Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

hasil penelitian dari Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian maka tingkat produksi tergolong rendah. Untuk menguji hipotesis 2 yaitu untuk mengetahui pendapatan petani dari usahatani tebu, dihitung dengan analisis pendapatan usahatani dengan rumus: ∏ = TR – TC TR = P x Q TC = TFC + TVC Keterangan: ∏ = Pendapatan Benefit Rp TR = Penerimaan Total Revenue Rp TC = Total Biaya Total Cost Rp P = Harga Jual Price RpTon Q = Jumlah Produksi Quantity Ton TFC = Total Biaya Tetap Total Fixed Cost Rp TVC = Total Biaya Variabel Total Variable Cost Rp Pendapatan ∏ dalam suatu usaha diperoleh dari total penerimaan Total Revenue TR dikurangi dengan total biaya Total Cost TC dalam suatu proses produksi. Pendapatan yang nilainya positif disebut keuntungan sedangkan pendapatan bernilai negatif disebut kerugian. Analisis RC rasio merupakan analisis dalam usahatani yang berfungsi untuk mengetahui kelayakan dari kegiatan usahatani yang dilaksanakan dengan membandingkan nilai output terhadap nilai inputnya atau dengan kata lain membandingkan penerimaan usahatani dengan pengeluaran usahataninya. Analisis RC rasio dilakukan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang dihasilkan dari setiap Rupiah yang dikeluarkan pada suatu kegiatan usahatani. Jika rasio RC bernilai lebih dari satu RC 1, maka usahatani layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika rasio RC bernilai kurang dari satu RC 1, maka usahatani tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Analisis RC : R C Dimana : R = penerimaan usahatani C = biaya usahatani Untuk menguji hipotesis 3 yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan model Cobb-Douglas dan uji efisiensi menggunakan stochastic production frontier. Pertama, untuk mengetahui pengaruh faktor produksi luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk dan pestisida terhadap produksi tebu pengolahan data menggunakan alat bantu software SPSS 17, dan selanjutnya dilakukan interpretasi hasil. Analisis fungsi Cobb-Douglas dinyatakan oleh hubungan Y dan X yang sudah ditransformasikan ke dalam bentuk linier yaitu sebagai berikut: LnY= lnb + b 1 lnx 1 + b 2 lnx 2 + b 3 lnx 3 + b 4 lnx 4 + b 5 lnx 5 + e Keterangan : Y = produksi tebu TonHa b = intercept X 1 = luas lahan Ha X 2 = bibit batang X 3 = tenaga kerja HKP X 4 = pupuk Kg X 5 = pestisida lt e = kesalahan pendugaan Persamaan regresi dianalisis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dari faktor-faktor produksi terhadap output yang dihasilkan. Nilai yang diperoleh dari analisis regresi yaitu besarnya nilai uji serempak, nilai uji parsial dan koefisien determinan R 2 . Pengujian secara statistik adalah sebagai berikut: 1. Uji Determinan R 2 Nilai koefisien determinan R 2 digunakan untuk mengetahui sejauh mana besar keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Uji Serempak Nilai signifikansi digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama serempak berpengaruh nyata terhadap veriabel terikat. Kriteria uji : Berdasarkan Nilai Signifikansi α =0,05 - Jika nilai signifikansi α 0,05 maka H diterima - Jika nilai Signifikansi α 0,05 maka H ditolak Apabila Signifikansi α 0,05 maka H ditolak maka secara bersama-sama serempak variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat dan sebaliknya bila signifikansi α 0,05 H diterima maka secara bersama-sama serempak variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. 3. Uji Parsial Nilai signifikansi digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang digunakan secara parsial berpengaruh nyata terhadap veriabel terikat. Kriteria uji : Berdasarkan Nilai Signifikansi α =0,05 - Jika nilai signifikansi α 0,05 maka H diterima - Jika nilai Signifikansi α 0,05 maka H ditolak Jika signifikansi α 0,05 maka variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, sebaliknya jika signifikansi α 0,05 , maka variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Kedua, Uji efisiensi penggunaan faktor produksi luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk dan pestisida digunakan untuk melihat apakah faktor produksi yang digunakan pada usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat sudah efisien atau belum. Uji efisiensi meliputi efisiensi teknik, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi. 1. Efisiensi Teknik Efisiensi teknik merupakan pengunaan input seminimal mungkin dengan tujuan menghasilkan output sebanyak mungkin. Efisiensi teknik mengacu kepada upaya menghindari pemborosan penggunaan input. Efisiensi teknik bertujuan untuk memaksimalkan output. Petani disebut efisien secara teknik apabila berproduksi pada tingkat batas produksinya dimana hal ini tidak selalu dapat diraih karena berbagai faktor seperti cuaca yang buruk, adanya binatang yang merusak atau faktor-faktor lain yang menyebabkan produksi di bawah batas yang diharapkan Battese dan Coelli 1995. Untuk mengetahui efisiensi teknik maka diperlukan data penggunaan faktor produksi seperti luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk dan pestisida yang sudah dilogaritmanaturalkan terlebih dahulu. Kemudian akan didapat nilai harapan mean efisiensi tekniknya TE dengan menggunakan alat bantu software frontier 4.1. Apabila TE = 1 maka penggunaan faktor produksi usahatani dikatakan efisien secara teknik. Demikian pula apabila TE 1 atau TE 1 maka penggunaan faktor produksi usahatani dikatakan inefisien secara teknik. 2. Efisiensi Harga Efisiensi harga EH merupakan rasio antara total biaya produksi suatu output menggunakan faktor aktual dengan total biaya produksi suatu output menggunakan faktor optimal dengan kondisi efisien secara teknik. Apabila EH = 1 maka penggunaan faktor produksi usahatani dikatakan efisien secara harga. Demikian pula apabila EH 1 atau EH 1 maka penggunaan faktor produksi usahatani dikatakan inefisien secara harga. 3. Efisiensi Ekonomi Efisiensi ekonomi terdiri dari efisiensi teknik dan efisiensi harga. Efisiensi ekonomi dapat diukur dengan kriteria keuntungan maksimum yaitu menggunakan input secara optimal untuk menghasilkan output maksimal dengan biaya tertentu dan kriteria biaya minimum yaitu dengan meminimumkan biaya dengan jumlah output tertentu. Efisiensi ekonomi merupakan tercapainya efisiensi teknik dan efisiensi harga. EE = ET. EH Dimana: EE = Efisiensi Ekonomi ET = Efisiensi Teknik EH = Efisiensi Harga Apabila EE = 1 maka penggunaan faktor produksi usahatani dikatakan efisien secara ekonomi. Demikian pula apabila EE 1 atau EE 1 maka penggunaan faktor produksi usahatani dikatakan inefisien secara ekonomi.

