Pengaruh Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara

(1)

PENGARUH PEMBINAAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BATU BARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

080921012 DAHLIA

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh: Nama : Dahlia

NIM : 080921012

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara

Medan, 4 Maret 2010

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Beti Nasution, M.Si

NIP. 131 757 009 NIP. 131 568 391 Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

DEKAN FISIP USU


(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... . i

BAB I PENDAHULUAN ... .. 1

A.Latar Belakang ... ..1

B.Perumusan Masalah ... ...3

C.Tujuan Penelitian ... ... 4

D.Manfaat Penelitian ... ... 4

E.Kerangka Teori ... ... 5

1. Pembinaan Pegawai ... .. 5

1.1. Pengertian Pembinaan Pegawai ... ... 5

1.2. Arah Pembinaan Pegawai... ... 6

1.3. Manfaat dan Tujuan Pembinaan Pegawai ... ... 6

1.4. Model Pembinaan Pegawai ... ... 7

1.4.1. Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil ... ... 7

1.4.2. Pembinaan Karir Pegawai Negeri Sipil ... ... 1.4.3. Pembinaan Etika Profesi Pegawai Negeri Sipil ... ... 2. Prestasi Kerja... .. 2.1. Pengertian Prestasi Kerja ... ... 2.2. Dasar Prestasi Kerja ... ... 2.3. Manfaat dan Tujuan Penilaian Prestasi Kerja ... ... 2.4. Unsur-unsur Daftar Penilaian Pelaksanan Pekerjaan .... ... 25

3. Pengaruh Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja... .. .27

F. Hipotesis ... .. 28

G. Defenisi Konsep ... ... 28

H. Defenisi Operasional... ... 29

BAB II METODE PENELITIAN ... ... 33

A. Bentuk Penelitian ………...33

B. Lokasi Penelitian...33


(4)

1. Populasi ... ... 33

2. Sampel ... ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... ...34

E. Teknik Penentuan Skor ... ...35

F. Teknik Analisa Data ... ... .36

1. Koefisien Korelasi Product Moment ... ... .36

2. Koefisien Determinan ... ... .38

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... ... ..39

A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara…… ...39

B. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara...40

C. Strategi dan Program Pembangunan Kesehatan Kabupaten Batu Bara ... ...41

D. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara...42

E. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara .. ...43

BAB IV PENYAJIAN DATA... .54

A. Karakteristik Responden………..…… ...54

B. Data Variabel Penelitian...57

1. Pembinaan (Variabel X)...57

2. Prestasi Kerja Pegawai (Variabel Y)...70

C. Klasifikasi Data …. ... ...78

1. Pembinaan (Variabel X)...80

2. Prestasi Kerja Pegawai (Variabel Y)... 81

3. Pengaruh Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai... .82

a. Koefisien Korelasi Pruduct Moment...82


(5)

BAB V ANALISIS DATA... ...85

A. Interpretasi Data ………..…… ………...85

1. Pembinaan ...85

2. Prestasi Kerja Pegawai...93

BAB V I PENUTUP... ...99

A. Kesimpulan………..…… ………...99

B. Saran………..…… ………...100 DAFTAR PUSTAKA


(6)

ABSTRAK

Pengaruh Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara

Nama : Dahlia Nim : 080921012

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara merupakan instansi pemerintah daerah yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang kesehatan, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara membutuhkan pegawai yang benar-benar mampu, berdaya guna, berkualitas tinggi, dan sadar akan tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masayarakat. Oleh karena itu pembinaan Pegawai Negeri Sipil harus ditingkatkan demi tercapainya visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, dan pembinaan pada pegawai pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembinaaan dan prestasi kerja pegawai yang ada pada Dinas Kesehatan kabupaten Batu Bara. Dan secara khusus untuk mengetahui Pengaruh pelaksanaan pembinaan terhadap prestasi kerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan mengunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuisoner kepada 37 responden yang menjadi sampel, melakukan pengamatan dilapangan dan melalui dokumen atau arsip yang berhubungan dengan penelitian ini. Selanjutnya diolah dengan menggunakan koefisien korelasi product moment, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara varibel. Kemudian dilanjutkan dengan koefisien determinan, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh bahwa pelaksanaan pembinaan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berada pada kategori tinggi, begitu juga halnya dengan prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berada pada kategori tinggi, hal ini berdasrkan pada persentase jawaban responden. Adapun pengaruh antara pelaksanaan pembinaan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berdasarkan Koefisien Korelasi product Moment yaitu sebesar 0,56. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan pembinaan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara. Kemudian dari hasil perhitungan kefisien determinan diperoleh bahwa besarnya pengaruh Pelaksanaan pembinaan terhadap prestasi kerja pegawai pada


(7)

ABSTRAK

Pengaruh Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara

Nama : Dahlia Nim : 080921012

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara merupakan instansi pemerintah daerah yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang kesehatan, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara membutuhkan pegawai yang benar-benar mampu, berdaya guna, berkualitas tinggi, dan sadar akan tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masayarakat. Oleh karena itu pembinaan Pegawai Negeri Sipil harus ditingkatkan demi tercapainya visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, dan pembinaan pada pegawai pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembinaaan dan prestasi kerja pegawai yang ada pada Dinas Kesehatan kabupaten Batu Bara. Dan secara khusus untuk mengetahui Pengaruh pelaksanaan pembinaan terhadap prestasi kerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan mengunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuisoner kepada 37 responden yang menjadi sampel, melakukan pengamatan dilapangan dan melalui dokumen atau arsip yang berhubungan dengan penelitian ini. Selanjutnya diolah dengan menggunakan koefisien korelasi product moment, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara varibel. Kemudian dilanjutkan dengan koefisien determinan, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh bahwa pelaksanaan pembinaan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berada pada kategori tinggi, begitu juga halnya dengan prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berada pada kategori tinggi, hal ini berdasrkan pada persentase jawaban responden. Adapun pengaruh antara pelaksanaan pembinaan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berdasarkan Koefisien Korelasi product Moment yaitu sebesar 0,56. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan pembinaan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara. Kemudian dari hasil perhitungan kefisien determinan diperoleh bahwa besarnya pengaruh Pelaksanaan pembinaan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara adalah sebesar 31,36%, dan 68,64% selebihnya dipengaruhi oleh factor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.


(8)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan sarana kegiatan orang-orang dalam usaha mencapai tujuan. Untuk melaksanakan dan mencapai suatu tujuan tersebut, maka diperlukan sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara unsur-unsur organisasi lainnya. Sumber daya manusia penting dikarenakan mempengaruhi efesiensi dan efektivitas organisasi, dan sumber daya manusia merupakan pengeluaran pokok organisasi dalam menjalankan tugasnya. Sumber daya manusia dalam kaitan dengan hal ini adalah Pegawai Negeri Sipil yaitu sebagai penggerak roda mekanisme administrasi dalam organisasi pemerintahan.

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan untuk menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, peradaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk melaksanakan tugas mulia itu diperlukan pegawai negeri yang mempunyai kemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan.

Akan tetapi didalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan, Pegawai Negeri Sipil masih banyak mengalami berbagai macam masalah yakni prestasi kerja pegawai yang masih rendah, kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai, dan kurang


(9)

berakibat negatif terhadap prestasi kerja pegawai yang bersangkutan, pelayanan terhadap masyarakat, dan dapat menghambat kelancaran pemerintahan dan pembangunan nasional.

Dalam rangka era otonomi daerah pada saat ini, kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara sebagai lembaga pemerintahan dituntut untuk berperan aktif dalam pelayanan bidang kesehatan. Kesehatan merupakan sebuah investasi bagi negara, dalam artian hanya manusia yang sehat secara jasmani maupun rohani yang dapat melakukan pembangunan bangsa Indonesia ini.

Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara sangat membutuhkan pegawai yang benar-benar mampu, berdaya guna, berkualitas tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat. Untuk mewujudkan pegawai sebagaimana yang dimaksud diatas maka Pegawai Negeri Sipil perlu dibina dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan pembinaan ini untuk membentuk sikap aparatur negara agar berorientasi kepada pembangunan dan bertindak sebagai pemerakarsa pembaharuan dan bertindak sebagai penggerak pembangunan.

