Tingkat Efisiensi Teknik, Efisiensi Harga dan Efisiensi Ekonomi pada Usahatani Tebu

Hasil analisis input produksi yang mempengaruhi produksi dimasukkan ke dalam persamaan fungsi Cobb Douglas sebagai berikut: Y = 1,194X1 54,171 X2 0,001 X3 0,074 X4 0,019 X5 0,04 Sedangkan jika hasil analisis input produksi yang mempengaruhi produksi diubah ke dalam bentuk linier sebagai berikut: Ln Y = 1,194+54,171LnX1+0,001LnX2+0,074LnX3+0,019LnX4+ 0,04LnX5 Nilai konstanta sebesar 1,194 merupakan titik potong garis regresi dengan sumbu tegak Y. Berikut ini interpretasi secara parsial adalah sebagai berikut: 1 Koefisien regresi sebesar 54,171 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan luas lahan X1 sebesar 1, akan menambah produksi sebesar 54,171, cateris paribus. 2 Koefisien regresi sebesar 0,001 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan bibit X2 sebesar 1, akan menambah produksi sebesar 0,001, cateris paribus. 3 Koefisien regresi sebesar 0,074 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan tenaga kerja X3 sebesar 1, akan menambah produksi sebesar 0,074, cateris paribus. 4 Koefisien regresi sebesar 0,019 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan pupuk X4 sebesar 1, akan menambah produksi sebesar 0,019, cateris paribus. 5 Koefisien regresi sebesar 0,04 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan pestisida X5 sebesar 1, akan menambah produksi sebesar 0,04, cateris paribus. Berdasarkan uji parsial apabila nilai signifikansi α 0,05 maka variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat sedangkan apabila nilai signifikansi α 0,05 maka variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Dapat diketahui bahwa luas lahan, bibit dan pupuk secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi tebu sedangkan tenaga kerja dan pestisida secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tebu. Efisiensi merupakan penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani terdiri dari 3 macam yakni: efisiensi secara teknis, harga dan ekonomi. Berikut ini hasil penelitian analisis efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani tebu di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat yang telah diolah dengan menggunakan software Frontier 4.1 karena telah digunakan secara luas dan teruji untuk mengkaji efisiensi produksi di negara-negara maju dan berkembang dengan hasil yang lebih akurat. 1. Efisiensi Teknik Efisiensi teknik merupakan kemampuan dari usahatani untuk memperoleh output maksimal dari sejumlah penggunaan input tertentu. Diketahui nilai rata-rata efisiensi teknik pengunaan faktor produksi usahatani tebu di lokasi penelitian mencapai 0,99 Lampiran 13. Nilai efisiensi teknik tersebut menunjukkan bahwa rata-rata petani sampel dapat mencapai 99 dari produksi yang diperoleh dengan kombinasi faktor produksi yang dikorbankan. Hal ini menunjukkan bahwa pengunaan faktor produksi usahatani tebu hampir mencapai efisiensi teknik. Nilai efisiensi teknik yang mendekati 1 berarti tingkat efisiensi teknik pengunaan faktor produksi usahatani tergolong tinggi. Dilihat dari hasil penelitian sebanyak 51 sampel pada usahatani tebu yang diteliti, semua sampel belum mencapai efisiensi pengunaan faktor produksi usahatani tebu secara teknik. 2. Efisiensi Harga Efisiensi harga merupakan tingkat keberhasilan petani dalam usahanya untuk mencapai keuntungan maksimum yang dicapai pada saat nilai produk marjinal setiap faktor produksi yang diberikan sama dengan biaya marjinalnya . Diketahui nilai rata-rata efisiensi harga pengunaan faktor produksi usahatani tebu dilokasi penelitian sebesar 0,12 Lampiran 14. Nilai efisiensi harga tersebut menunjukkan bahwa rata-rata petani sampel hanya mencapai 12 dari produksi yang diperoleh dengan kombinasi harga faktot produksi yang dikorbankan. Hal ini menunjukkan bahwa pengunaan faktor produksi usahatani tebu belum efisiensi secara harga. Nilai efisiensi harga yang belum mencapai 1 berarti tingkat efisiensi harga pengunaan faktor produksi usahatani tergolong rendah. Dilihat dari hasil penelitian sebanyak 51 sampel pada usahatani tebu yang diteliti, semua sampel belum mencapai efisiensi pengunaan faktor produksi usahatani tebu secara harga. 