Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 99
Monitoring dan evaluasi programkegiatan pembangunan bidang ekonomi. Koordinasi dan kerjasama perencanaan dan monitoringevaluasi
programkegiatan pembangunan bidang sosial budaya Koordinasi dan kerjasama perencanaan bidang pengembangan wilayah dan
lingkungan hidup Monitoring dan evaluasi programkegiatan pembangunan bidang
pengembangan wilayah dan lingkungan hidup
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
menitikberatkan kepada upaya menindaklanjuti hasil dari Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan
Daerah, dimana hasil dari koordinasi dan kerjasama perencanaan pembangunan baik dengan SKPD lingkup provinsi maupun dengan KabKota serta evaluasi pelaksanaan
programkegiatan yang telah dilaksanakan tersebut, dimanfaatkan sebagai masukan dalam penyusunan dokumen-dokumen perencanaan. Kegiatan-kegiatan pokok dalam
program ini antara lain adalah: Penyusunan RKPD
Penyusunan KUA PPASKUA PPAS Perubahan Penyelenggaraan Musrenbang Daerah Provinsi Sumatera Barat
4
Sasaran Strategis Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi
dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten Kota
Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan agar berdaya guna untuk meningkatkan kesejahteranan masyarakat tentu diawali dengan sebuah perencanaan
yang baik. Perencanaan yang baik tentulah mengandung unsur norma dan kaedah yang sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, sesuai dengan mekanisme dan
tata cara penyusunan dokumen perencanaan. Dalam amanat undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ditetapkan
bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tatacara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat.
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 100
Salah satu keberhasilan tujuan pembangunan agar lebih terintegrasi dan sinergi dalam suatu wadah negara kesatuan mulai dari pusat sampai daerah diperlukan
sinergi perencanaan mulai dari pusat sampai kedaerah baik provinsi maupun kabupaten kota. Indikator yang digunakan untuk melihat sinergi perencanaan tersebut
adalah keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional dan keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah.
Keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional dilakukan dengan menganalisa setiap prioritas yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2017 sudah selaras dengan prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Kerja Pemerintah Daerah Provinsi tahun 2017 sedangkan Keselarasan
prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota juga dilakukan dengan menganalisa prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Provinsi tahun 2017 dengan prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kota.
1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Capaian sasaran strategis sinergi perencanaan pembangunan provinsi dengan
perencanaan pembangunan nasional dan kabupaten kota diukur dengan dua indikator yaitu :
a. Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah. Alat ukur yang digunakan adalah jumlah prioritas pembangunan
yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 sudah didukung dan diakomodir oleh prioritas pembangunan daerah provinsi yang terdapat dalam
Rencana kerja Pemerintah Daerah RKPD Provinsi tahun 2017. b. Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota
sesuai potensi daerah. Alat ukur yang digunakan adalah apakah prioritas pembangunan provinsi yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RKPD Provinsi Tahun 2017 sudah didukung dan diakomodir oleh prioritas pembangunan daerah kabupaten kota yang terdapat dalam Dokumen Rencana
kerja Pemerintah Daerah RKPD KabKota tahun 2017. Pencapaian terhadap sasaran strategis 4 di tahun 2016 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 101
Tabel 3.39. SASARAN STRATEGIS 4
Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan dan Kabupaten Kota
Program : Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Target Realisasi
Capaian Persentase keselarasan prioritas
pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah
80 82,60
103
Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten
kota sesuai potensi daerah 80
91,97 114
Dari Tabel 3.37 di atas dapat dilihat pencapaian sasaran strategis 4 pada indikator 1 adalah Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan
nasional sesuai potensi daerah dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 3.40.