Berdasarkan observasi penulis, pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, saat ini masih ada pegawai yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan yang diharapkan, hadir tidak tepat waktu, semangat kerja yang menurun yang kemungkinan disebabkan karena jenuh, dan adanya pegawai yang keluar masuk kantor pada jam kerja. Selain itu ada juga pegawai yang melimpahkan pekerjaannya kepada orang lain dengan berbagai alasan, padahal itu merupakan tanggung jawabnya yang telah diberikan kepadanya. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan pembinaan pada Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara.


(10)

Pembinaan Pegawai Negeri Sipil harus ditingkatkan demi tercapainya tujuan dari pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara. Pembinaan pada pegawai yang ada, pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik. Berkaitan dengan hal itu maka seorang Pegawai Negeri Sipil perlu mendapatkan pembinaan. Dan pembinaan pegawai harus dilakukan secara keseluruhan, sistematis dan berkesinambungan, yang berarti bahwa pembinaan Pegawai Negeri Sipil tidak bisa dilakukan secara terpisah, tapi perlu dilakukan secara terarah, komprehensif dan terintegrasi dengan menggunakan konsep yang jelas.

Berdasarkan uraian singkat diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan membahas hal ini menjadi objek penelitian. Adapun judul yang penulis ajukan adalah: “Pengaruh Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah ditentukan diatas dan untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Maka penulis menyusun perumusan masalah sebagai berikut:

“Seberapa besarkah pengaruh pembinaan terhadap prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara.”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


(11)

2. Untuk mengetahui Prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara.

3. Untuk mengetahui pengaruh pembinaan terhadap prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara.

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, menjadi masukan yang positif utuk melaksanaan pembinaan dalam rangka meningkatkan prestasi kerja pegawai . 2. Bagi jurusan Ilmu Administrasi Negara, penelitian ini akan melengkapi ragam

penelitian yang telah dibuat oleh mahasiswa dan dapat menambah bahan bacaan atau referensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah.

3. Bagi penulis sendiri, untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan analisa berfikir melalui penulisan karya ilmiah dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh dengan membandingkan kenyataan dilapangan.

E. Kerangka Teori

Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman dasar berfikir, yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih (Nawawi, 1987:40)


(12)

1. Pembinaan Pegawai

1.1. Pengertian Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Dalam Undang-Undang No.43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa pembinaan pegawai merupakan suatu usaha yang penting dalam organisasi kerena dengan pembinaan pegawai ini organisasi akan lebih maju dan berkembang.

Menurut Malthis bahwa pembinaan pegawai adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kecakapan pegawai guna pertumbuhan yang berkesinambungan didalam organisasi.

Menurut widjaja (1986:15) pembinaan pegawai adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

Dari ketiga defenisi tersebut, jelas bahwa pembinaan pegawai dilaksanakan untuk pertumbuhan dan kesinambungan kualitas pegawai dalam suatu organisasi. Dengan demikian maka pembinaan pegawai pada hakekatnya adalah peningkatan kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui tugas pokok dan fungsinya dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

1.2. Arah Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Pembinaan Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Wursanto (1997:13), pembinaan pegawai negeri diarahkan kepada:


(13)

1. Satuan organisasi lembaga pemerintah mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang rasional, sesuai dengan jenis, sifat dan beban kerja yang dibebankan kepadanya. 2. Pembinaan seluruh Pegawai Negeri Sipil terintegrasi artinya terhadap semua

pegawai negeri sipil berlaku ketentuan yang sama.

3. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan atas dasar sistem karir dan sistem prestasi.

4. Pengembangan sistem penggajian diarahkan untuk menghargai prestasi kerja dan besarnya tanggung jawab.

5. Tindakan korektif terhadap pegawai yang benar-benar melanggar ketentuan yang berlaku dilaksanakan secara tegas.

6. Penyempurnaan sistem administrasi kepegawaian dan sistem pengawasannya dapat dilaksanakan.

7. Pembinaan dan kesetiaan dan ketaatan penuh terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan pemerintah tetap terjamin.

1.3. Manfaat Dan Tujuan Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Pembinaan terhadap setiap orang secara umum memiliki tujuan dan manfaat yang sama yaitu membentuk karakter dan kepribadian. Begitu juga halnya dengan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan roda pemerintahan, dengan demikian kepribadian mereka harus dibentuk sedemikian rupa agar dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat yang harus menjunjung tinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara.

Adapun pembinaan Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk membentuk sikap aparatur negara agar berorientasi kepada pembangunan dan bertindak sebagai pemerakarsa


(14)

pembaharuan dan sebagai penggerak pembangunan. Dan manfaat dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah mewujudkan citra pegawai yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan pemerintah yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat.

1.4. Model Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Model pembinaan pegawai negeri ada tiga jenis, yaitu model pembinaan disiplin, model pembinaan karir, model pembinaan etika profesi.

1.4.1 Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Secara singkat dapat dikatakan bahwa disiplin adalah keadaan yang menyebabkan atau memberikan dorongan kepada pegawai untuk berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan yang telah ditetapkan (Wursanto,1997:108). Dengan demikian pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan dorongan kepada pegawai agar melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan yang telah ditetapkan. Dan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 yang berisi tentang daftar kewajiban, larangan dan sanksi seorang Pegawai Negeri Sipil. Menurut Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 pereturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiaban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil.


(15)

pembangunan, juga merupakan tantangan logis yang tumbuh seirama dengan tuntutan perubahan dan perkembangan kemajuan masyarakat. Karena semakin majunya arus perkembangan dan tuntutan perubahan lingkungan, berimplikasi pula pada kemajuan pola pikir dan sikap kritis masyarakat, disertai tuntutan kebutuhan pelayanan yang semakin baik dari aparatur pemerintah.

Dalam keadaan demikian, diperlukan suatu kondisi dan kapasitas aparatur yang bersih dan berwibawa. Aparatur yang bersih dan berwibawa akan terwujud, bila menempatkan nilai-nilai disiplin sebagai acuan hidupnya. Aparatur yang bersih berarti Pegawai Negeri Sipil sebagai pribadi memiliki ketaatan pada aturan yang berlaku dan menjadikan ketaatan tersebut sebagai kebanggaan. Sedangkan aparatur yang berwibawa berarti bahwa Pegawai Negeri Sipil sebagai pribadi memiliki kemauan dan kemampuan menjadikan pegawai atau masyarakat yang dipimpinnya untuk taat pada aturan yang berlaku.

Adapun kewajiban, larangan dan hukuman bagi setiap Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 adalah :

Kewajiban Pegawai Negeri Sipil yaitu:

a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah;

b. Mengutamakan Kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain;

c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri Sipil;


(16)

d. Mengangkat dan menaati sumpah atau Janji Pegawai negeri sipil dan sumpah atau janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Menyimpan rahasia Negara dan atau rahasia Jabatan dengan sebaik-baiknya;

f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum ;

g. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian. Kesadaran dan tanggung jawab;

h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara; i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan

Korps Pegawai Negeri Sipil;

j. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara/pemerintah, terutama dibidang keamanan, keuangan dan materil;

k. Mentaati ketentuan jam kerja;

l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik ;

m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya; n. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang

tugasnya masing-masing;

o. Bertindak dan bersikap tegas, tetap adil dan bijaksana terhadap bawahannya; p. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya;

q. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya; r. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja;


(17)

t. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan ;

u. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesame Pegawai Negeri Sipil terhadap atasan ;

v. Hormat menghormati sesame warga Negara yang memeluk agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berlainan ;

w. Menjadi teladan sebagai warga Negara yang baik dalam masyarakat;

x. Mentaati segala peraturan, perundangan-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku;

y. Mentaati segala kedinasan dari atasan yang berwenang;

z. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggran disiplin.

Setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang yaitu:

a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil;

b. Menyalahgunakan wewenangnya;

c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara asing; d. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik Negara; e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan

barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik Negara secara tidak sah; f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang

lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk tidak langsung merugikan negara;


(18)

g. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya; h. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang

diketahui atau patut dapat diguda bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin dan bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

i. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencermarkan kehormatan atau martabat Pegawai Negeri Sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan ;

j. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;

k. Melakukan sesuatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi Pihak yang dilayani;

l. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan ;

m. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain ;

n. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor / instansi pemerintah;

o. Memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya;

p. Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rupa sihingga melalui pemilik saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung


(19)

q. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi, maupun sambilan, menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta bagi yang berpangkat pembina golongan ruang IV/a keatas atau yang memangku jabatan eselon I ;

r. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.

Tingkat dan jenis hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 yaitu:

a. Hukuman disiplin ringan,

jenis hukuman ringan terdiri dari: teguran lisan, teguran tertulis, pernyataan tidak puas secara tertulis.

b. Hukuman disiplin sedang

jenis hukuman sedang terdiri dari: penundaan kenaikan gaji berkala, penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat.

c. Hukuman disiplin berat

jenis hukuman berat terdiri dari : penurunan pangkat yang setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai negeri sipil, pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil.

Menurut surat edaran Bupati Batu Bara, dalam hal penegakan disipiln Pegawai Negeri Sipil maka perlu menertibkan seluruh Pegawai Negeri Sipil dilingkungan jajarannya sebagai Berikut:


(20)

b. Setiap kepala SKPD harus menandatangani daftar hadir, absen dan memeriksa nya dengan mencontreng yang hadir, menulis keterangan yang hadir dan mengumpulkan rekap bulanan sekaligus melaporkannya ke BKD.

c. Selesai jam istirahat seluruh Pegawai Negeri Sipil harus telah berada diruang kerja masing-masing kecuali melakukan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

d. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memakai pakaian yang telah ditentukan oleh peraturan dilengkapi dengan pemakaian lambang KOPRI, papan nama dan Pin Eselon.

e. Setiap hari jumat diwajibkan mengikuti senam dan memakai pakaian olah raga yang dilaksanakan dimasing-masing SKPD-nya.

f. Setiap Pegawai Negeri Sipil setelah masuk jam kerja, diwajibkan tetap berada diruangan kerja masing-masing kecuali ditugaskan oleh atasan atau tugas luar dan dilarang keras berada dikedai kopi dan ditempat-tempat lainnya.

g. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mematikan Hand Phone pada waktu pelaksanaan apel, rapat, menghadap atasan serta pada acara-acara resmi lainnya.

1.4.2. Pembinaan Karir Pegawai Negeri Sipil

System pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil pada hakikatnya adalah suatu upaya sistematik, terencana yang mencakup struktur dan proses yang menghasilkan keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan organisasi. Untuk dapat menciptakan sistem pembinanaan karir pegawai, perlu dirancang suatu pola karir pegawai yang sesuai dengan misi organisasi, budaya organisasi dan kondisi perangkat pendukung sistem kepegawaian yang berlaku bagi organisasi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pegawai


(21)

Pola karir Pegawai Negeri Sipil adalah pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan alur pengembangan karir yang menunjukkan keterangan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan, kompetensi, serta masa jabatan seseorang Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun (PP No.100 Tahun 2000 jo PP No.13 Tahun 2002). Memperhatikan defenisi tersebut, tampak bahwa bagaimanapun bentuknya pola karir cenderung disusun untuk kepentingan pegawai, walaupun harus tetap diarahkan agar pola karir tersebut dititik beratkan pada optimalisasi kontribusi pegawai pada organisasi.

Pegawai yang karirnya tidak berkembang akhirnya tidak disiplin terhadap peraturan-peraturan yang ada, dalam hal ini dibutuhkan inisiatif dari pimpinan untuk memperhatikan bawahannya. Oleh karena itu karir pegawai perlu terus dan diperhatikan, karena hal tersebut dapat menunjukkan prilaku pegawai terhadap pekerjaannya.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh instansi supaya karir dapat berkembang adalah menyediakan sarana dan prasarana yang mampu mendukung peningkatan karir pegawai, hal-hal yang dilakukan adalah program pendidikan dan pelatihan yang meliputi:

1. membuat program pendidikan dan pelatihan 2. perumusan pelaksanaan pelatihan

3. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan 4. evaluasi pendidikan dan pelatihan

pembinaan karir menekankan kepada pentingnya peranan pegawai untuk tetap memperhatikan bahkan mempertanggung jawabkan kedudukan yang ia miliki. Pembinaan karir bertujuan untuk mngembangkan karir Pegawai Negeri Sipil dengan demikian ada beberapa pilihan pengembangan karir, Usmara (2002:278) yaitu :


(22)

1. pengembangan dan peningkatan melalui pemberian tugas secara khusus. 2. pengembangan ke arah samping sesuatu pekerjaan yang lain, yang mungkin

lebih cocok dengan keterampilannya dengan memberi pengalaman yang lebih luas, tantangan baru serta memberikan kepercayaan dan kepuasan yang lebih besar. Ini disebut dengan pengembangan karir lateral atau demosi. 3. pengembangan ke arah atas pada posisi yang mempunyai tanggung jawab

dan wewenang yang lebih besar dibidang keahlian khusus atau bahkan keahlian khusus yang baru. Ini disebut dengan promosi.

4. pergerakan ke arah bawah yang mungkin dapat merefleksikan sesuatu peralihan atau pertukaran prioritas pekerjaan bagi pegawai untuk mengurangi resiko atau tanggung jawab dan stress, menempatkan posisi karyawan tersebut ke arah yang lebih tepat sekaligus sebagai kesempatan atau peluang yang baru. Inilah yang disebut dengan mutasi.

Sistem pembinaan karir pegawai harus disusun sedemikian rupa, sehingga menjamin terciptanya kondisi objektif yang dapat mendorong peningkatan prestasi pegawai. Hal tersebut dapat dimungkinkan apabila penempatan Pegawai Negeri Sipil didasarkan atas tingkat keserasian antara persyaratan jabatan dengan kinerja pegawai yang bersangkutan. Sistem pembinaan karir pegawai pada hakikatnya adalah suatu upaya sistematik, terencana yang mencakup struktur dan proses yang menghasilkan keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan organisasi.


(23)

Komponen yang terkait dengan sistem pembinaan karier pegawai meliputi :

1. Misi, sasaran dan prosedur organisasi, yang merupkan indikator umum kinerja, kebutuhan prsarana dan sarana termasuk kebutuhan kualitatif dan kuantitatif sumber daya manusia yang mengawalinya.

2. Peta jabatan, yang merupakan refleksi komposisi jabatan, yang secara vertikal menggambarkan struktur kewenangan tugas dan tanggung jawab dan secara horizontal menggambarkan pengelompokan jenis dan spesifikasi tugas dalam organisasi.

3. Standar kompetensi, yaitu tingkat kebolehan, lingkup tugas dan syarat jabatan yang harus dipenuhi untuk menduduki suatu jabatan agar dapat tercapai sasaran organisasi yang menjadi tugas, hak, kewajiban dan tanggung jawab dari pemangku jabatan.

4. Alur karir, yaitu pola alternatif lintasan perkembangan dan kemajuan Pegawai Negeri Sipil sepanjang pengabdiannya dalam organisasi. Sesuai dengan filosofi bahwa perkembangan karir pegawai harus mendorong peningkatan prestasi pegawai.

Tahapan pembinaan karir sesuai makna keputusan kepala badan kepegawaian Negara nomor 13 tahun 2002 tentang ketentuan pelaksanaan PP nomor 100 Tahun 2000 jo PP nomor 13 Tahun 2002 adalah sebagai berikut:

a. Perpindahan dari jabatan struktural ke fungsional maupun dari jabatan fungsional ke struktural baik secara horizontal, vertikal maupun diagonal serta perpindahan wilayah kerja;


(24)

b. Perpindahan jabatan secara horizontal adalah perpindahan jabatan pada tingkat eselon dan pangkat jabatan yang sama;

c. Perpindahan jabatan yang secara vertikal adalah perpindahan yang bersifat kenaikan jabatan (promosi);

d. Perpindahan jabatan secara diagonal adalah perpindahan jabatan dari jabatan struktural ke fungsional dan sebaliknya.