3. Efisiensi Ekonomi Efisiensi ekonomi merupakan tercapainya efisiensi secara teknik maupun harga dalam usahatani. Hasil perhitungan efisiensi ekonomi pengunaan faktor produksi usahatani tebu di lokasi penelitian adalah sebagai berikut : EE = ET x EH = 0,99 x 0,12 = 0,12 Dari hasil perhitungan di atas, maka didapat nilai efisensi ekonomi pengunaan faktor produksi usahatani tebu sebesar 0,12. Pengunaan faktor produksi usahatani tebu di lokasi penelitian belum efisien secara ekonomi karena 1. Dapat disimpulkan pengunaan faktor produksi usahatani di Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat belum efisiensi secara teknik, harga dan ekonomi artinya hipotesis yang menyatakan bahwa penggunaan faktor produksi usahatani tebu di daerah penelitian belum efisien secara teknik, harga dan ekonomi dapat diterima. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tingkat produksi rata-rata usahatani tebu di lokasi penelitian lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat produksi rata-rata usahatani tebu Nasional yakni sebesar 75,5 TonHaMT 70 TonHaMT namun tingkat produksi rata-rata usahatani tebu di lokasi penelitian tergolong rendah jika dibandingkan dengan rata-rata produksi usahatani tebu Balai Penelitian dan Pengembangan yakni sebesar 75,5 TonHaMT 135 TonHaMT. Sehingga tingkat produksi usahatani tebu di lokasi penelitian masih berpotensi untuk ditingkatkan. 2. Usahatani tebu di lokasi penelitian merupakan usahatani yang menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Dengan penerimaan usahatani tebu sebesar Rp.57.340.973Petani atau Rp.31.960.542Ha dengan biaya usahatani tebu sebesar Rp.20.234.689Petani atau Rp.11.278.351Ha maka pendapatan usahatani tebu sebesar Rp.37.106.284Petani atau Rp.20.682.191Ha. Nilai analisis kelayakan usahatani tebu RC di lokasi penelitian sebesar 2,8 atau 1 ini menunjukkan bahwa usahatani tebu di lokasi penelitian merupakan usahatani yang layak untuk diusahakan. 3. Nilai efisiensi teknik usahatani tebu di lokasi penelitian sebesar 0,99 atau 1 ini menunjukkan bahwa usahatani tebu di lokasi penelitian belum efisien secara teknik. Nilai efisiensi harga usahatani tebu di lokasi penelitian sebesar 0,12 ini menunjukkan bahwa usahatani tebu di lokasi penelitian belum efisien secara harga. Nilai efisiensi ekonomi usahatani tebu di lokasi penelitian sebesar 0,12 atau 1 ini menunjukkan bahwa usahatani tebu di lokasi penelitian belum efisien secara ekonomi. Usahatani tebu di lokasi penelitian adalah usahatani tebu yang belum efisien secara teknik, harga dan ekonomi.

6.2 Saran

1. Kepada Petani Usahatani Tebu Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan faktor produksi maka petani perlu menyesuaikan penggunaan faktor produksi yakni penggunaan pupuk masih harus ditingkatkan sesuai dengan standar ketentuan yang berlaku, penggunaan tenaga kerja yang berpengalaman terampil sehingga pemakaian tenaga kerja dapat diminimalkan dan penggunaan pestisida dengan mengacu pada standar ketentuan yang berlaku sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal. 2. Kepada Pemerintah Pemerintah perlu menyediakan benih yang berkualitas untuk petani hal ini dikarenakan petani di lokasi penelitian masih memakai varietas bibit yang lama sehingga produksi dan rendemen tebu rendah. Kemudian menganti fasilitas pabrik gula yang sudah lama contohnya mesin pengolahan gula dengan yang baru yang lebih modern. Pabrik gula masih menggunakan mesin yang lama sehingga proses pengolahan gula masih belum optimal karena adanya gula yang terbuang ketika dalam pengolahan sehingga hasil yang didapat belum maksimal. 3. Kepada Peneliti Selanjutnya Agar meneliti optimalisasi penggunaan faktor produksi pada usahatani tebu dengan menambahkan variabel yang belum dimasukkan dalam model ini.