KESELARASAN PRIORITAS NASIONAL DENGAN PRIORITAS PROVINSI TAHUN 2016
NO PRIORITAS NASIONAL
PRIORITAS DAERAH Kesesuan
A Pembangunan Manusia dan
Masyarakat Ya
Tidak 1. Revolusi Mental
Pembangunan Mental
dan Pengamalan Agama serta ABS-
SBK Dalam
Kehidupan Masyarakat P1
V 2. Kesehatan
Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat P4
V 3. Pendidikan
Peningkatan Pemerataan
dan Kualitas Pendidikan P3
V 4. Perumahan dan
Pemukiman Pengembangan
Energi dan
Pembangunan Infrastruktur P9 V
B Pembangunan Sektor
Unggulan 5. Kedaulatan Pangan
Peningkatan Produksi
Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan
Nasional dan
Pengembangan Agribisnis P5
V 6. Maritim dan Kelautan
Pengembangan Kemaritiman dan kelautan P7
V
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 102
7. Kedaulatan Energi Pengembangan
Energi dan
Pembangunan Infrastruktur P9 V
8. Pembangunan Pariwisata Pengembangan
Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi
dan Investasi P6 V
9. Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan
Ekonomi KEK Pengembangan
Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi
dan Investasi P6 V
C Pemerataan dan Kewilayahan
10. Antar Kelompok Pendapatan
Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran,
Daerah Tertinggal P8
V 11. Reformasi Agraria
V 12. Daerah Perbatasan
Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran,
Daerah Tertinggal P8
V 13. Daerah Tertinggal
Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran,
Daerah Tertinggal P8
V 14. Desa dan Kawasan
Perdesaan Penurunan Tingkat kemiskinan,
Pengangguran, Daerah
Tertinggal P8 V
15. Perkotaan Pengembangan
Energi dan
Pembangunan Infrastruktur P9 V
16. Konektivitas Pengembangan
Energi dan
Pembangunan Infrastruktur P9 V
D Pembangunan Politik,
Hukum, Pertahanan dan Keamanan
17. Reformasi Regulasi, Kepastian dan Penegakan
Hukum Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Dalam Pemerintahan P2 V
18. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
V 19. Konsolidasi Demokrasi
dan efektivitas Diplomasi V
20. Reformasi Birokrasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Dalam Pemerintahan P2 V
C Pembangunan Ekonomi
21. Perbaikan Iklim Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Pengembangan Pariwisata,
Industri, Perdagangan, Koperasi dan Investasi P6
V
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 103
22. Peningkatan Ekspor Non Migas
V 23. Reformasi Fiskal
V Pelestarian Lingkungan Hidup
dan Penanggulangan Bencana P10
V
Sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah berdasarkan Visi, Misi dalam RPJMD tahun 2016-2021 Provinsi Sumatera Barat ditetapkan 10 Prioritas
pembangunan. Untuk mengukur keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah digunakan metode dengan menganalisa seluruh
prioritas pembangunan nasional yang berjumlah 23 prioritas sudah selaras dan didukung oleh prioritas provinsi sebanyak 19 dari prioritas, sedangkan 4 prioritas
nasional lainya merupakan kewenangan dari pemerintah pusat seperti Stabilitas Keamanan dan Ketertiban, Konsolidasi Demokrasi dan efektivitas Diplomasi,
Peningkatan Ekspor Non Migas dan Reformasi Fiskal. Dari 10 prioritas pembangunan provinsi 9 prioritas pembangunan provinsi sudah selaras dengan
prioritas nasional, satu prioritas lagi adalah sesuai prioritas yang sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah yaitu wilayah konservasi yang yang harus
dilestarikan serta daerah yang rawan bencana, maka prioritas kesepuluh adalah Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana tidak terdapat di
prioritas nasional. Realisasi indikator kinerja adalah 19 prioritas nasional dari 23 prioritas nasional
sudah selaras dengan prioritas provinsi atau sekitar 82,62. Target yang terdapat pada indikator Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan
nasional sesuai potensi daerah dalah 80 , dengan demikian persentase capaian target indikator adalah 103 dengan penilaian kinerja amat baik.
Selanjutnya pada indikator 2 yaitu dengan indikator kinerja Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi
daerah dapat dirinci pada tabel berikut :
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 104
Tabel 3.41.
PRESENTASE KESELARASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI DENGAN KABKOTA SESUAI DENGAN POTENSI DAERAH
NO KABKOTA
PRIORITAS PROVINSI
PRIORITAS KABKOTA
KESESUAIAN PRIORITAS
1 Kota Bukitinggi
10 9
9 100,00
2 Kota Solok
10 13
9 90,00
3 Kota Padang Pajang
10 10
10 100,00
4 Kab Sijunjung
10 11
10 100,00
5 Kab. Dharmasraya
10 5
4 80,00
6 Kab Pesisir Selatan
10 6
5 83,33
7 Kota Payakumbuh
10 9
9 100,00
8 Kab Lima Puluh
Kota 10
6 6
100,00 9
Kab Pasaman 10
8 8
100,00 10
Kab Agam 10
9 8
88,89 11
Kab kepulauan Mentawai
10 5
4 80,00
12 Kab Padang
Pariaman 10
