Teknologi Peningkatan Produktivitas Tebu Rakyat

1. Pembibitan Pembibitan adalah kegiatan manusia untuk menanam bibit tebu secara terencana. Bibit tebu adalah bahan tanam dari batang tebu yang memenuhi persyaratan umur dan kualitas yang telah ditetapkan. Bibit tebu yang ditanam dianjurkan varietas tebu unggul yang memenuhi persyaratan terutama menyangkut dengan kualifikasi, sumber bibit, umur, mutu dan cara kemasan. 2. Pengendalian Gulma Gulma merupakan organisme pengganggu tanaman utama di areal tebu Sumatera Utara, karena pertumbuhannya lebih cepat dan lebat dibanding dengan wilayah perkebunan tebu lainnya. Hal tersebut karena kondisi cuaca curah hujan yang cukup basah merata sepanjang tahun. Jika gulma dibiarkan tumbuh bersama tebu selama 3 bulan pertama dapat menurunkan bobot sebesar 13,2 persen dan 36,5 persen berturut-turut di lahan ringan dan lahan berat areal tebu Kuala Madu. Pengendalian gulma diarahkan bagaimana caranya agar pada 3 bulan pertama pertumbuhan tebu terbebas dari persaingan gulma. Pengolahan tanah yang baik, tanam tepat waktu dan penggunaan bibit tebu yang berkualitas secara tidak langsung ikut berperan dalam mengendalikan pertumbuhan gulma pada awal pertumbuhan tebu. 3. Pemupukan Pemupukan adalah tindakan pemberian unsur hara ke dalam tanah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hara bagi pertumbuhan tanaman dan memperbaikimempertahankan kesuburan tanah. Dosis pupuk yang dibutuhkan oleh tebu bervariasi tergantung kepada tingkat kesuburan tanah dan jumlah hara yang diambil oleh tebu. Untuk menghasilkan 90 Ton tebu segar per Ha, jumlah pupuk atau hara yang diambil tanaman sebanyak 85 Kg N, 60 Kg P2O5 dan 280 Kg K2O. Secara konersial selama ini di Sumatera Utara penggunaan unsur hara bagi tebu masih terbatas pada pemenuhan unsur hara makro. Kebutuhan N, P2O5 dan K2O berturut-turut dipenuhi oleh pupuk tunggal Urea, SP36TSP dan KCL. Dosis tebu untuk tebu rakyat sebaiknya mengikuti rekomendasi umum yang digunakan di lahan HGU PTPN II yakni menggunakan pupuk tunggal Urea, TSP dab KCL masing-masing 300, 200 dan 200 Kg per Ha Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, 2008. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Konsep Usahatani Usahatani adalah sebagai bagian dari permukaan bumi, dimana petani atau suatu badan tertentu lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak. Usahatani dapat dipandang sebagai suatu cara hidup away of life atau sebagai suatu perusahaan farm business Mosher, 1969. Usahatani adalah organisasi yang pelaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial baik yang terikat geneologis, politis maupun teritorial sebagai pengelolanya Soekartawi , 1986. Hernanto 1996 menjelaskan bahwa terdapat empat unsur pokok faktor-faktor produksi dalam usahatani, yaitu : 1 Lahan Lahan merupakan faktor yang relatif langka dibanding dengan faktor produksi lain serta distribusi penguasaannya tidak merata di masyarakat. Oleh karena itu, lahan memiliki beberapa sifat, di antaranya adalah : luasnya relatif atau dianggap tetap, tidak dapat dipindah-pindahkan, dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Lahan usahatani dapat diperoleh dengan cara membeli, menyewa, membuka lahan sendiri, wakaf, menyakap atau pemberian negara. 2 Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan pelaku dalam usahatani yang bertugas menyelesaikan berbagai macam kegiatan produksi. Dalam usahatani, tenaga kerja dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak, dan tenaga kerja mekanik. Tenaga kerja manusia digolongkan menjadi tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani didasari oleh tingkat kemampuannya. Kualitas kerja manusia sangat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat kesehatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam kegiatan usahatani digunakan satuan ukuran yang umum untuk mengatur tenaga kerja yaitu jumlah jam dan hari kerja total. Ukuran ini menghitung seluruh pencurahan kerja mulai dari persiapan hingga pemanenan dengan menggunakan inventarisasi jam kerja 1 hari = 7 jam kerja lalu dijadikan hari kerja total HK total. Tenaga kerja manusia dapat diperoleh dari dalam dan luar keluarga. Tenaga kerja ternak sering digunakan untuk pengolahan tanah dan angkutan. Begitu pula dengan tenaga kerja mekanik sering digunakan untuk pengolahan tanah, penanaman, pengemdalian hama, serta pemanenan.