5
Berdasarkan hasil uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai diklat yang dilaksanakan pada Poltekkes Kemenkes Medan,
dengan mengadakan penelitian ilmiah yang diberi judul “ Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Pegawai terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil pada
Poltekkes Kemenkes Medan”. 1.2
Perumusan Masalah
Dalam mengadakan pembahasan terhadap objek tertentu maka selalu terdapat masalah yang menyebabkan perlunya diadakan pembahasan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:
“Apakah Pendidikan dan Pelatihan Pegawai berpengaruh terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Poltekkes Kemenkes Medan”.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah ada dasarnya memiliki tujuan penelitian, dalam maksud untuk memberikan arahan ataupun jalur tertentu
terhadap penelitian itu sendiri. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan PNS pada
Kantor Poltekkes Kemenkes Medan. 2.
Untuk mengetahui Prestasi Kerja PNS pada Kantor Poltekkes Kemenkes Medan.
3. Untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai dalam meningkatkan Prestasi Kerja PNS pada Poltekkes Kemenkes Medan.
Universitas Sumatera Utara
6
1.4 Manfaat Penelitian
Dari kegiatan Penelitian tentunya akan diperoleh hasil yang diharapkan yang akan memberikan manfaat antara lain:
1. Secara Subyektif, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengmbangkan
kemampuan berpikir secara ilmiah dan kemapuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdarkan kajian dan teori serta aplikasi yang
diperleh dari Ilmu Administrasi Negara. 2.
Secara Objektif, sebagi masukan atau sumbangan pemikiran bagi Poltekkes Kemenkes Medan.
3. Secara Akademis, sebagai bahan Referensi atau bacaan bagi Kepustakaan
Ilmu Administrasi Negara, juga bagi peneliti lainnya yang tertarik dalam bidang yang sama.
1.5 Kerangka Teori
1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan
1.5.1.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan merupakan sarana pembinaan dan pengembangan karir, melalui keikutsertaan dalam program pendidikan dan
pelatihan, pegawai terpilih secara sadar dan berencana dipersiapkan oleh organisasinya untuk menerima tanggung jawab pekerjaan yang berbeda
rotasi dan atau kedudukan jabatan yang lebih tinggi promosi pada waktu yang akan datang, karenanya program pendidikan dan pelatihan merupakan
salah satu investasi sumber daya manusia yang sangat berharga bagi setiap organisasi. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
7
kebutuhan pekerjaan. Pendidikan menurut Widjaja 1995:75 dimaksudkan untuk membina
kemampuan atau mengembangkan kemampuan berfikir para pegawai, meningkatkan kemampuan mengeluarkan gagasan-gagasan para pegawai
sehingga mereka dapat menunaikan tugas dan kewajibannya sebaik-baiknya. Hamanik 2000:10 menjelaskan pelatihan adalah suatu proses yang
meliputi serangkaian tindakan yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang diberikan oleh tenaga
professional kepelatihan dalam suatu waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna
menigkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.
Menurut Hasibuan 2001:75, pendidikan dan pelatihan yaitu proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan
berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama. Sedangkan pelatihan berorientasi pada praktik, dilakukan dilapangan, berlangsung singkat.
Dengan pendidikan dan pelatihan maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi semakin membaik.
Menurut Soekidjo Notoatmojo 2003:28, pendidikan dan pelatihan adalah upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan
ke arah yang diinginkan oleh organisasi. Sedangkan pelatihan training merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk
Universitas Sumatera Utara
8
meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang.
1.5.1.2 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelatihan merupakan tanggung jawab bagian kepegawaian dan penyelia pimpinan langsung. Pimpinan mempunyai
tanggung jawab atas kebijakan-kebijakan umum dan prosedur yang dibutuhkan untuk menerapkan program pendidikan dan pelatihan pegawai.
Adapun tujuan pendidikan dan pelatihan menurut Sulistiyani 2003:174 yaitu:
1. Memperbaiki kerja
2. Memutakhirkan keahlian para pegawai sejalan dengan kemajuan
teknologi 3.
Membantu memecahkan persoalan operasional 4.
Mengorientasikan pegawai terhadap organisasi 5.
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi 6.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pegawai dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan
Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 pasal 2 disebutkan bahwa pendidikan dan pelatihan bertujuan
untuk: a.
Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan
dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan
Universitas Sumatera Utara
9
perekat persatuan dan kesatuan bangsa. c.
Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.
d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik good government.
1.5.1.3 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan
Adapun 5 manfaat dan dampak yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan menurut Sastrohadiwiryo
2002:198 antara lain: 1.