9 9
100,00 13
Kota Pariaman 10
8 7
87,50 14
Kab Solok 10
8 8
100,00 15
Kab Tanah Datar 10
10 9
90,00 16
Kab Solok selatan 10
12 9
90,00 17
Kab Pasaman Barat 10
18 10
100,00 18
Kota Sawah Lunto 10
9 7
77,78 19
Kota Padang 10
10 8
80,00 TOTAL
91,97
Untuk mengukur keselarahan Prioritas pembangunan provinsi tahun 2016 dengan kabupaten kota adalah dengan menganalisa prioritas pembangunan yang tertuang
dalam amanat Rencana Kerja Pemerintah Daerah kabupaten kota Tahun 2016
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 105
mendukung dan sinergi dengan 10 prioritas pembangunan provinsi. Jumlah prioritas pembangunan kabupaten kota masing daerah berbeda masing-masing daerah
sehingga untuk melihat apakah prioritas sudah sesuai dengan provinsi adalah dengan metoda menganalisa masing-masing prioritas yang terdapat di kabupaten kota sesuai
dengan potensi kabupaten kota dimaksud apakah sinergi dan mendukung prioritas yang terdapat di provinsi sebagai contoh kabupaten Dharmasaya terdapat lima
proritas pembangunan dari kelima prioritas tersebut setelah dikaji dan dianalisa ternyata hanya 4 prioritas yang selaras dan sinergi dengan prioritas provinsi,
sehingga capaian kinerjanya hanya 80 . Dari data tersebut maka rata-rata kesesuai prioritas kabupaten kota dengan provinsi dengan realisasi mencapai 91,97 atau
melampuai target yang ditetapkan dalam target kinerja sebesar 80, sehingga persentase capaiannya adalah 114. Hal ini menunjukkan keselarasan prioritas
pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah telah dapat berjalan dengan amat baik
2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun-tahun sebelumnya Perbandingan capaian kinerja pada sasaran strategis Sinerginya Perencanaan
Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan nasional dan Kabupaten Kota belum dapat dilakukan perbandingannya dengan tahun-tahun sebelumnya
disebabkan indikator yang ditetapkan untuk mengukur sasaran strategis tersebut merupakan indikator baru dan tahun pertama dilaksanakan pada tahun 2016 sesuai
dengan Renstra tahun tahun 2016-2021 yang mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021
3. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah yang terdapat pada dokumen Renstra Bappeda
Dalam rencana strategis Bappeda tahun 2016-2021, target sasaran strategis adalah sinerginya perencanaan pembangunan provinsi dengan perencanaan pembangunan
nasional dan kabupatenkota sasaran strategis ini diukur dengan menggunakan dua indikator kinerja yaitu persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan
kabupaten kota sesuai potensi dengan target yang terdapat dalam Rencana Strategis Bappeda Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 106
Tabel 3.42. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target pada Renstra Bappeda
Indikator Kinerja Tahun 2016
Renstra Realisasi
Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi
daerah 80
82,60
Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi
daerah 80
91,97
Dari capaian kinerja tahun 2016 yang merupakan tahun pertama pelaksanaan RPJMD tahun 2016-2021 apabila dibandingkan target yang ditetapkan dalam Renstra
Bappeda realisasinya sudah melebihi dari yang target yang ditetapkan hal ini menandakan bahwa konsistensi perencanaan mulai dari dokumen yang terdapat di
Nasional sampai ke daerah sudah dapat diwujudkan walaupun belum mencapai seratus persen.
4. Perbandingan Realisasi kinerja dengan Standar Nasional Secara nasional belum ada standar yang baku untuk mengukur keselarasan antar
dokumen perencanaan ini, namun amanat undang-undang Nomor 25 Tahun 2005 mengamanatkan untuk menjaga terintegrasinya pembangunan mulai dari
perencanaan sampai kepada pelaksanaan haruslah konsisten dan selaras mulai dari pusat sampai kepada daerah. Dengan demikian secara normatif keselaraan priroitas
pembangunan dari pusat sampai ke daerah haruslah 100 . Sehingga keterpaduan dan singkronisasi pembangunan mulai dari pusat sampai ke daerah akan dapat
diwujudkan. 5. Analisis PeningkatanPenurunan Kinerja dan Solusi.
Kegiatan yang mendukung untuk terwujudnya pencapaian keselarasan prioritas pembangunan provinsi dan nasional maupun keselaran pencapaian prioritas provinsi
dan kabupatenkota didukung dengan sebagian besar kegiatan yang memfokuskan pada upaya memfasilitasi, mengkoordinasikan perencanaan, melakukan forum
diskusi secara kontinu baik dengan pemerintah nasional maupun dengan kabupaten kota, melakukan evaluasi dan pengendalian. Kegiatan tersebut antara lain Koordinasi
dan kerjasama perencanaan pembangunan baik bidang ekonomi, sosial budaya dan
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 107
pengembangan wilayah, koordinasi pencapaian tujuan Mdgs, Koordinasi tentang kemiskinan dan kegiatan lainnya.