1.4.3. Pembinaan Etika Profesi Pegawai Negeri Sipil

Yang dimaksud dengan pembinaan etika profesi pegawai negeri sipil menurut PP nomor 42 Tahun 2004 dalam pembinaan jiwa korps dan kode etik Pegawai Negeri Sipil, adalah semacam rancangan (design) yang menjelaskan tentang berbagai komponen yang perlu ada dalam pembinaan etika profesi Pegawai Negeri Sipil, sehingga dapat dipakai sebagai pola acuan atau pedoman oleh pimpinan instansi pemerintah pada setiap jenjang dalam melakukan pembinaan etika profesi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan instansi atau unit kerja masing-masing. Adapun harapan dari pembinaan etika profesi adalah untuk memperoleh Pegawai Negeri Sipil yang kuat, kompak dan bersatu padu, memiliki kepekaan, tanggap dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi, berdisiplin, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat. Pembinaaan etika profesi tersebut meliputi:

a. Pembinaan Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil

Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 menyebutkan bahwa jiwa korps Pegawai Negeri Sipil adalah rasa


(25)

kreativitas, kebanggaan dan rasa memiliki organisasi Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk:

a. Membina karakter atau watak, memelihara rasa persatuan dan kesatuan secara kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama dan semangat pengabdian kepada masyarakat serta meningkatkan kemampuan, dan keteladanan Pegawai Negeri Sipil.

b. Mendorong etos kerja Pegawai Negeri Sipil untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur Negara, dan abdi masyarakat.

c. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesedarank, dan wawasan kebangsaan Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara kesatuan Ropublik Indonesia.

Ruang lingkup pembinaan jiwa korps pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 mencakup:

a. Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung produktivitas kerja dan profesionalitas Pegawai Negeri Sipil.

b. Partisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah terkait dengan Pegawai Negeri Sipil.

c. Peningkatan kerja sama antar Pegawai Negeri Sipil untuk memelihara dan memupuk Kesetiakawanan dalam rangka meningktan jiwa korps pegawai negeri sipil.


(26)

d. Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan pegawai negeri sipil sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan Negara.

Nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 meliputi:

1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila dan UUD 1945; 3. Semangat nasionalisme;

4. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan;

5. Penghormatan terhadap hak asasi manusia; 6. Tidak diskriminatif;

7. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; 8. Semangat jiwa korps.

b. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

Kode etik Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 menyebutkan bahwa kode etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap pegawai negeri sipil wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam berorganasasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama pegawai negeri sipil.


(27)

a. Etika bernegara, meliputi:

1. Melaksanakan sepenuhnya pancasila dan UUD 1945; 2. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan Negara; 3. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI;

4. Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan tugas;

5. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa;

6. Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap kebajikan dan program pemerintah;

7. Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efesien dan efektif;

8. Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar. b. Etika dalam berorganisasi, meliputi:

1. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku; 2. Menjaga informasi yang bersifat rahasia;

3. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;

4. Membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;

5. Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan;

6. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;


(28)

8. Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja organisasi;

9. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja. c. Etika dalam bermasyarakat, meliputi:

1. Mewujudkan pola hidup yang sederhana;

2. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat, dan santun tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan;

3. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;

4. Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat;

5. Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas.

d. Etika terhadap diri sendiri, antara lain yaitu:

1. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar; 2. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;

3. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan; 4. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,

keterampilan, dan sikap;

5. Memiliki daya juang yang tinggi;

6. Memilihara kesehatan jasmani dan rohani; 7. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; 8. Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.


(29)

e. Etika terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil, meliputi:

1. Saling menghormati sesama warga Negara yang memeluk agama atau kepercayaan yang berlainan;

2. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesame pegawai negeri sipil;

3. Saling menghormati antara teman sejawat, baik secara vertikal maupun horizontal dalam satuan unit kerja, instansi, maupun antar instansi;

4. Menghargai perbedaan pendapat;

5. Menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai Negeri Sipil;

6. Menjaga dan menjalin kerjasama yang kooperatif sesama Pegawai Negeri Sipil;

7. Berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai Negeri Sipil dalam memperjuangkan hak-haknya.

Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, etika bermasyarakat, etika berorganisasi, etika terhadap diri sendiri dan juga etika terhadap sesama pegawai maka upaya yang dilakukan adalah:

1. Mensosialisasikan kode etik Pegawai Negeri Sipil.

2. Memberikan pemahaman kepada Pegawai Negeri Sipil bahwa tanggungjawab pegawai adalah memiliki ruang lingkup yang sangat luas. 3. Memperketat pengawasan terhadap pegawai.

4. Memberikan motivasi kepada pegawai akan pentingnya tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaannya.


(30)

2. Prestasi Kerja

2.1. Pengertian Prestasi Kerja

Telah kita ketahui setiap organisasi diciptakan hanyalah untuk menghasilkan sasuatu yang diperlukan dengan kata lain berupa prestasi. Prestasi adalah “kemampuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran (output) yang optimal, bahkan kalau mungkin yang maksimal” (Siagian, 1988:12). Sedangkan menurut Winardi (1972:393) prestasi adalah “jumlah yang dihasilkan setiap pekerja dalam jangka waktu terentu”.

Menurut Kasmir (2000:126) prestasi kerja merupakan prestasi seseorang dalam melakukan pekerjaannya melai dari disiplin waktu bekerja dan pencapain target maupun kualitas pekerjaannya. Menurut Hasibuan (2003:105) prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Sedangkan menurut Rao (1986:23) juga mengatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang diperoleh dari kemampuan setiap pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan peran atau kedudukan mereka.

Dari beberapa defenisi di atas prestasi kerja dapat dilihat dari hasil kerja yang dicapai baik secara individu maupun secara kelompok. Hasil tersebut dapat berupa barang atau jasa yang dapat diukur melalui kualitas atau mutu kerja, volume kerja, dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan serta kemampuan untuk memecahkan suatu persoalan atau permasalahan.


(31)

2.2. Dasar Prestasi Kerja

Adapun yang menjadi dasar dari prestasi kerja menurut Moesanif (1986:209), yaitu sebagai berikut:

1. Kecapakan dibidang tugas 2. Keterampilan melakukan tugas 3. Pengalaman dibidang tugas

4. Bersungguh-sungguh dalam melaksankan tugas 5. Pengaruh kesehatan jasmani dan rohani

6. Melaksanakan tugas secara berdaya guna

7. Berhasil guna dan hasil kerja melebihi yang ditentukan 2.3. Manfaat dan Tujuan Penilai Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui organisasi untuk mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawainya. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka. Penilaian hendaknya memberikan gambaran akurat mengenai prestasi kerja pegawai. Menurut Handoko (2001:135) ada beberapa manfaat dari penilaian prestasi kerja, antara lain:

1. Perbaikan prestasi kerja. Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan pegawai dapat memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki. 2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi. Evaluasi prestasi kerja membantu

pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan gaji, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.


(32)

3. Keputusan-keputusan penempatan. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan prestasi kerja masa lalu.

4. Kebutuhan-kebutuhan dan latihan pengembangan. Prestasi kerja yang jelek kemungkinan menunjukkan kebutuhan latihan, demikian juga dengan prestasi kerja yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.

5. Perencanaan dan pengembangan karir. Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan karir, yaitu tentang jalur karir tertentu yang akan perlu diteliti. 6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau

yang jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing.

7. Ketidakteraturan informasional. Prestasi kerja yang jelek mungkin suatu kesalahan dalam desain pekerjaan, penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.

8. Kesempatan kerja yang adil. Penilaian prestasi kerja yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa deskriminasi.

9. Tantangan-tantangan eksternal. Kadang-kadang prsetasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi financial atau masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi kerja tersebut memungkinkan bagi suatu instansi untuk membantu setiap pegawai. (Handoko, 2001:150).


(33)

Setiap penilaian prestasi kerja benar-benar memiliki tujuan yang jelas dan tegas, sehingga manfaat dari penilaian tersebut dapat lebih dirasakan oleh pegawai yang bersangkutan, yang menjadi tujuan penilaian prestasi kerja antara lain:

1. Mengidentifikasi pegawai mana yang membutuhkan pendidikan dan latihan. 2. Menetapkan kenaikan gaji dan upah tambahan lainnya.