Peningkatan keahlian kerja, yaitu para tenaga kerja menjadi emmiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas dalam bekerja dnegan
produktivitasnya. 2. Pengurangan keterlambatan kerja, yaitu pengurangan tenaga kerja
seperti sakit, macet, dan keperluan keluarga yang tidak dapat diganggu dapat diminimalisasi, karena pemimpin mengutamakan
pegawai yang bersangkutan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
3. Pengurangan timbulnya kecelakaan dalam bekerja biasanya disebabkan karena kelalaian pegwai saat bekerja.
4. Peningkatan produktivitas kerja, yaitu dengan adanya pendidikan dan pelatihan maka diharapkan pegawai akan lebih
semangat dapat memahami kondisi pekerjaannya. 5. Peningkatan rasa tanggungjawab, yaitu menuntut tanggungjawab
Universitas Sumatera Utara
10
yang besar sehingga pegawai menghargai setiap tugas yang diberikan yang juga dipengaruhi pemberian dan pembekalan melalui pendidikan
dan pelatihan.
1.5.1.4 Jenis dan Jenjang Pendidikan dan Pelatihan.
Sastrohadiwiryo 2002:204 menyatakan bahwa garis besar pendidikan dan pelatihan terbagi dua yaitu menurut “sifat dan sasaran”.
Menurut sifatnya pendidikan dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu: a Pendidikan umum
Pendidikan yang dilaksanakan diluar sekolah, baik diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta dengan bertujuan mempersiapkan dan
mengusahakan para peserta pendidikan memperoleh pengetahuan umum. b Pendidikan Kejuruan
Pendidikan yang direncanakanuntuk mempersiapkan para peserta suatu pendidikan khusus dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang
kejuruannya. c Pelatihan keahlian
Bagian dari pendidikan yang memberikanpengetahuan dan keterampilan yang disyaratkan untuk mahir dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
d Pelatihan kejuruan Bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan
khusus yang disyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang pada umumnya bertaraf lebih rendah daripada pelatihan keahlian.
Pada Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 menyatakan bahwa ada beberapa jenis diklat yaitu :
Universitas Sumatera Utara
11
1. Diklat Prajabatan Preservice Training
Diklat Pra jabatan merupakan salah satu cara orientasi pegawai yang terencana dan terprogram. Aktivitas yang meliputi pengenalan pegawai
baru terhadap tugas- tugas, nilai- nilai, kebijakan, peraturan maupun hal- hal yang berhubungan dengan organisasi tempatnya bekerja yang juga
menjadi jembatan bagi calon pegawai negeri sipil untuk mengenal lingkungan kerja barunya sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap
kelompok kerja. Diklat Pra Jabatan memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, etika, dan kepribadian
pegawai negeri sipil disamping pengetahuan dasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, sehingga budaya organisasinya
mampu melaksanakan tugas dan peranan terhadap masyarakat. 2. Diklat dalam jabatan In Service Training
Diklat dalam jabatan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari seorang pegawai negeri sipil sehingga dapat melaksanakan
tugas- tugas pemerintahan dengan baik. Diklat dalam jabatan terdiri dari: a. Diklat kepemimpinan
Diklat ini pelaksanaannya berhubungan dengan pencapaian persyaratan kompetensi kepemimpinan dari aparatur pemerintah
sesuai dengan jenjang jabatan struktural b. Diklat Fungsional
Diklat ini memberikan pembekalan terhadap pengetahuan dan keterampilan bagi seorang pegawai negeri sipil sesuai dengan
keahlian yang diperlukan dalam jabatan fungsional.
Universitas Sumatera Utara
12
c. Diklat Teknis Diklat ini memberikan keterampilan dan penguasaan teknis
pada bidang tertentu bagi pegawai negeri sipil bagi jabatan struktural maupun pelaksanaan lainnya
1.5.1.5 Kendala-kendala Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan
Dalam melaksanakan pengembangan pegawai, ada beberapa kendala- kendala yang harus dihadapi organisasi. Menurut Malayu Hasibuan 2005:85-
86 kendala-kendala pengembangan yang dapat menghambat pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, yaitu :
a. Peserta Peserta pengembangan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau
heterogen, seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya dan usianya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran dan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan karena daya tangkap, persepsi dan daya nalar mereka terhadap pelajaran yang diberikan berbeda.
