Metode Penentuan Daerah Penelitian

Sebagai lokasi penelitian dipilih adalah Desa Kwala Begumit, didasari pertimbangan karena desa ini merupakan salah satu desa yang menerima bantuan dana Penguatan Modal Usaha Kelompok tebu rakyat di Kabupaten Langkat. Dengan anggota penerima sebagai terlampir Lampiran I.

3.2 Metode Penentuan Besar Sampel

Populasi petani tebu dalam penelitian ini adalah petani yang mengelola usahatani tebu rakyat mencakup 9 kelompok tani di Desa Kwala Begumit Lampiran 1 yang memperoleh fasilitas bantuan dana Penguatan Modal Usaha Kelompok tebu rakyat di Kabupaten Langkat, yakni sebanyak 103 petani. Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus Slovin, sebagai berikut: di mana : n = Besar sampel N = Besar populasi e = Kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, yaitu 10 N = 103 e = 10 n n n = 51 Dengan menggunakan rumus diatas maka ditetapkan besar sampel sebanyak 51 orang petani. Selanjutnya distribusi sampel untuk setiap kelompok tani dilakukan secara proporsional Lampiran 1.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan seperti Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, Sekretariat Dewan Gula Indonesia dan Koperasi Karsa Mulia.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis 1 dianalisis secara deskriptif, dengan membandingkan jumlah hasil produksi tebu dengan luas tanam dalam satuan hektar. Selanjutnya tingkat produksi tebu ini dibandingkan dengan rata-rata Nasional 70 TonHa Tabloid Sinar Tani, 2015 serta tingkat produksi tebu hasil penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebesar 135 TonHa Tabloid Sinar Tani, 2015. Apabila tingkat produksi daerah penelitian dari tingkat produksi rata-rata Nasional maka tingkat produksi tergolong tinggi, serta sebaliknya apabila tingkat produksi dari tingkat produksi rata-rata Nasional maka tingkat produksi tergolong rendah. Kemudian membandingkan tingkat produksi daerah penelitian dengan tingkat produksi hasil penelitian dari Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Apabila tingkat produksi daerah penelitian dari tingkat produksi hasil penelitian dari Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian maka tingkat produksi tergolong tinggi, serta sebaliknya jika tingkat produksi dari tingkat produksi