Fokus kegiatan tersebut secara berkelanjutan diarahkan untuk menjaga keselarahan antar dokumen dimaksud, dengan melakukan pembahasan dan
memverifikasi melalui rapat setiap dokumen perencanaan sebelum ditetapkan. Untuk menjaga keselerasan antar dokumen tersebut maka dilakukan juga penilian dokumen
perencanaan dengan memnetapkan indikator salah satunya adanya keselarasan prioritas antar dokumen, Hal ini bertujuan agar setiap tahun dokumen perencanaan ini
setiap tahun makin berkualitas dan dapat diapilkasikan dengan baik. 6. Analisis Pencapaian Kinerja
Analisis pencapaian kinerja adalah bagaimana upaya yang dilakukan untuk pencapaian target kinerja yang telah dilakukan dan dapat dilaksanakan lebih efektif
dan efisien. Analisis pencapaian kinerja dapat dibagai dua yaitu analisis efisiensi penggunaan sumberdaya dan anailisi program dan kegiatan yang menunjang
pencapaian kinerja. a. Analisis Efisiensi penggunaan sumberdaya
Efisiensi penggunaan sumberdaya dalam upaya pencapaian sasaran strategis sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan
dan Kabupaten Kota dilakukan dengan pengendalian terhadap penggunaan anggaran. Upaya yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja sinerginya perencaaan
perioritas pembangunan daerah dilakukan antara lain :
- Menyampaikan arah dan prioritas pembangunan daerah provinsi ke Kabupaten
kota di dalam rancangan awal RKPD sehingga kabupaten kota akan lebih tahu lebih awal apa yang akan menjadi prioritas pembangunan daerah tahun depan.
- Menyampaikan prioritas pembangunan provinsi serta fokus prioritas tersebut
dalam setiap forum musrenbang yang diselenggarakan oleh kabupaten kota. -
Meminta usulan prioritas kegiatan kepada Kabupaten kota yang mendukung prioritas provinsi selanjutnya bahan tersebut dibawa dalam forum SKPD
dengan mengundang Kabupaten Kota yang bertujuan agar prioritas provinsi selaras dengan prioritas pembangunan di Kabupaten kota.
- Melaksanakan Musrenbang Provinsi dengan mengundang semua stakeholder
pembangunan untuk dapat memberikan masukan terhadap prioritas provinsi yang telah diselaras dengan kabupaten Kota.
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 108
- Untuk penyelaran prioritas provinsi dengan nasional dilakukan dengan
menghadiri setiap rapat triwulannya yang salah satu agenda menyampaikan prioritas nasional tahun depan, selanjutnya dalam penyusunan RKPD prioritas
pembangunan diselaraskan dengan RKP Nasional selanjutnya mengusulkan program dan kegiatan yang sesuai dengan prioritas nasional.
b. Analisis ProgramKegiatan yang menunjang Pencapaian kinerja Adapun usaha-usaha yang dilakukan sehingga capaian kinerja pada sasaran
strategis 4 ini berhasil adalah antara lain :
1. Melakukan rapat koordinasi secara berkala dengan mengundang kapaten kota oleh masing-masing bidang sosial budaya, ekonomi dan pengembangan
wilayah untuk menjaga agar keselarasan perencanaan dokumen dapat terealisir dengan baik.
2. Penyusunan prioritas pembangunan Provinsi diselaraskan dengan prioritas nasional dengan menempatkan dalam RKPD Provinsi dan menyampaikan
prioritas provinsi kepada Kabupaten kota agar prioritas provinsi tersebut didukung dan dimasukkan dalam RKPD kabupaten Kota masing-masing.
3. Melakukan evaluasi terhadap dokumen perencanaan untuk menganalisas sejauh mana keselaran antar prioritas pembangunan.
4. Melakukan penilaian terhadap dokumen perencanaan RKPD kabupaten kota salah satu indikatornya adanya keselarasan dokumen tersebut. Bagi daerah
yang yang baik dalam penyusunan perencanaannya diberikan reward berupa anugerah Pangripta Nusantara baik tingkat nasional sampai provinsi.
5
Sasaran Strategis
Meningkatkan Keterlibatan Pemangku Kepentingan Dalam Proses Perencanaan Dan
Pengendalian Pembangunan
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang System Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa dalam penyusunan perencanaan terdapat
empat proses pendekatan yang dilakukan yaitu proses teknoratik, proses politik, proses top down dan bottun up. Proses top down dan button up merupakan proses yang
dikenal juga dengan proses partisipatif yaitu dalam penyusunan perencanaan melibatkan pemangku kepentingan atau semua pihak yang terkait dengan subjek atau
objek pembangunan dibutuhkan keikutsertaannya. Pemangku kepentingan ini terdiri dari unsur pemerintah yaitu SKPD di provinsi sampai kepada kabupaten kota, unsur
organisasi masyarakat, DPRD, perguruan tinggi, ulama, tokoh budaya.
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 109