b. Pelatih Pelatih yang ahli dan cakap mentransfer pengetahuannya kepada peserta
pendidikan dan pelatihan sulit didapat. c. Fasilitas Pengembangan
Fasilitas sarana dan prasarana pengembangan yang dibutuhkan untuk pendidikan dan pelatihan sangat kurang atau kurang baik. Hal ini akan
menghambat pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai. d. Kurikulum
Kurikulum yang diajarkan tidak sesuai atau menyimpang serta tidak
Universitas Sumatera Utara
13
sistematis untuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh pekerjaan atau jabatan peserta.
e. Dana Pengembangan Dana yang tersedia untuk pengembangan sangat terbatas sehingga sering
dilakukan secara paksa, bahkan pelatih maupun sarananya kurang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
1.5.2 Pegawai Negeri Sipil
1.5.2.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Pengertian Pegawai Negeri SipilAparatur Sipil Negara ASN dalam ketentuan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 yang merupakan
Undang-Undang pengganti Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 dan Undang- Undang No. 43 tahun 1999 adalah Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
Universitas Sumatera Utara
14
1.5.2.2 Tahapan Menjadi Pegawai Negeri Sipil
Tahapan untuk menjadi seorang pegawai negeri sipil penting untuk pegawai negeri sipil yang belum menjadi pegawai negeri sipil. Menurut Thoha 2005:40,
dimana Pelatihan Pra Jabatan yang bersifat umum dibagi dalam 3 tingkat yaitu: 1.
Latihan Pra Jabatan Tingkat I, yang diikuti oleh Calon Pegawai Negeri Sipil.Pegawai Negeri Sipil golongan I
2. Latihan Pra Jabatan Tingkat II, yang diikuti oleh Calon Pegawai Negeri
Sipil.Pegawai Negeri Sipil golongan II 3.
Latihan Pra Jabatan Tingkat III, yang diikuti oleh Calon Pegawai Negeri Sipil.Pegawai Negeri Sipil golongan III dan golongan IV
Pemimpin suatu instansi pemerintah, juga perlu meningkatkan mutu, tingkah laku dan wawasan melalui diklat khusus. Diklat dan jabatan tersebut
yaitu pendidikan dan pelatihan kepemimpinan dilaksanakan sesuai dengan PP Nomor 101 tahun 2000 yang mana, tidak menjadi kewajiban pejabat sebalum
diangkat sebagai pejabat struktural melainkan merupakan persyaratan kompetensi kepemimpinan dari aparatur pemerintahan yang sesuai dengan jenjang jabatan
struktural, yang terdiri dari: a.
Diklatpim Tingkat IV, diklat bagi mereka yag menduduki jabtan structural Eselon IV
b. Diklatpim Tingkat III, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan
structural Eselon III c.
Diklatpim Tingkat II, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan structural Eselon II
Universitas Sumatera Utara
15
d. Diklatpim Tingkat I, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan structural
Eselon I
1.5.3 Prestasi Kerja
1.5.3.1 Pengertian Prestasi Kerja
Istilah prestasi kerja dan kinerja memiliki pengertian yang sama, prestasi kerja berasal dari dua kata yaitu prestasi dan kerja. Dimana istilah prestasi
berasal dari bahasa Belanda yang disebut dengan Pretatic, yang berarti apa yang telah diciptakan. Menurut Mangkunegara 2009: 67 Istilah kinerja berasal dari
kata Job Performance atau Performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
Menurut Bernadin dan Russel Ruky 2001:15 prestasi kerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diproleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau
kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Selanjutnya menurut Ruky 2001:14 istilah prestasikinerja sendiri adalah pengalihbahasaan dari kata
Inggris performance yang artinya adalah prestasi, pertunjukan, pelaksanaan tugas. Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa prestasi kerja itu sama dengan kinerja atau
perfoma kerja. Menurut Sedarmayanti 2004:176 prestasi kerjakinerja atau performance
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh sesorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Prestasi adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
Universitas Sumatera Utara
16
diberikan kepadanya Mangkunegara, 2003. Sedangkan menurut Dharma 2005 Prestasi adalah suatu yang dikerjakan atau produk yang dihasilkan atau yang
diberikan kepada oleh seseorang atau sekelompok orang. Menurut Hasibuan 2003:105 prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pangalaman, kesungguhan dan waktu. Sedangkan menurut Kasmir
2000:126 prestasi kerja merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaannya disiplin waktu dalam bekerja, pencapaian target dan kualitas
pekerjaannya. Dari beberapa defenisi para ahli tentang prestasi kerja di atas, maka penulis
mengambil kesimpulan tentang defenisi dari prestasi kerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas atau tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada ketepatan waktu, kualitas kerja, keterampilan kerja, pengatahuan kerja yang dimiliki, dan jumlah pekerjaan
yang dapat diselesaikan.
