2.2.3 Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara masukan dan produksi. Masukan seperti tanah, pupuk, tenaga kerja, modal, iklim, dan sebagainya itu
mempengaruhi besar-kecilnya produksi yang diperoleh Soekaratawi, 2002. Misalkan Y adalah produksi dan Xi adalah masukan i, maka besarnya Y akan
tergantung pada besarnya X1, X2, X3, ..., Xm yang digunakan pada fungsi tersebut. Secara aljabar, hubungan Y dan X dapat ditulis sebagai berikut :
Y = fX1, X2, X3, ..., Xm dimana :
Y : produksioutput X1, X2, X3, ..., Xm : faktor produksiinput.
Jika bentuk fungsi produksi tersebut diketahui, maka informasi harga dan biaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan kombinasi masukan terbaik maupun
mengetahui pengaruh kebijakan pemerintah terhadap penggunaan masukan dan terhadap produksi. Namun hal ini sulit dilakukan oleh petani. Hal ini disebabkan
oleh : 1. Adanya faktor ketidaktentuan terkait cuaca, hama, dan penyakit tanaman.
2. Data yang digunakan untuk pendugaan fungsi produksi mungkin tidak benar. 3. Pendugaan fungsi produksi hanya dapat diartikan sebagai gambaran rata-rata
suatu pengamatan. 4. Data harga dan biaya yang diluangkan opportunity cost mungkin tidak dapat
diketahui secara pasti. 5. Setiap petani dan usahataninya mempunyai sifat yang khusus.
Pada dasarnya fungsi produksi dapat dinyatakan secara sistematis maupun dengan kurva produksi. Kurva tersebut menggambarkan hubungan fisik faktor produksi
dan hasil produksinya, dengan asumsi hanya satu produksi yang berubah dan faktor produksi lainnya dianggap tetap cateris paribus.
Selain hubungan input dan output suatu proses produksi, fungsi produksi juga menggambarkan Marginal Product MP dan Average Product AP. Pengertian
dari Marginal Product MP adalah tambahan produksi per kesatuan tambahan input. Sedangkan Average Product AP adalah produksi per kesatuan input.
Adapun kurva total produksi, rata-rata produksi dan marjinal produksi digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produk Rata-rata dan Produk Marginal
Pada Gambar 2.1 dijelaskan bahwa berdasarkan elastisitas produksinya, kurva produksi terbagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah I dimana terjadi peningkatan