3. Menetapkan kemungkinan pemindahan pegawai pada tugas yang baru. 4. Menetapkan kebijaksanan baru dalam rangka reorganisasi.

5. Mengidentifikasi para pegawai yang akan dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi. (Martoyo, 1990: 95).

Penilaian pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil diatur dalam peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1979. Hasil penilaian pelaksanaan tersebut dituangkan dalam suatu daftar yang disebut daftar penilaian pelaksanan pekerjaan (DP3). Tujuan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang objektif dalam penilaian Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem karir dan sistem prestasi kerja. Sistem karir adalah suatu kepegawaian, dimana untuk pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedang dalam pengembangannya lebih lanjut, masa kerja, pengalaman, kesetiaan, pengabdian dan syarat-syarat objektif lainnya turut juga menentukan. Sedangkan sistem prestasi kerja, para pegawai yang memperlihatkan prestasi kerjanya, makin lama semakin nampak adanya kemahiran, kecakapan, dan keterampilan di bidang pekerjaan itu.


(34)

2. Daftar penilain pelaksanaan pekerjaan harus dibuat seobjektif mungkin dan seteliti mungkin berdasarkan data yang tersedia, maka setiap pejabat yang berwenang membuat DP3 wajib memelihara catatan mengenai pegawai negeri sipil yang berada dalam lingkungan masing-masing.

2.4. Unsur-Unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Unsur-unsur yang dinilai dalam DP3 adalah sebagai berikkut:

1. Kesetiaan, yaitu ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan pemerintah.

2. Prestasi kerja, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya, prestasi kerja seorang Pegawai Negeri Sipil antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan Pegawai Negari Sipil yang bersangkutan.

3. Tanggungjawab, yaitu kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktunya serta berani memikul resiko atau keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

4. Ketaatan, yaitu kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh kedinasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.


(35)

5. Kejujuran, yaitu ketulusan hati seorang pegawai negeri sipil dalam melaksanaan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.

6. Kerja sama, yaitu ketulusan hati seorang pegawai negeri sipil untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

7. Prakarsa, yaitu kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk mengambil suatu keputusan, langkah-langkah, atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah atasan. 8. Kepemimpinan, yaitu kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk

meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

3. Pengaruh Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa tujuan organisasi atau instansi akan dapat tercapai dengan baik apabila pegawai dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu diperlukan adanya pembinaan kepegawaian agar prestasi kerja meningkat. Pembinaan pegawai yang dilakukan dapat meningkatkan prestasi kerja sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan organisasi disamping tujuan dari pegawai itu sendiri terwujud.

Bila pembinaan pegawai berjalan dengan teratur, terarah dan terpadu sesuai dengan rencana dan program dan sesuai pula dengan yang diharapkan maka pegawai yang bersangkutan akan dapat bekerja sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing sehingga


(36)

akan dapat menunjukkan prestasi kerjanya untuk mengimbangi lajunya pembangunan. Dalam hal ini karir pegawai akan meningkat. Sedangkan bila pembinaan pegawai tidak berjalan dengan baik pembinaan dapat menjadi turun sehingga prestasi tidak meningkat.

Bagi Pegawai Negeri Sipil pembinaan yang dapat dilakukan untuk menunjang prestasi kerjanya yaitu pembinaan disiplin, pembinaan karir dan pembinan etika profesi. Adapun hal yang dilakukan dalam penegakan disiplin pegawai adalah melakukan Kegiatan apel pagi dan sore, Pembinaan kerohanian yang bertujuan untuk menanamkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin.

Kemudian langkah-langkah yang dilakukan oleh instansi atau organisasi pemerintah dalam pembinaan karir supaya karir dapat berkembang adalah menyediakan sarana dan prasarana yang mampu mendukung peningkatan karir pegawai, hal-hal yang dilakukan adalah program pendidikan dan pelatihan yang meliputi, membuat program pendidikan dan pelatihan, perumusan pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, evaluasi pendidikan dan pelatihan. Dan pembinaan etika profesi pegawai negeri sipil dengan melakukan pembinaan jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil dan pembinaan kode etik Pegawai Negeri Sipil.

Berdasarkan uraian diatas jelas terlihat tujuan dari dilakukannya pembinaan yang meliputi pembinan disiplin pegawai, pembinaan karir, serta pembinaan etika profesi terhadap Pegawai Negeri Sipil adalah untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan bidang dan fungsinya masing-masing. Disini terlihat adanya pengaruh keterkaitan antara berbagai kegiatan atau program pembinaan


(37)

negeri sipil pada dinas kesehatan Kabupaten Batu Bara dapat ditingkatkan prestasi kerjanya melalui pembinaan.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan praduga yang sifatnya sementara, yang dianggap benar dan masih memerlukan pembuktian. Dengan jalan melakukan penelitian sebagai jawaban sementara penulis terhadap masalah yang diteliti, maka penulis merumuskan hipotesis yaitu” pembinaan pegawai di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berpengaruh positif terhadap prestasi kerja”.

G. Defenisi Konsep

Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu

( Singarimbun, 1995: 34 ).

Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembinaan adalah suatu kegiatan atau bentuk usaha yang dilakukan dengan cara pembinaan disiplin, pembinaan karir, dan pembinaan etika profesi Pegawai Negeri Sipil didalam suatu organisasi pemerintahan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui tugas pokok dan fungsinya supaya tercapainya visi dan misi organisasi pemerintahan tersebut.


(38)

2. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya atas kecakapan, keterampilan, kesungguhan, serta waktu.

H. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel, dengan kata lain defenisi operasional yakni semacam petunjuk bagaimana caranya mengukur suatu varibel, Singarimbun (1995:46).

1. Variabel bebas yaitu pembinaan yang disebut varibel X

Pembinaan pegawai dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut:

a. Pembinaan disiplin, upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan disiplin pegawai yaitu:

•Penegakan disiplin, yang meliputi kegiatan yaitu mengikuti apel pagi dan sore, menandatangani daftar hadir, setelah masuk jam kerja wajib berada diruangan kerja, dan lain-lain.

•Pemberian sanksi, yaitu memberikan hukuman kepada pegawai yang tidak disiplin.

b. Pembinaan karir, upaya-upaya yang dilakukan dalam pembinaan karir pegawai yaitu:

• Pendidikan dan pelatihan yaitu upaya yang dilakukan instansi untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan sikap pegawai.


(39)

• Mutasi yaitu kegiatan pemindahan pegawai dari suatu tempat ketempat lain yang relatif sama dalam tanggung jawab dan wewenang.

• Bimbingan dan pengarahan, upaya yang dilakukan pimpinan dalam memberikan saran terhadap pelaksanaan tugas.

c. Pembinaan etika profesi, upaya yang dilakukan yaitu:

• Memotivasi pegawai, yaitu memberikan dorongan kepada pegawai akan pentingnya tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaannya.

2. Variabel terikat yaitu prestasi kerja yang disebut variabel Y

Prestasi kerja dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut:

a. Hasil kerja, yaitu apa yang diperoleh dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. b. Kemampuan atau kecakapan kerja, yaitu keterampilan yang dimiliki sesuai atau

tidak dengan pekerjaan atau jabatan yang diemban oleh pegawai.

c. Kualitas kerja, yaitu seberapa baik kualitas atau mutu kerja yang dapat dihasilkan pegawai dalam pekerjaannya.

d. Keterampilan atau kreativitas, yaitu kemampuan pengetahuan yang dimiliki pegawai untuk mengemukakan atau menciptakan suatu program kerja baru dalam menghadapi tantangan-tantangan kerja.

e. Kesungguhan, yaitu sikap pegawai yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan.

f. Ketepatan waktu, yaitu kemampuan pegawai untuk mencapai hasil kerjanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.


(40)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistic untuk membantu menganalisa dan fakta yang diperoleh.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara Jalan Perintis Kemerdekaan No. 78, Lima Puluh.

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.

Dalam penelitian ini menjadi populsi adalah seluruh pegawai dinas kesehatan Kabupaten Batu Bara yang berjumlah 37 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2002:120), apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik semua subjek dijadikan sampel sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi.