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini maka diberi defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Defenisi

1. Usahatani tebu adalah kegiatan yang dilakukan seseorang di dalam pembudidayaan tanaman tebu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. 2. Pendapatan adalah keuntungan dari usahatani tebu yang dihitung dari selisih antara penerimaan usahatani tebu dengan biaya usahatani tebu selama satu musim tanam diukur dalam satuan Rupiah Rp. 3. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masukan yang digunakan pada usahatani tebu yang terdiri dari luas lahan Ha, bibit batang, tenaga kerja HKP , pupuk Kg dan pestisida lt 4. Produksi tebu Y adalah tebu yang dihasilkan dalam satu musim tanam yang diukur dalam satuan Ton Ton. 5. Luas lahan X 1 adalah luas lahan yang digunakan untuk berusahatani tebu yang diukur dalam satuan hektar Ha. 6. Bibit X 2 adalah bibit tebu yang digunakan untuk berusahatani tebu selama satu musim tanam. Bibit diukur dalam satuan batang. 7. Tenaga kerja X 3 adalah jumlah tenaga kerja total yang digunakan dalam proses produksi untuk berbagai kegiatan usahatani selama satu musim tanam. Tenaga kerja diukur dalam satuan HKP. 8. Pupuk X 4 adalah jumlah pupuk yang digunakan petani untuk memupuk tebu selama satu kali musim tanam yang diukur dalam satuan kilogram Kg. 9. Pestisida X 5 adalah jumlah pestisida yang digunakan petani untuk pengendalian hama selama satu musim tanam. Satuan ukuran yang digunakan adalah liter lt untuk pestisida. 10. Efisiensi teknik merupakan pengunaan faktor produksi usahatani tebu yang optimal di dalam usahatani tebu. 11. Efisiensi harga merupakan hubungan antara biaya faktor produksi dengan hasil produksi secara optimal dalam usahatani tebu. 12. Efisiensi ekonomi merupakan tercapainya efisiensi teknik dan efisiensi harga dalam usahatani tebu.