Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional

Laporan Kinerja Bappeda - 2016 99  Monitoring dan evaluasi programkegiatan pembangunan bidang ekonomi.  Koordinasi dan kerjasama perencanaan dan monitoringevaluasi programkegiatan pembangunan bidang sosial budaya  Koordinasi dan kerjasama perencanaan bidang pengembangan wilayah dan lingkungan hidup  Monitoring dan evaluasi programkegiatan pembangunan bidang pengembangan wilayah dan lingkungan hidup Program Perencanaan Pembangunan Daerah menitikberatkan kepada upaya menindaklanjuti hasil dari Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah, dimana hasil dari koordinasi dan kerjasama perencanaan pembangunan baik dengan SKPD lingkup provinsi maupun dengan KabKota serta evaluasi pelaksanaan programkegiatan yang telah dilaksanakan tersebut, dimanfaatkan sebagai masukan dalam penyusunan dokumen-dokumen perencanaan. Kegiatan-kegiatan pokok dalam program ini antara lain adalah:  Penyusunan RKPD  Penyusunan KUA PPASKUA PPAS Perubahan  Penyelenggaraan Musrenbang Daerah Provinsi Sumatera Barat 4 Sasaran Strategis Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten Kota Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan agar berdaya guna untuk meningkatkan kesejahteranan masyarakat tentu diawali dengan sebuah perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik tentulah mengandung unsur norma dan kaedah yang sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, sesuai dengan mekanisme dan tata cara penyusunan dokumen perencanaan. Dalam amanat undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ditetapkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tatacara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat. Laporan Kinerja Bappeda - 2016 100 Salah satu keberhasilan tujuan pembangunan agar lebih terintegrasi dan sinergi dalam suatu wadah negara kesatuan mulai dari pusat sampai daerah diperlukan sinergi perencanaan mulai dari pusat sampai kedaerah baik provinsi maupun kabupaten kota. Indikator yang digunakan untuk melihat sinergi perencanaan tersebut adalah keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional dan keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah. Keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional dilakukan dengan menganalisa setiap prioritas yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 sudah selaras dengan prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Kerja Pemerintah Daerah Provinsi tahun 2017 sedangkan Keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota juga dilakukan dengan menganalisa prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi tahun 2017 dengan prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kota. 1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Capaian sasaran strategis sinergi perencanaan pembangunan provinsi dengan perencanaan pembangunan nasional dan kabupaten kota diukur dengan dua indikator yaitu : a. Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah. Alat ukur yang digunakan adalah jumlah prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 sudah didukung dan diakomodir oleh prioritas pembangunan daerah provinsi yang terdapat dalam Rencana kerja Pemerintah Daerah RKPD Provinsi tahun 2017. b. Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah. Alat ukur yang digunakan adalah apakah prioritas pembangunan provinsi yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Provinsi Tahun 2017 sudah didukung dan diakomodir oleh prioritas pembangunan daerah kabupaten kota yang terdapat dalam Dokumen Rencana kerja Pemerintah Daerah RKPD KabKota tahun 2017. Pencapaian terhadap sasaran strategis 4 di tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Laporan Kinerja Bappeda - 2016 101 Tabel 3.39. SASARAN STRATEGIS 4 Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan dan Kabupaten Kota Program : Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah 80 82,60 103 Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah 80 91,97 114 Dari Tabel 3.37 di atas dapat dilihat pencapaian sasaran strategis 4 pada indikator 1 adalah Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 3.40. KESELARASAN PRIORITAS