variabel agroekologi. Faktor konvensional merupakan variabel pilihan tradisional dalam proses menentukan produksi suatu produsen. Input konvensional termasuk
intensitas tenaga kerja, penggunaan pupuk dan penggunaan traktor. Di sisi lain, input non konvensional termasuk kualitas lahan, irigasi, penelitian pertanian,
ekspor pertanian dan ketidakstabilan Frisvold dan Ingram, 1994. Terdapat faktor internal dan eksternal sehingga petani tidak dapat mencapai
efisiensi tertinggi. Faktor internal yang merupakan kemampuan teknik dan manajerial petani dalam usaha tani meliputi luas dan penguasaan lahan,
pendidikan, umur, pendapatan, pengalaman, penguasaan teknologi serta kemampuan petani mengolah informasi untuk meningkatkan produksinya. Faktor
eksternal meliputi hal-hal di luar kendali petani seperti bencana alam, iklim, harga, penyakit dan hama tumbuhan dan lainnya Sumaryanto, 2003.
2.1.4 Teknologi Peningkatan Produktivitas Tebu Rakyat
Budidaya tebu merupakan serangkaian kegiatan mengelola tebu pada suatu lahan tertentu dengan memanipulasi kondisi lingkungan, tanaman dan masukan-
masukan faktor produksi sedemikian rupa untuk memperoleh keluaran yang optimal.
Menurunnya produktivitas lebih banyak disebabkan oleh aktivitas budidaya tebu telah menyimpang dari baku teknis budidaya mulai dari jarangnya menggunakan
bibit dari sumber bibit sehat dan berkualitas, pengolahan tanah yang kurang sempurna, pemeliharaan tanaman yang seadanya serta kurang baiknya
penanganan tebang, muat dan angkut. Berikut adalah tahapan-tahapan teknologi budidaya yang dapat dilakukan agar
produktivitas optimal dapat tercapai.
1. Pembibitan Pembibitan adalah kegiatan manusia untuk menanam bibit tebu secara terencana.
Bibit tebu adalah bahan tanam dari batang tebu yang memenuhi persyaratan umur dan kualitas yang telah ditetapkan.
Bibit tebu yang ditanam dianjurkan varietas tebu unggul yang memenuhi persyaratan terutama menyangkut dengan kualifikasi, sumber bibit, umur, mutu
dan cara kemasan. 2. Pengendalian Gulma
Gulma merupakan organisme pengganggu tanaman utama di areal tebu Sumatera Utara, karena pertumbuhannya lebih cepat dan lebat dibanding dengan wilayah
perkebunan tebu lainnya. Hal tersebut karena kondisi cuaca curah hujan yang cukup basah merata sepanjang tahun.
Jika gulma dibiarkan tumbuh bersama tebu selama 3 bulan pertama dapat menurunkan bobot sebesar 13,2 persen dan 36,5 persen berturut-turut di lahan
ringan dan lahan berat areal tebu Kuala Madu. Pengendalian gulma diarahkan bagaimana caranya agar pada 3 bulan pertama
pertumbuhan tebu terbebas dari persaingan gulma. Pengolahan tanah yang baik, tanam tepat waktu dan penggunaan bibit tebu yang berkualitas secara tidak
langsung ikut berperan dalam mengendalikan pertumbuhan gulma pada awal pertumbuhan tebu.
3. Pemupukan Pemupukan adalah tindakan pemberian unsur hara ke dalam tanah dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan hara bagi pertumbuhan tanaman dan memperbaikimempertahankan kesuburan tanah.