Tingkat Produksi Usahatani Tebu

5.2 Pendapatan Usahatani Tebu

Analisis pendapatan usahatani tebu yang dilakukan bertujuan untuk menjelaskan perihal penerimaan menyangkut hasil produksi serta harga jual, komponen biaya produksi dan pendapatan usahatani. Untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani tebu dilakukan dengan membandingkan antara penerimaan usahatani tebu dengan pengeluaran usahatani tebu RC.

5.2.1 Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan hasil usahatani tebu selama satu musim tanam yaitu hasil perkalian dari jumlah fisik produk dengan harga jual. Hasil produksi tebu dalam bentuk batangan selanjutnya diolah menjadi gula. Jumlah gula dihitung dengan cara jumlah produksi batangan tebu dikalikan nilai rendemen tebu. Jumlah gula yang akan dihasilkan dipengaruhi oleh nilai rendemen tebu. Semakin tinggi nilai rendemen tebu semakin banyak gula yang akan dihasilkan begitu juga sebaliknya. Total produksi tebu di lokasi penelitian dalam bentuk batangan tebu berjumlah sebesar 135,5 TonPetaniMT atau 75,5 TonHaMT dengan nilai rendemen sebesar 6,2. Sehingga jumlah gula yang dihasilkan sebelum bagi hasil dengan pabrik gula yaitu sebesar 8.401,6 Kg Petani atau 4.682,86 KgHa. Pengolahan tersebut dilakukan di pabrik gula dengan sistem bagi hasil sebesar 65:35 65 untuk petani dan 35 untuk pabrik gula. Maka jumlah gula usahatani tebu sebesar 5.461,05 KgPetani atau 3.043,86 KgHa. Penerimaan usahatani tebu dihitung dari hasil perkalian antara jumlah gula dengan harga jual gula. Jumlah gula usahatani tebu di lokasi penelitian adalah 55.461,05 KgPetani atau 3.043,86 KgHa dengan harga jual gula sebesar Rp.10.500Kg. Penerimaan usahatani tebu yang diperoleh dari hasil penjualan gula adalah Rp.57.340.973Petani atau Rp.31.960.542Ha.

5.2.2 Biaya Usahatani

Biaya usahatani adalah semua pengorbanan sumberdaya ekonomi dalam satuan uang yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam satu musim tanam produksi. Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya atau besarnya tidak tergantung pada faktor-faktor produksi yang digunakan dan jumlah produksi yang diperoleh. Sementara biaya tidak tetap atau biaya variabel besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang diperoleh, meliputi biaya untuk sarana produksi. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usahatani tebu meliputi penyusutan, biaya sewa lahan dan biaya PBB. Biaya variabel yang dikeluarkan dalam usahatani tebu meliputi biaya bibit, pemupukan, pestisida, tenaga kerja, biaya lain-lainPPN, biaya sewa traktor dan biaya sewa truk. Biaya tetap usahatani tebu adalah sebesar Rp.4.023.954Petani atau Rp.2.242.859Ha sedangkan biaya variabel usahatani tebu sebesar Rp.16.210.735Petani atau Rp.9.035.492Ha. Sehingga Total biaya usahatani tebu adalah sebesar Rp.20.234.689Petani atau Rp.11.278.351Ha.