NASIONAL DENGAN PRIORITAS PROVINSI TAHUN 2016 NO PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS DAERAH Kesesuan A Pembangunan Manusia dan Masyarakat Ya Tidak 1. Revolusi Mental Pembangunan Mental dan Pengamalan Agama serta ABS- SBK Dalam Kehidupan Masyarakat P1 V 2. Kesehatan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat P4 V 3. Pendidikan Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan P3 V 4. Perumahan dan Pemukiman Pengembangan Energi dan Pembangunan Infrastruktur P9 V B Pembangunan Sektor Unggulan 5. Kedaulatan Pangan Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis P5 V 6. Maritim dan Kelautan Pengembangan Kemaritiman dan kelautan P7 V Laporan Kinerja Bappeda - 2016 102 7. Kedaulatan Energi Pengembangan Energi dan Pembangunan Infrastruktur P9 V 8. Pembangunan Pariwisata Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi dan Investasi P6 V 9. Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi KEK Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi dan Investasi P6 V C Pemerataan dan Kewilayahan 10. Antar Kelompok Pendapatan Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran, Daerah Tertinggal P8 V 11. Reformasi Agraria V 12. Daerah Perbatasan Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran, Daerah Tertinggal P8 V 13. Daerah Tertinggal Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran, Daerah Tertinggal P8 V 14. Desa dan Kawasan Perdesaan Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran, Daerah Tertinggal P8 V 15. Perkotaan Pengembangan Energi dan Pembangunan Infrastruktur P9 V 16. Konektivitas Pengembangan Energi dan Pembangunan Infrastruktur P9 V D Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan 17. Reformasi Regulasi, Kepastian dan Penegakan Hukum Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan P2 V 18. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban V 19. Konsolidasi Demokrasi dan efektivitas Diplomasi V 20. Reformasi Birokrasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan P2 V C Pembangunan Ekonomi 21. Perbaikan Iklim Iklim Investasi dan Iklim Usaha Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi dan Investasi P6 V Laporan Kinerja Bappeda - 2016 103 22. Peningkatan Ekspor Non Migas V 23. Reformasi Fiskal V Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana P10 V Sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah berdasarkan Visi, Misi dalam RPJMD tahun 2016-2021 Provinsi Sumatera Barat ditetapkan 10 Prioritas pembangunan. Untuk mengukur keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah digunakan metode dengan menganalisa seluruh prioritas pembangunan nasional yang berjumlah 23 prioritas sudah selaras dan didukung oleh prioritas provinsi sebanyak 19 dari prioritas, sedangkan 4 prioritas nasional lainya merupakan kewenangan dari pemerintah pusat seperti Stabilitas Keamanan dan Ketertiban, Konsolidasi Demokrasi dan efektivitas Diplomasi, Peningkatan Ekspor Non Migas dan Reformasi Fiskal. Dari 10 prioritas pembangunan provinsi 9 prioritas pembangunan provinsi sudah selaras dengan prioritas nasional, satu prioritas lagi adalah sesuai prioritas yang sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah yaitu wilayah konservasi yang yang harus dilestarikan serta daerah yang rawan bencana, maka prioritas kesepuluh adalah Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana tidak terdapat di prioritas nasional. Realisasi indikator kinerja adalah 19 prioritas nasional dari 23 prioritas nasional sudah selaras dengan prioritas provinsi atau sekitar 82,62. Target yang terdapat pada indikator Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah dalah 80 , dengan demikian persentase capaian target indikator adalah 103 dengan penilaian kinerja amat baik. Selanjutnya pada indikator 2 yaitu dengan indikator kinerja Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah dapat dirinci pada tabel berikut : Laporan Kinerja Bappeda - 2016 104 Tabel 3.41. PRESENTASE KESELARASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI DENGAN KABKOTA SESUAI DENGAN POTENSI DAERAH NO KABKOTA PRIORITAS PROVINSI PRIORITAS KABKOTA KESESUAIAN PRIORITAS 1 Kota Bukitinggi 10 9 9 100,00 2 