Latar Belakang Analisis Efisiensi Usahatani Tebu (Studi Kasus : Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat)

Program akselerasi peningkatan produktivitas gula nasional untuk pencapaian swa sembada telah dilaksanakan sejak 2003 di pulau Jawa. Di Sumatera Utara program ini dilaksanakan sejak tahun 2006. Penurunan produktivitas antara lain disebabkan faktor baku teknik budidaya yang tidak pernah dicapai. Menurunnya produktivitas lebih banyak disebabkan oleh aktivitas budidaya tebu telah menyimpang dari baku teknik budidaya mulai dari jarangnya menggunakan bibit dari sumber bibit sehat dan berkualitas, pengolahan tanah yang kurang sempurna, pemeliharaan tanaman seadanya, serta kurang baiknya penanganan tebang, muat dan angkut Dinas Perkebunan Prov. Sumatera Utara, 2008. Di dalam kehidupan sehari-hari gula sangat penting sekali, bahkan gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan di Indonesia. Kebutuhan gula dari tahun ke tahun semakin meningkat terus-menerus, yaitu seiring dengan pesatnya pertambahan penduduk sampai sekarang ini. Produksi, konsumsi dan impor gula dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Produksi, Konsumsi dan Impor Gula Nasional 2010-2013 Tahun Produksi Ton Konsumsi Ton Impor Ton 2010 2.214.489 4.289.000 2.300.089 2011 2.228.259 4.670.770 2.060.000 2012 2.591.687 5.200.000 2.350.000 2013 2.762.477 5.516.470 2.260.000 Sumber : Sekretariat Dewan Gula Indonesia, 2014 Berdasarkan Tabel 1.1 diperoleh informasi bahwa produksi gula Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2010-2013. Namun peningkatan konsumsi gula Indonesia lebih besar setiap tahunnya dibandingkan dengan peningkatan produksi gula Indonesia. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah produksi tebu di Indonesia. Berikut ini data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman tebu perkebunan rakyat di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun 2011-2013. Tabel 1.2 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Tebu Perkebunan Rakyat Tahun 2011-2013 Provinsi Sumatera Utara Tahun Luas Panen Ha Produksi Ton Produktivitas TonHa 2011 1.576,30 12.258,60 7,78 2012 903,15 4.036,75 4,47 2013 2.468 8.123 3,29 Sumber :Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2014 Berdasarkan Tabel 1.2 diperoleh informasi bahwa produksi tebu di Provinsi Sumatera Utara mengalami fluktuasi pada periode 2011-2013 bahkan cenderung menurun. Begitu juga pada produktivitas tebu di Sumatera Utara yang mengalami penurunan setiap tahunnya. Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah sentra produksi tebu di Sumatera Utara. Berikut ini data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman tebu perkebunan rakyat di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dalam kurun 2011-2013. Tabel 1.3 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Tebu Perkebunan Rakyat Tahun 2011-2013 Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara Tahun Luas Panen Ha Produksi Ton Produktivitas TonHa 2011 733,60 3.295 4,49 2012 438 1.956,75 4,46 2013 550,10 2.482,17 4,51 Sumber :Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2014 Terdapat 3 Kecamatan di Kabupaten Langkat yang merupakan sentra produksi tebu yaitu Binjai, Stabat dan Secanggang. Pada tahun 2013 produksi tebu tertinggi terdapat di Kecamatan Stabat. Kecamatan Stabat merupakan Kecamatan dengan luas panen produksi tebu terluas di Kabupaten Langkat. Berikut ini data luas panen dan produksi tanaman tebu perkebunan rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013. Tabel 1.4 Luas Panen dan Produksi Tanaman Tebu Perkebunan Rakyat Tahun 2013 Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kecamatan. Kecamatan Luas Panen Ha Produksi Ton Binjai 47,50 199,50 Stabat 492,50 2.068,92 Secanggang 10 213,75 Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2014 Efisiensi terbagi menjadi 3 yaitu efisiensi teknik, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi. Efisiensi teknik tercapai manakala petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi yang tinggi dapat dicapai. Efisiensi harga tercapai bila petani mendapatkan keuntungan yang besar dengan cara membeli faktor produksi pada harga yang murah dan menjual hasil pada saat harga tinggi. Efisiensi ekonomi tercapai apabila petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga faktor produksi yang dapat ditekan, tetapi dapat menjual produksinya dengan harga tinggi secara bersamaan Rita Hanafie, 2010. Badan Ketahanan Pangan Nasional mengatakan sistem produksi, produktivitas dan efisiensi pada pangan strategis seperti gula masih cukup lemah. Sistem produksi gula sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari karakter sistem usahatani tebu skala kecil dan berafiliasi dengan PT Perkebunan Nusantara dengan persoalan efisiensi teknik dan efisiensi ekonomi. Kinerja industri gula nasional pada dekade terakhir mengalami penurunan baik dari sisi areal, produksi maupun tingkat efisiensi. Peningkatan nilai efisiensi teknik, harga dan ekonomi dalam usahatani merupakan sumber potensial dari pertumbuhan produksi sehingga menjadi kunci untuk dapat memenuhi pertumbuhan permintaan produk pertanian di masa yang akan datang Narala dan Zala, 2010. Penggunaan faktor produksi usahatani tebu yang tidak efisiensi menyebabkan produksi gula belum maksimal, sehingga mengakibatkan peningkatan produksi gula tidak dapat mengimbangi peningkatan konsumsi gula satiap tahunnya sehingga Indonesia harus mengimpor gula setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula penduduknya. Hal ini menimbulkan permasalahan sekaligus memunculkan peluang bagi investor di subsektor perkebunan tanaman tebu di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat produksi usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat? 2. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat? 3. Bagaimana tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten?

1.3 Tujuan Penelitian

Terdapat beberapa tujuan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis tingkat produksi usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. 2. Untuk menganalisis tingkat pendapatan usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. 3. Untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai sumber informasi dan pertimbangan kepada pemerintah dalam salah satu upaya untuk memecahkan permasalahan gula Nasional. 2. Sebagai bahan pertimbangan, referensi dan literatur bagi peneliti-peneliti selanjutnya.