1.5.3.2 Dasar Prestasi Kerja
Adapun yang menjadi dasar prestasi kerja menurut Musanef 1986:209 yaitu:
a. Kecakapan dibidang tugas
b. Keterampilan melakukan tugas
c. Pengalaman dibidang tugas
d. Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas
e. Pengaruh kesehatan jasmani dan rohani
f. Melaksanakan tugas secara berdaya guna
Universitas Sumatera Utara
17
g. Berhasil guna dan hasil kerja melebihi yang ditentukan
Selain itu, menurut Yuli 2005:95 prestasi kerja didasarkan pada kreativitas, kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu.
1.5.3.3 Manfaat Prestasi Kerja
Untuk mengukur prestasi kerja seseorang dapat dilakukan melalui penilaian prestasi kerja seseorang. Dimana penilaian prestasi kerja ini sangat berguna bagi
suatu organisasi. Adapun manfaat prstasi kerja menurut Handoko 2001:135 adalah untuk perbaikan prestasi kerja, penyesuaian-penyesuaian kompensasi,
keputusan-keputusan penempatan Promosi, transfer, dan demosi, keubuthan- kebutuhan latihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karir,
penyimpangan-penyimpangan proses staffing, ketidakakuratan informasi, kesalahan-kesalahan desain pekerjaan, kesempatan kerja yang adil, tantangan-
tantangan eksternal.
1.5.3.4 Ukuran – Ukuran Penilaian Prestasi Kerja
Prestasi kerja seseorang itu dapat diukur atau dinilai untuk mengetahui seberapa besar hasil kerja yang telah dicapainya dalam memenuhi segala tugas
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Hasibuan 1992:95 adapun unsur-unsur yang dinilai terhadap
prestasi kerja seseorang secara umum adalah kesetiaan, kualitas dan kuantitas kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian,
prakarsa, kecakapan, dan tanggung jawab. Menurut Notoatmodjo 2003:143, agar penilaian mencapai tujuan maka ada
2 hal yang perlu diperhatikan, yakni:
Universitas Sumatera Utara
18
1. Penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan. Artinya system
penilaian itu benar-benar menilai perilaku atau kerja yang mendukung kegiatan organisasi dimana pegawai itu bekerja.
2. Adanya standar pelaksaan kerja.
Standar pelaksanaan adalah ukuran yang dipakai untuk menilai prestasi kerja tersebut.
1.5.3.5 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja adalah proses organisasi dalam mengevaluasi atau menilai hasil kerja pegawainya. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan dan
memberikan umpan balik kepada pegawai tentang pelaksanaan kerja yang telah dilakukan. Penilaian prestasi kerja ini hendaknya memberikan gambaran akurat
mengenai prestasi kerja pegawai. Penilaian prestasi kerja yang dilakukan harus mempunyai tujuan yang jelas
dan tegas, sehingga manfaat dari penilaian dapat lebih dirasakan oleh pegawai yang bersangkutan, menurut Martoyo 1990:95 tujuan penilaian prestasi kerja
antara lain adalah: a.
Dapat mengidentifikasi pegawai yang membutuhkan pendidikan dan pelatihan
b. Menetapkan kemungkinan pemindahan pegawai pada tugas yang baru
c. Menetapkan kenaikan gaji atau upah
d. Menetapkan kebijaksanaan baru dalam rangka reorganisasi
e. Mengidentifikasi pegawai yang akan dipromosikan pada jabatan yang
lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
19
1.5.3.6 Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil diatur dalam PP No 46
Tahun 2011
1. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja PNS
Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai adalah merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan atau
unjuk kerja perfomance appraisal seorang pegawai. Dilingkungan PNS dikenal dengan DP-3 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang diatur dalam PP 10
Tahun 1979. 2.