Kota Solok 10 13 9 90,00 3 Kota Padang Pajang 10 10 10 100,00 4 Kab Sijunjung 10 11 10 100,00 5 Kab. Dharmasraya 10 5 4 80,00 6 Kab Pesisir Selatan 10 6 5 83,33 7 Kota Payakumbuh 10 9 9 100,00 8 Kab Lima Puluh Kota 10 6 6 100,00 9 Kab Pasaman 10 8 8 100,00 10 Kab Agam 10 9 8 88,89 11 Kab kepulauan Mentawai 10 5 4 80,00 12 Kab Padang Pariaman 10 9 9 100,00 13 Kota Pariaman 10 8 7 87,50 14 Kab Solok 10 8 8 100,00 15 Kab Tanah Datar 10 10 9 90,00 16 Kab Solok selatan 10 12 9 90,00 17 Kab Pasaman Barat 10 18 10 100,00 18 Kota Sawah Lunto 10 9 7 77,78 19 Kota Padang 10 10 8 80,00 TOTAL 91,97 Untuk mengukur keselarahan Prioritas pembangunan provinsi tahun 2016 dengan kabupaten kota adalah dengan menganalisa prioritas pembangunan yang tertuang dalam amanat Rencana Kerja Pemerintah Daerah kabupaten kota Tahun 2016 Laporan Kinerja Bappeda - 2016 105 mendukung dan sinergi dengan 10 prioritas pembangunan provinsi. Jumlah prioritas pembangunan kabupaten kota masing daerah berbeda masing-masing daerah sehingga untuk melihat apakah prioritas sudah sesuai dengan provinsi adalah dengan metoda menganalisa masing-masing prioritas yang terdapat di kabupaten kota sesuai dengan potensi kabupaten kota dimaksud apakah sinergi dan mendukung prioritas yang terdapat di provinsi sebagai contoh kabupaten Dharmasaya terdapat lima proritas pembangunan dari kelima prioritas tersebut setelah dikaji dan dianalisa ternyata hanya 4 prioritas yang selaras dan sinergi dengan prioritas provinsi, sehingga capaian kinerjanya hanya 80 . Dari data tersebut maka rata-rata kesesuai prioritas kabupaten kota dengan provinsi dengan realisasi mencapai 91,97 atau melampuai target yang ditetapkan dalam target kinerja sebesar 80, sehingga persentase capaiannya adalah 114. Hal ini menunjukkan keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah telah dapat berjalan dengan amat baik 2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun-tahun sebelumnya Perbandingan capaian kinerja pada sasaran strategis Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan nasional dan Kabupaten Kota belum dapat dilakukan perbandingannya dengan tahun-tahun sebelumnya disebabkan indikator yang ditetapkan untuk mengukur sasaran strategis tersebut merupakan indikator baru dan tahun pertama dilaksanakan pada tahun 2016 sesuai dengan Renstra tahun tahun 2016-2021 yang mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021 3. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah yang terdapat pada dokumen Renstra Bappeda Dalam rencana strategis Bappeda tahun 2016-2021, target sasaran strategis adalah sinerginya perencanaan pembangunan provinsi dengan perencanaan pembangunan nasional dan kabupatenkota sasaran strategis ini diukur dengan menggunakan dua indikator kinerja yaitu persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi dengan target yang terdapat dalam Rencana Strategis Bappeda Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021 Laporan Kinerja Bappeda - 2016 106 Tabel 3.42. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target pada Renstra Bappeda Indikator Kinerja Tahun 2016 Renstra Realisasi Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah 80 82,60 Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah 80 91,97 Dari capaian kinerja tahun 2016 yang merupakan tahun pertama pelaksanaan RPJMD tahun 2016-2021 apabila dibandingkan target yang ditetapkan dalam Renstra Bappeda realisasinya sudah melebihi dari yang target yang ditetapkan hal ini menandakan bahwa konsistensi perencanaan mulai dari dokumen yang terdapat di Nasional sampai ke daerah sudah dapat diwujudkan walaupun belum mencapai seratus persen. 4. Perbandingan Realisasi kinerja dengan Standar Nasional Secara nasional belum ada standar yang baku untuk mengukur keselarasan antar dokumen perencanaan ini, namun amanat undang-undang Nomor 25 Tahun 2005 mengamanatkan untuk menjaga terintegrasinya pembangunan mulai dari perencanaan sampai kepada pelaksanaan haruslah konsisten dan selaras mulai dari pusat sampai kepada daerah. Dengan demikian secara normatif keselaraan priroitas pembangunan dari pusat sampai ke daerah haruslah 100 . Sehingga keterpaduan dan singkronisasi pembangunan mulai dari pusat sampai ke daerah akan dapat diwujudkan. 