(41)

Batu Bara yaitu berjumlah 37 orang, maka dengan demikian keseluruhan pegawai akan dijadikan sampel, yakni sebagai berikut:

1. Kepala Dinas 1 orang

2. Sekretaris 1 orang

3. Kabid Pelayanan Kesehatan 1 orang 4. Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan 1 orang 5. Kabid Bina Pengembangan SDM Kesehatan 1 orang 6. Kabid Jaminan dan Sarana Kesehatan 1 orang

7. Kasubbag 3 orang

8. Kepala seksi 12 orang

9. Staff 16 orang

JUMLAH 37 orang

D. Teknik Pengumpulan Data

Ada dua macam teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Data Primer

Yaitu Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang dilakukan dengan cara:

a. Pengamatan yaitu: mengadakan pengamatan langsung dari objek penelitian sekaligus membuat catatan-catatan yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian.


(42)

b. Koesioner yaitu: memberikan angket pertanyaan kepada responden berupa pertanyaan tertutup dan menyajikan beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia.

c. Wawancara yaitu: mengadakan tanya jawab secara terbuka kepada responden yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian.

2. Data sekunder

Pengumpulan data yang dilakukan dengan penelitian kepustakaan yaitu melalui penelaahan buku-buku atau referensi, jurnal ilmiah yang berguna secara tioritis, peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

E. Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan, maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif. Teknik penentuan skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai sekala ordinal untuk menilai jawaban kuisioner. Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut:

a. untuk alternatif jawaban a diberi skor 5 b. untuk alternatif jawaban b diberi skor 4 c. untuk alternatif jawaban c diberi skor 3 d. untuk alternatif jawaban d diberi skor 2 e. untuk alternatif jawaban e diberi skor 1


(43)

untuk menentukan katagori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong tertinggi, tinggi, sedang, rendah, terendah maka terlebih dahulu ditetapkan kelas intervalnya. Berdasarkan alternatif jawaban dari masing-masing responden, ditentukan kelas intervalnya sebagai berikut:

Skor Tertinggi – Skor Terendah Banyak bilangan

Maka diperoleh : 5-1 5

= 0,80

Dengan demikian dapat diketahui katagori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu:

a. skor untuk katagori tertinggi = 4,21 – 5,00 b. skor untuk katagori tinggi = 3,41 – 4,21 c. skor untuk katagori sedang = 2,61 – 3,40 d. skor untuk katagori rendah = 1,81 – 2,61 e. skor untuk katagori terendah = 1,00 – 1,81

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik kuantatif yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Adapun metode statistik yang digunakan adalah:


(44)

(

)(

)

(

)

(

)

(

(

)

)

− = 2 2 2 2 i i i i i i i i xy y y n x x n y x y x n r

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber data yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban responden tergolong tinggi, sedang atau rendah. Adapun rumus koefisien korelasi product moment adalah:

Keterangan :

xy

r = koefisien korelasi antara x dan y, yaitu bilangan yang menunjukkan besar kecilnya hubungan antara x dan y.

x = Variabel Bebas y = Variabel Terikat n = Jumlah Bilangan

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu:

a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.

b. Nilai r yang negatif menunjukkan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain. c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai

hubungan artinya variabel satu tetap meskipun yang lainnya berbeda.


(45)

Tabel 1

Interpretasi Koefesien Korelasi Product Moment Interval Koefisien Tingkat Hubungan (Interprestasi)

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

Dari nilai r yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan, berarti hipotesis dapat diterima.

2. Koefisien Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment (rxy) dikalikan dengan 100%.

D =

( )

rxy 2 x100% Keterangan :

D = koefisien determinan

xy


(46)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara

Berdasarkan Undang-Undang nomor 5 Tahun 2007 tentang pembentukan kabupaten Batu Bara di provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4681) maka terbentuklah Kabupaten Batu Bara.

Kabupeten Batu Bara merupakan pemekaran dari Kabupaten Asahan, dan terbentuk pada tahun 2007 dengan visi yakni “Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah Yang Berkualitas, Transparan, Partisipatif, Akuntabel Dan Batu Bara Sejahtera Berjaya”

Setelah pemerintahan daerah Kabupaten Batu Bara telah terbentuk, maka diperlukanlah dinas-dinas yang merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara untuk mewujudkan Visi dari Kabupeten Batu Bara tersebut. Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741) dibentuklah dinas-dinas yang dianggap sangat penting dan dapat menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Batu Bara. Oleh karena itu salah satu dinas yang dibentuk oleh pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara adalah Dinas Kesehatan. Pada awalnya Dinas Kesehatan bergabung dengan Dinas Sosial Kabupaten Batu Bara. Namun pada tahun 2008 Dinas Kesehatan telah berdiri sendiri. Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara


(47)

dalam bidang kesehatan yang pada dasarnya mendukung visi, misi dan strategi pemerintah Kabupaten Batu Bara.

Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara dapat menjalankan fungsinya dengan seutuhnya pada tahun 2008. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai penyelenggara pemerintahan dalam bidang kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya khususnya masyarakat Kabupaten Batu Bara.

B. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara 1. Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara tidak terlepas dari visi pemerintah Kabupaten Batu Bara yang ditetapkan 2008 s/d 2014 adalah “ Masyarakat Mandiri Untuk Hidup Sehat 2014”.

2. Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara

Untuk mewujudkan visi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, maka Dinas Kesehatan menjabarkan misi sebagai berikut:

a. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkwalitas c. Meningkatkan sistem surveillance, monitoring dan informasi


(48)

C. Strategi dan Program Pembangunan Kesehatan Kabupaten Batu Bara 1. Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi diperlukan adanya pencepatan karenanya harus ditempuh melalui strategi:

a. Meningkatkan alokasi pembiyaan pembangunan kesehatan melalui APBD Kabupaten, APBD Propinsi, dan APBN.

b. Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan prefesional sumber daya tenaga kesehatan.

c. Meningkatkan dan memantapkan peranan dan fungsi pelayanan dan serta manajemen kesehatan.

d. Memantapkan dan merealisasi komitmen bersama untuk pembangunan kesehatan umumnya, dan secara khusus meningkatkan upaya pelayanan kesehatan bermutu yang merata dan terjangkau.

2. Program Pembangunan Kesehatan Kabupaten Batu Bara

Dinas kesehatan Kabupaten Batu Bara menyadari akan keterbatasan sumber daya yang tersedia serta sesuai dengan masalah yang ditemui dalam masyarakat serta kecendrungan yang akan terjadi dimasa yang akan datang, maka untuk mempercepat peningkatan derjat kesehatan masyarakat di Kabupaten Batu Bara ini, maka disusunlah program pembangunan dibidang kesehatan yaitu:

a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat b. Program Peningkatan Lingkungan Sehat


(49)

e. Program Pencegahan dan Pembantasan Penyakit Termasuk Imunisasi f. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

g. Program Pembinaan dan Pengawasan Farmasi, Makanan dan Minuman h. Program Obat dan Pembekalan Kesehatan

i. Program Peningkatan Kesehatan Keluarga

j. Program Peningkatan dan Pembinaan Sumber Daya Tenaga Kesehatan k. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesahatan

l. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan Serta Penataan Organisasi dan Kelembagaan

D. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara

Susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara terdiri dari: 1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program

3. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari: a. Seksi kesehatan Dasar

b. Seksi Kesehatan Rujukan c. Seksi Kesehatan Khusus

4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, terdiri dari: a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit


(50)

b. Seksi Wabah dan Bencana c. Seksi Kesehatan lingkungan

5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan

b. Seksi pendidikan dan Pelatihan c. Seksi Registrasi dan Akreditasi 6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan

a. Seksi Jaminan Kesehatan b. Seksi Sarana dan Peralatan c. Seksi Kefarmasian

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

E. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara 1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang Kesehatan dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi.