Manfaat Penilaian Prestasi Kerja PNS Untuk menetapkan pengembangan karier atau promosi
a. Untuk menentukan training
b. Untuk menentukan standar penggajian
c. Untuk menentukan mutasi atau perpindahan pegawai
d. Meningkatkan produktivitas tanggung jawab karyawan
e. Meningkatkan motivasi pegawai
f. Menghindari pilih kasih
g. Mengukur keberhasilan kepemimpinan seseorang
Dalam peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai negeri Sipil PNS ada delapan unsur dalam
penilaian kinerja seorang PNS, yaitu : kesetiaan prestasi kerja, tanggung jawab, kataatan, kejujuran, kerjasama, dan khusus bagi PNS yang menduduki jabatan
struktural ditambah satu unsur lagi yaitu kepemimpinan. Unsur-unsur penilaian tersebut hanya berorientasi pada sosok maupun karakter individu dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, bukan pada hasil kerja yang benar-benar dirasakan
Universitas Sumatera Utara
20
masyarakat sebagaimana konsep reinventing governance. Standar penilaian pun masih seragam, kurang mengakomodasi variasi-variasi bidang tugas pokok dan
fungsi pegawai, misi lembaga dan kekhasan dari tingkat hirarki. Setelah melewati proses kajian yang panjang dan mendalam mengenai
efektifitas penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 PNS maka pemerintah menetapkan kebijakan baru dalam penilaian perstasi kerja PNS
dengan ditetapkannya PP Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS. Dalam kebijakan ini digunakan pendekatan baru dlam mengukur kinerja
PNS yaitu melalui penyusunan Sasaran Kerja Pegawai SKP dan penilaian perilaku kerja. Bobobt penilaian unsur SKP sebesar 60 dan perilaku kerja
sebesar 40. Namun demikian, langkah-langkah penilaian-penilaian prestasi kerja PNS
dapat diikhtisarkan sebagai berikut: Pertama, setiap PNS berkewajiban menyusun SKP setiap awal tahun
berdasarkan rencana Kinerja Tahunan RKT Instansi. SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang
bersifat nyata dan dapat diukur. Setiap SKP didasarkan pada tugas dan fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan uraian tugasnya yang secara umum telah
ditetapkan dalam struktur organisasi dan tata kerja. SKP dibuat berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Jelas
Kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas. 2.
Dapat diukur
Universitas Sumatera Utara
21
Kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk angka seperti jumlah satuan, jumlah hasil, dan lain-lain maupun
secara kualitas seperti hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan kepada masyarakat memuaskan dan lain-lain.
3. Relevan
Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan masing-masing.
4. Dapat dicapai
Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kemampuan PNS. 5.
Memiliki target waktu Kegiatan yang dilakukan harus dapat ditentukan waktunya satu tahun.
Kedua, unsur Perilaku Kerja sebagimana dimaksud dalam penilaian prestasi kerja PNS ini meliputi aspek, orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin,
kerjasama dan kepemimpinan. Penilaian kepemimpinan dilaksanakan khusus bagi PNS yang menduduki jabatan struktural.
Ketiga, SKP disusun oleh PNS yang bersangkutan dan diajukan untuk disetujui dan ditetapkan oleh Pejabat Penilai maka keputusannya diserahkan
kepada Atasan Pejabat Penilai dan bersifat final. Keempat, setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus ditetapkan target
yang akan diwujudkan secara jelas, sebagai ukuran prestasi kerja. Dalam menetapkan target meliputi aspek sebagai berikut:
a. Kuantitas target output
Dalam menentukan target output dapat berupa dokumen, konsep, naskah surat keputusan, paket, laporan, dan lain-lain
Universitas Sumatera Utara
22
b. Kualitas target kualitas
Dalam menetapkan target kualitas harus memprediksi pada mutu hasil kerja yang terbaik, target kualitas diberikan nilai paling tinggi 100
seratus. c.
Waktu target waktu Dalam menetapkan target waktu harus memperhitungkan berapa waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya bulanan, triwulan, kwartal, semester, dan tahunan.
d. Biaya target biaya
Dalam menetapkan target biaya harus memperhitungkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam 1 satu
tahun, misalnya juta, ratusan juta, miliaran, dan lain-lain. Kelima, Hasil rekomendasi penilaian prestasi kerja digunakan untuk
peningkatan kinerja organisasi melalui peningkatan prestasi kerja, pengembangan potensi dan karir PNS yang bersangkutan serta pengembangan manajemen,
organisasi, dan lingkungan kerja.
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilaksanakan, yang sama kebenarannya perlu untuk diakui serta dibuktikan
melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan kata lain hipotesis dapat juga dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban empiris Sugiyono 2005:70.
Universitas Sumatera Utara
23
Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Hipotesis Alternatif Ha
Ada pengaruh pendidikan dan pelatihan pegawai terhadap prestasi kerja pegawai negeri sipil pada kantor Poltekkes Kemenkes Medan.
b. Hipotesis Nol Ho
Tidak ada pengaruh pendidikan dan pelatihan pegawai terhadap prestasi kerja pegawai negeri sipil pada kantor Poltekkes Kemenkes Medan.
1.7 Defenisi Konsep