5. Analisis PeningkatanPenurunan Kinerja dan Solusi. Kegiatan yang mendukung untuk terwujudnya pencapaian keselarasan prioritas pembangunan provinsi dan nasional maupun keselaran pencapaian prioritas provinsi dan kabupatenkota didukung dengan sebagian besar kegiatan yang memfokuskan pada upaya memfasilitasi, mengkoordinasikan perencanaan, melakukan forum diskusi secara kontinu baik dengan pemerintah nasional maupun dengan kabupaten kota, melakukan evaluasi dan pengendalian. Kegiatan tersebut antara lain Koordinasi dan kerjasama perencanaan pembangunan baik bidang ekonomi, sosial budaya dan Laporan Kinerja Bappeda - 2016 107 pengembangan wilayah, koordinasi pencapaian tujuan Mdgs, Koordinasi tentang kemiskinan dan kegiatan lainnya. Fokus kegiatan tersebut secara berkelanjutan diarahkan untuk menjaga keselarahan antar dokumen dimaksud, dengan melakukan pembahasan dan memverifikasi melalui rapat setiap dokumen perencanaan sebelum ditetapkan. Untuk menjaga keselerasan antar dokumen tersebut maka dilakukan juga penilian dokumen perencanaan dengan memnetapkan indikator salah satunya adanya keselarasan prioritas antar dokumen, Hal ini bertujuan agar setiap tahun dokumen perencanaan ini setiap tahun makin berkualitas dan dapat diapilkasikan dengan baik. 6. Analisis Pencapaian Kinerja Analisis pencapaian kinerja adalah bagaimana upaya yang dilakukan untuk pencapaian target kinerja yang telah dilakukan dan dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Analisis pencapaian kinerja dapat dibagai dua yaitu analisis efisiensi penggunaan sumberdaya dan anailisi program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja. a. Analisis Efisiensi penggunaan sumberdaya Efisiensi penggunaan sumberdaya dalam upaya pencapaian sasaran strategis sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan dan Kabupaten Kota dilakukan dengan pengendalian terhadap penggunaan anggaran. Upaya yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja sinerginya perencaaan perioritas pembangunan daerah dilakukan antara lain : - Menyampaikan arah dan prioritas pembangunan daerah provinsi ke Kabupaten kota di dalam rancangan awal RKPD sehingga kabupaten kota akan lebih tahu lebih awal apa yang akan menjadi prioritas pembangunan daerah tahun depan. - Menyampaikan prioritas pembangunan provinsi serta fokus prioritas tersebut dalam setiap forum musrenbang yang diselenggarakan oleh kabupaten kota. - Meminta usulan prioritas kegiatan kepada Kabupaten kota yang mendukung prioritas provinsi selanjutnya bahan tersebut dibawa dalam forum SKPD dengan mengundang Kabupaten Kota yang bertujuan agar prioritas provinsi selaras dengan prioritas pembangunan di Kabupaten kota. - Melaksanakan Musrenbang Provinsi dengan mengundang semua stakeholder pembangunan untuk dapat memberikan masukan terhadap prioritas provinsi yang telah diselaras dengan kabupaten Kota. Laporan Kinerja Bappeda - 2016 108 - Untuk penyelaran prioritas provinsi dengan nasional dilakukan dengan menghadiri setiap rapat triwulannya yang salah satu agenda menyampaikan prioritas nasional tahun depan, selanjutnya dalam penyusunan RKPD prioritas pembangunan diselaraskan dengan RKP Nasional selanjutnya mengusulkan program dan kegiatan yang sesuai dengan prioritas nasional. b. Analisis ProgramKegiatan yang menunjang Pencapaian kinerja Adapun usaha-usaha yang dilakukan sehingga capaian kinerja pada sasaran strategis 4 ini berhasil adalah antara lain : 1. Melakukan rapat koordinasi secara berkala dengan mengundang kapaten kota oleh masing-masing bidang sosial budaya, ekonomi dan pengembangan wilayah untuk menjaga agar keselarasan perencanaan dokumen dapat terealisir dengan baik. 2. Penyusunan prioritas pembangunan Provinsi diselaraskan dengan prioritas nasional dengan menempatkan dalam RKPD Provinsi dan menyampaikan prioritas provinsi kepada Kabupaten kota agar prioritas provinsi tersebut didukung dan dimasukkan dalam RKPD kabupaten Kota masing-masing. 3. Melakukan evaluasi terhadap dokumen perencanaan untuk menganalisas sejauh mana keselaran antar prioritas pembangunan. 