Fungsi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara:

a. Menyusun perumusan kebijakan Daerah dalam rangka penyelenggaran pemerintahan Daerah di bidang kesehatan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan serta visi dan arah pembangunan Daerah;

b. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada Sekretaris, para Kepala Bidang dan Unit Pelaksana Teknis melalui sekretaris;


(51)

c. Memberi petunjuk dan arahan kepada Sekretaris para Kepala Bidang dan Unit Pelaksana Teknis agar pelaksanaan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku;

d. Mengkoordinasikan Sekretaris para Kepala Bidang dan Unit Pelaksana Teknis secara langsung maupun melalui pertemuan berkala agar terjalin hubungan kerja sama yang baik dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas masing-masing; e. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas di pimpinan unit kerja

dilingkungan sekretaris para kepala bidang dan unit pelaksana teknis untuk mengetahui perkembangan, hambatan dan permasalahan yang timbul dan upaya tindak lanjut penyelesaiannya;

f. Meneliti, mendisposisi, memaraf dan menandatangani persuratan yang berkaitan dengan bidang kesehatan;

g. Memecahan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan;

h. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Bupati/Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah menyangkut bidang kesehatan;

i. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan yang meliputi urusan umum, urusan keuangan, urusan kepegawaian serta urusan perencanaan program; j. Mengkoordinir kegiatan membina dan mengurus kegiatan kesehatan dan

masyarakat kesehatan;

k. Mengkoordinir kegiatan melaksanakan perencanaan, pengkajian, penyusunan, pengembangan dan analisa kesehatan;


(52)

l. Membina dan melaksanakan kerja sama dalam bidang kesehatan dengan instansi pemerintah serta pihak-pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undngan yang berlaku dan kebijaksanaan pemerintah;

m. Menilai hasil kerja bawahan di lingkungan Dinas Kesehatan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai bahan peningkatan karir pegawai;

n. Melaporkan hasil pelaksanan tugas Dinas Kesehatan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah sebagai pertanggung jawaban dan penilaian atasan;

o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati/Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah sesuai dengan bidang tugas dan permasalahnya.

2. Sekretariat

Sekretaris dipimpin oleh seorang Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Kesehatan, yang meliputi urusan umum, urusan keuangan, urusan kepegawaian serta urusan perencanaan program.

Fungsi Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara:

a. Menyusun langkah kegiatan Sekretaris Dinas Kesehatan dengan berpedoman kepada tugas pokok dan fungsi serta visi dan arah pembangunan Daerah serta kegiatan terdahulu dalam pelaksanaan tugas;

b. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada sub bagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memberikan arahan sesuai dengan tugas dan permasalahannya; c. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada para Kepala Sub Bagian agar


(53)

d. Mengkoordinasikan para Kepala Sub Bagian pada Dinas Kesehatan dilingkungan Sekretaris baik secara langsung maupun melalui pertemuan berkala agar terjalin hubungan kerja sama yang baik dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas masing-masing;

e. Mengatur dan mendistribusikan surat-surat disposisi Kepala Dinas melalui Sekretaris baik ke luar maupun ke dalam Dinas Kesehatan;

f. Mengkoordinir pengelolaan surat-menyurat, kearsipan, ekspedis pengadaan perlengkapan, administrasi, rumah tangga, administrasi perjalanan dinas, pemeliharaan barang inventaris, pengelolaan perlengkapan kantor, serta keprotokolan dan hubungan masyarakat;

g. Menyelenggarakan pembinaan organisasi dan tata laksana dalam lingkungan Dinas Kesehatan;

h. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas Kesehatan;

i. Mengkoordinir pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan anggaran, pembukuan, pertanggung jawaban dan laporan keuangan serta kesejahteraan pegawai;

j. Mengkoordinir pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, menyusun pedoman dan petunjuk ketatalaksanaan serta pembinaan pegawai;

k. Mengkoordinir pelaksanaan tugas, menyusun bahan perencanaan dan program kerja Dinas Kesehatan;


(54)

3. Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala. Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai sebagai tugas kesehatan yaitu membina pengembangan rumah sakit, puskesmas, usaha kesehatan khusus dan kefarmasian serta unit pelayanan kesehatan swasta di bidang Pelayanan Kesehatan.

Fungsi Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara:

a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Pelayanan Kesehatan dengan berpedoman kepada tuas pokok dan fungsi serta data dan program kerja Dinas Kesehatan dan Ketentuan yang berlaku sebagai pedoman kerja;

b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dan memberi arahan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya; c. Memberi petunjuk dan bimbingan Kepada para kepala seksi dilingkungan Bidang

Pelayanan Kesehatan sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku;

d. Mengkoordinasikan para kepala seksi baik secara langsung maupun melalui pertemuan berkala agar terjalin hubunan kerjasama yang baik dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas masing-masing;

e. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada para Kepala Seksi baik secara tertulis maupun lisan sesuai dengan bidang dan permasalahannya;

f. Menyeleksi pelaksanaan kegiatan Kepala Seksi sesuai dengan rencana dan realisasinya;

g. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Kepala Seksi dilingkungan Bidang Pelayanan Kesehatan untuk mengetahui perkembangan, hambatan dan


(55)

h. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan Bidang Pelayanan Kesehatan supaya kegiatan sesuai dengan rencana;

i. Meneliti dan menyeleksi konsep rencana kegiatan Kepala Seksi dilingkungan Bidang Pelayanan Kesehatan agar sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku;

j. Mengkoordinir pelaksanaan tugas pengumpulan bahan penyelenggaran pembinaan, pengawasan, perkembangan rumah sakit dan puskesman, dan peningkatan mutu pelayana rumah sakit dan puskesmas pengelolaan obat-obatan ;

k. Mengkoordinir pengumpulan bahan pelaksanaan usaha-usaha pembinaan rumah sakit khusus dan rumah sakit jiwa, dan mengkoordinasikan laporannya.

4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai Sebagian Tugas Bidang Kesehatan yaitu menyiapkan rencana penyelenggaran kegiatan pengamatan, pencegahan dan pemberantasan serta pengawas penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan penyakit yang bersumber dari binatang khususnya bidang pengendalian masalah kesehatan.

Fungsi Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara:

a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dengan berpedoman kepada tugas pokok dan fungsi serta data dan program kerja Dinas Kesehatan dan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman kerja;


(56)

b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dan memberi arahan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya; c. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada para kepala Bidang Pengendalian

Masalah Kesehatan sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku;

d. Mengkoordinasikan para kepala seksi baik secara langsung maupun melalui pertemuan berkala agar terjalin hubungan kerjasama yang baik dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas masing-masing;

e. Mengkoordinir pelaksanaan pengumpulan bahan rencana penelitian, pengamatan dan tindakan kemungkinan terjadinya wabah penyakit;

f. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada para Kepala Seksi pada bidang Pengendalian Masalah Kesehatan baik secara tertulis maupun lisan sesuai dengan bidang dan permasalahnnya;

g. Menyeleksi pelaksanaan kegiatan Kepala Seksi dilingkungan Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan sesuai dengan rencana dan Realisasinya ;

h. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi dilingkungan Bidang pengendalian Masalah Kesehatan untuk mengetahui perkembangan, hambatan dan permasalahan yang timbul serta upaya tindak lanjut penyelesaiannya.

5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai Sebagai tugas Dinas Kesehatan yaitu mengumpulkan bahan penyelenggaran pembinaan


(57)

usaha-usaha pelayanan kesehatan Masyarakat pembinaan pola hidup kesehatan masyarakat di Bidang pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Fungsi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara:

a. Menyusun rencana kegiatan bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan dengan berpedoman kepada tugas pokok dan fungusi serta data dan program kerja Dinas Kesehatan dan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman kerja;

b. Membagai tugas kepada bawahan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dan memberi arahan sesuai dengan bidang dan permasalahannya;

c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan staf dilingkungan Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk mengetahui permasalahan agar tidak terjadi penyimpangan;

d. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis Bidang Pembangan sumber daya manusia kesehatan;

e. Mengiventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan serta menyiapkan bahan pemecahannya;

f. Menilai prestasi kerja bawahan dilingkungan Bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan berdasarkan hasl yang dicapai sebagai bahan peningkatan karir pegawai;

g. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan menyangkut Bidang Pengembangan sumber saya manusia kesehatan untuk pembinaan dan peningkatan tugas selanjutnya;


(58)

h. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Bidang Pengembangan sumber daya manusia kesehatan sebagai pertanggung jawaban dan penilaian atasan ;

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya.

