Fungsi Produksi Landasan Teori .1 Konsep Usahatani
Pada dasarnya fungsi produksi dapat dinyatakan secara sistematis maupun dengan kurva produksi. Kurva tersebut menggambarkan hubungan fisik faktor produksi
dan hasil produksinya, dengan asumsi hanya satu produksi yang berubah dan faktor produksi lainnya dianggap tetap cateris paribus.
Selain hubungan input dan output suatu proses produksi, fungsi produksi juga menggambarkan Marginal Product MP dan Average Product AP. Pengertian
dari Marginal Product MP adalah tambahan produksi per kesatuan tambahan input. Sedangkan Average Product AP adalah produksi per kesatuan input.
Adapun kurva total produksi, rata-rata produksi dan marjinal produksi digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produk Rata-rata dan Produk Marginal
Pada Gambar 2.1 dijelaskan bahwa berdasarkan elastisitas produksinya, kurva produksi terbagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah I dimana terjadi peningkatan
AP, daerah II dimana terjadi penurunan AP saat MP positif, dan daerah III dimana terjadi penurunan AP saat MP negatif.
Daerah I berada di sebelah kiri titik AP maksimum dengan nilai elastisitas produksi lebih besar dari satu ε 1. Hal ini berarti bahwa penambahan faktor
produksi sebesar satu satuan akan menyebabkan penambahan produksi lebih besar dari satu satuan. Kondisi tersebut dapat terjadi saat nilai MP lebih besar dari nilai
AP. Pada kondisi elastisitas produksi yang lebih besar dari satu, keuntungan maksimum belum tercapai karena produksi masih dapat ditingkatkan. Oleh karena
itu, daerah ini disebut daerah irrasional atau inefisien. Daerah II berada di antara AP maksimum dan MP=0 dengan nilai elastisitas
produksi antara nol dan satu 0 ε 1. Hal ini berarti bahwa penambahan faktor produksi sebesar satu satuan akan menyebabkan penambahan produksi paling
besar satu satuan dan paling kecil nol satuan. Pada daerah ini terjadi penambahan hasil produksi yang semakin menurun, namun penggunaan faktor-faktor produksi
tertentu di daerah ini dapat memberikan keuntungan maksimum. Oleh karena itu, daerah ini disebut daerah rasional atau efisien.
Daerah III berada di sebelah kanan MP=0 dengan nilai elastisitas produksi kurang dari nol ε 0. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan satu satuan input akan
menyebabkan penurunan produksi. Pada daerah ini, penggunaan faktor produksi sudah tidak efisien. Oleh karena itu, daerah III disebut daerah irrasional.