4. Melakukan penilaian terhadap dokumen perencanaan RKPD kabupaten kota salah satu indikatornya adanya keselarasan dokumen tersebut. Bagi daerah yang yang baik dalam penyusunan perencanaannya diberikan reward berupa anugerah Pangripta Nusantara baik tingkat nasional sampai provinsi. 5 Sasaran Strategis Meningkatkan Keterlibatan Pemangku Kepentingan Dalam Proses Perencanaan Dan Pengendalian Pembangunan Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang System Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa dalam penyusunan perencanaan terdapat empat proses pendekatan yang dilakukan yaitu proses teknoratik, proses politik, proses top down dan bottun up. Proses top down dan button up merupakan proses yang dikenal juga dengan proses partisipatif yaitu dalam penyusunan perencanaan melibatkan pemangku kepentingan atau semua pihak yang terkait dengan subjek atau objek pembangunan dibutuhkan keikutsertaannya. Pemangku kepentingan ini terdiri dari unsur pemerintah yaitu SKPD di provinsi sampai kepada kabupaten kota, unsur organisasi masyarakat, DPRD, perguruan tinggi, ulama, tokoh budaya. Laporan Kinerja Bappeda - 2016 109

1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016

Indikator untuk menilai keterlibatan pemangku kepentingan ini dalam proses penyusunan dokumen perencanaan adalah dengan melihat persentase keterlibatannya dalam pertemuan dan rapat atau forum musyawarah perencanaan pembangunan daerah Musrenbangda Pencapaian terhadap sasaran strategis 5 di tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.43. SASARAN STRATEGIS 5 Meningkatnya Keterlibatan Pemangku Kepentingan Dalam Proses Perencanaan Dan Pengendalian Pembangunan Program : Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan 100 92.99 92.99 Kesesuaian antara target dan realisasi sasaran strategis 5 diatas dirinci pada tabel berikut : Tabel 3.44. PERSENTASE KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN NO URAIAN JUMLAH YANG DIUNDANG JUMLAH YANG HADIR 1 PUSAT 3 3 100 2 FORKOPIMDA DAN DPRD 16 15 93.75 3 SEKRETARIAT DAERAH 8 8 100 4 BUPATIWALIKOTA 19 19 100 5 BAPPEDA KABKOTA 19 19 100 6 SKPD KABKOTA 76 76 100 7 SKPD PROVINSI 49 49 100 8 INSTANSI VERTIKAL 30 25 83.33 9 LEMBAGA PROFESIORMASLSM 39 35 89.74 10 PERGURUAN TINGGI 11 10 90.90 11 PERBANKAN 7 5 71.42 12 BUMNBUMDSWASTA 11 8 72.72 Laporan Kinerja Bappeda - 2016 110 13 TIM PENILAI ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TINGKAT PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 7 7 100 14 TIM AHLI PENYUSUNAN RKPD TAHUN 2017 1 1 100 TOTAL 92.99 Dari data tersebut persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan pembangunan adalah sebesar 92.99 lebih rendah dari target kinerja sasaran 100 .

2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya

Perbandingan capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan belum dapat dilakukan perbandingannya dengan tahun-tahun sebelumnya disebabkan indikator yang ditetapkan untuk mengukur sasaran strategis tersebut merupakan indikator baru dan tahun pertama dilaksanakan pada tahun 2016 sesuai dengan Renstra tahun 2016-2021 yang mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021

3. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah yang

terdapat pada dokumen Renstra Bappeda Dalam renstra Bappeda Tahun 2016-2021, sasaran strategis Meningkatnya Keterlibatan Pemangku Kepentingan Dalam Proses Perencanaan Dan Pengendalian Pembangunan diukur dengan Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan. Keterlibatan pemangku kepentingan dapat dilihat pada proses perencanaan dengan tingkat kehadiran dan partisipasi menyampaikan saran dan masukan. Untuk melihatan perbandingan dengan target yang terdapat dalam Renstra seperti dalam tabel berikut : Tabel 3.45. SASARAN STRATEGIS 5 Indikator Kinerja Tahun 2016 Renstra Realisasi Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan 100 92,99 Target yang terdapat dalam Renstra Bappeda tahun 2016 terhadap indikator tersebut baru dapat direalisasikan sebesar 92,99 dibandingkan dengan target yang terdapat dalam Renstra sebesar 100. Hal ini disebabkan tingkat kehadiran terutama adalah unsur lembaga dan organisasi masyarakat seperti LSM, Bundo Kanduang, dan