum efisien secara teknik, harga dan ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian subsektor perkebunan memiliki arti penting terutama di negara berkembang yang selalu berupaya untuk memanfaatkan kekayaan sumber
daya alam secara lestari dan berkelanjutan. Subsektor perkebunan mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penerimaan devisa negara, penyedia lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan
konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri, serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan Tim Penulis PS, 2008.
Ada beberapa jenis tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia yang terbagi atas tanaman semusim dan tanaman tahunan. Salah satu tanaman
perkebunan semusim yang dibudidayakan terus-menerus sampai sekarang adalah tanaman tebu.
Bahan baku untuk pengolahan gula yang paling umum digunakan adalah batang tanaman tebu. Batang tanaman tebu yang masih segar hampir seluruhnya tersusun
atas unsur karbon C, hidrogen H, dan Oksigen O. Dari sejumlah itu, kira-kira 75 diantaranya dalam bentuk air H2O dan sisanya dalam bentuk bahan kering.
Untuk kepentingan pengolahan gula, batang tanaman tebu dianggap tersusun atas nira tebu dan ampas. Tujuan dari pengolahan tebu adalah untuk memisahkan gula
atau sukrosa yang terkandung didalam batang tebu atau umbi tanaman bit gula sebanyak-banyaknya Tjokroadikoeoerno dan Baktir, 1984.