6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan

Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai Sebagian Tugas Dinas Kesehatan yaitu mengumpulkan bahan penyelenggaran pembinaan usaha-usaha pelayanan kesehatan masyarakat pembinaan pola hidup kesehatan masyarakat dibidang jaminan dan sarana kesehatan.

Fungsi Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara: a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dengan

berpedoman kepada tugas pokok dan fungsi serta dan program kerja Dinas Kesehatan dan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman kerja;

b. Membagai tugas kepada bawahan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dan memberi arahan sesuai dengan bidang dan permasalahannya;

c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan staf dilingkungan Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan untuk mengetahui permasalahan agar tidak terjadi penyimpangan, d. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan

petunjuk teknis bidang jaminan dan sarana kesehatan ;


(59)

f. Menilai prestasi kerja bawahan dilingkungan Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai bahan peningkatan karir pegawai ;

g. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan menyangkut bidang jaminan dan Sarana Kesehatan untuk pembinaan dan peningkatan tugas selanjutnya ;

h. Membuat laporan pelaksanan kegiatan Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan sebagai pertanggung jawaban dan penilaian atasan ;

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Bidang Unit Pelaksana Teknis Dinas dipimpin oleh seorang Kepala. Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai Sebagian Tugas Dinas Kesehatan yaitu mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data dan infromasi yang berhubungan dengan perencanaan program dan evaluasi program, obat-obatan dan alat kesehatan oleh rumah sakit, puskesmas dan puskesman pembantu serta usaha kesehatan swasta.

Fungsi Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara :

a. Menghimpunan dan mempelajari kebijaksanaan teknis pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan ke Farmasian/Makana dan Minuman;

b. Menyiapkan bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang tugas seksi Kefarmasian untuk bahan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara;

c. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan seksi Kefarmlasian serta menyiapkan bahan pemecahannya;


(60)

d. Menilai prestasi kerja bawahan dilingkungan seksi kefarmasian berdasarkan hasil yang dicapai sebagai bahan peningkatan kakir pegawai;

e. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan menyangkut Seksi Kefarmasian untuk pembinaan dan peningkatan tugas selanjutnya;

f. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Kefarmasian sebagai pertanggungjawaban dan penilaian atasan;

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya;

h. Melaksanakan evaluasi, analisa data dan laporan baik bulanan maupun tahunan dalam rangka peningkatan kegiatan dibidang jaminan dan sarana kesehatan tempat-tempat umum di Daerah.


(61)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Bab ini akan memaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer yang telah peneliti peroleh dilapangan yang kemudian dianalisa satu persatu dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisoner penelitian kepada responden.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari data yang diperoleh dari kuisoner tersebut, dibawah ini disajikan data dalam tabel-tabel distribusi yang kemudian didistribusikan sebagai berikut:

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi responden. Karakteristik responden ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan pendidikan, masa kerja dan golongan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel yang diuraikan peneliti dibawah ini:

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

NO Usia Frekwensi Persentasi (%)

1 <20 - -

2 21-30 17 45.94

3 31-40 14 37.83

4 41-50 5 13.51

5 >51 1 2.70

Jumlah 37 100


(1)

yang diberikan oleh pimpinan. Hal ini sesuai dengan jawaban responden sebanyak 25 orang (67.57%) yang menjawab sering bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas, dan hanya 1 orang (2.70%) yang menjawab jarang. Selebihnya menjawab sangat sering dan kadang-kadang. Namun terkadang pegawai yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara dalam melaksanaan tugas atau pekerjaan dilakukan sambil bercerita-cerita dengan teman kerja. Ini sesuai dengan tabel 33 yang menyatakan sebanyak 20 orang (54.05%) yang menjawab kadang-kadang melaksanaan tugas atau pekerjaan sambil bercerita-cerita dengan teman kerja dan hanya sebanyak 5 orang (13.51%) responden yang menjawab jarang bercerita-cerita ketika melaksanaan tugas atau pekerjaan .

2.6 Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu, yaitu kemampuan pegawai untuk mencapai hasil kerjanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Untuk mengukur motivasi pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara penulis menggunakan tiga pertanyaan pada quisioner yang disebarkan kepada pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, yaitu pertanyaan tentang pelaksanaan tugas dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan (tabel 34), tentang pelaksanaan tugas dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan (tabel 35), dan selanjutnya tentang pelaksanaan tugas dapat diselesaikan lebih dari waktu yang telah ditentukan (tabel 36).

Berdasarkan jawaban responden pada tabel 34 dapat dinilai bahwa pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara sering menyelesaikan tugasnya pada waktui yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan jawaban responden sebanyak 24 orang (64.86%) yang menjawab sering menyelesaikan tugas pada waktu yang telah ditentukan. Kemudian ada juga pegawai yang mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang telah


(2)

ditentukan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jawaban responden yaitu sebanyak 18 orang (48.65%) yang menjawab sering menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu (tabel 35). Namun kadang-kadang ada juga pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara menyelesaikan tugas lebih dari waktu yang telah ditentukan. Ini dapat dilihat dari jawaban responden sebanyak 23 orang (62.16%) yang menjawab kadang-kadang menyelesaikan tugas lebih dari waktu yang telah ditentukan (tabel 36).

Berdasarkan jawaban responden pada tabel 34, tabel 35, dan tabel 36 dapat dinilai bahwa kemampuan pegawai yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara untuk mencapai hasil kerjanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sudah baik. Walaupun terkadang ada beberapa pegawai yang dapat menyelesaikan tugas yang diembanya melebihi dari waktu yang telah ditentukan.


(3)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembinaan pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berada pada kategori tinggi. Hal ini berdasarkan jawaban-jawaban responden mengenai pertanyaan-pertanyaan indikator pelaksanaan yang diperoleh dari lapangan.

2. Prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berada pada kategori tinggi. Hal ini berdasarkan jawaban-jawaban responden mengenai pertanyaan-pertanyaan indikator pelaksanaan yang diperoleh dari lapangan.

3. Berdasarkan uji

r

xy terhadap data menunjukkan bahwa “ ada pengaruh pembinaan terhadap prestasi kerja”, karena r hitung lebih besar dari pada r tabel ( 0,56 > 0,325) dan pengaruh pembinaan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berada pada kategori sedang. Dengan demikian hipotesa awal yang menyatakan bahwa ada pengaruh pengaruh pembinaan terhadap prestasi kerjadapat diterima.

4. Berdasarkan perhitungan determinant (D) maka diketahui pengaruh pembinaan terhadap prestasi kerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara sebesar 31,36%, sedangkan 68,64% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(4)

B. Saran

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menemukan bahwa ada pengaruh pembinaan terhadap prestasi kerja sebesar 31,36%, oleh karena itu diharapkan pembinaan terhadap pegawai dapat lebih ditingkatkan agar prestasi kerja pegawai dapat meningkat.

2. Bagi pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, apabila ada kegiatan pembinaan pegawai diharapkan benar-benar mengikuti kegiatan tersebut agar hasilnya dapat bermanfaat bagi kepentingan pribadi dan instansi pemerintah.

3. Bagi pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, supaya lebih meningkatkan kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan. Dan untuk mendukung tingkat kedisiplinan pegawai tersebut, maka hendaknya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara tidak enggan untuk memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rhinneka Cipta, Edisi Revisi IV, Cetakan XI, Jakarta.

Dharma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : Rajawali Press. Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE.

Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta : Rajawali Press.

Malthis, L. Manajemen Sumber Daya Manusia. University Of Nebraska.

Martoyo, Susilo. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPEF Musanef. 1986. Manajemen Kepegawaian Indonesia. Jakarata : Gunung Agung.

Nawawi, Hidari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah mada University Press.

Rao, T. 1986. Penilaian Prestasi Kerja. Jakarta: Pusataka Binaman Pressindo.

Siagian, Sondang P. 1988. Organisasi Kepemimpinan Dan Prilaku Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

Singarimbun, Masri, dan Sofyan, Effendi. 1995. Metode Penelitian Survay. Jakarta:: LP3ES.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfa Beta. Usmara, A. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Amara Book Widjaja, A.W. 1986.Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Rajawali.

Winardi. 1972. Kamus Ekonomi. Bandung: Ekonomi.

Wursanto, I.G. 1997. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius. Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaaan Pegawai Negeri Sipil.


(6)