Laporan Kinerja Bappeda - 2016 111
organisasi masyarakat lainnya tingkat kehadirannya tidak mencapai seperti yang diundang hanya sebesar 89,74 begitu juga dengan kehadiran dari unsur pemerintah
seperti instansi vertikal tingkat kehadirannya sekitar 83,33, perguruan tingi tingka kehadirannya 72,49 serta perbankan hanya sebesar 72,72.
4. Perbandingan Realisasi kinerja dengan Standar Nasional
Secara nasional belum ada standar yang baku untuk ukuran tingkat kehadiran pemangku kepentingan dalam proses perencanaan, namun dalam amanat undang-
undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasinal bahwa keterlibatan pemangku kepentingan semakin banyak semakin bagus, karena
peran masyarakat memang lebih diutamakan sehingga keterlibatan masyarakat sejak awal sudah diikutkan dan tentu masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan
tentu juga sabjek pembangunan, sehingga program dan kegiatan tersebut benar-benar kebutuhan masyarakat secara komunal dan dapat dilaksanakan secara baik
5. Analisis PeningkatanPenurunan Kinerja dan Solusi
Pencapaian kinerja sasaran strategis Meningkatnya Keterlibatan Pemangku Kepentingan Dalam Proses Perencanaan Dan Pengendalian Pembangunan dengan
indikator Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dapat diwujudkan dengan melakukan :
a. Mengundang semua stakeholder pembangunan untuk hadir berpartisipasi disetiap even perencanaan pembangunan.
b. Memberikan ruang untuk menyampaikan saran dan gagasan masukan terhadap dokumen perencanaan yang sedang disusun. Khusus untuk keterlibatan anggota
DPRD diberikan kesempatan menurut undang-undang untuk menyampaikan pandangannya dalam pokok-pokok pikiran DPRD dalam rangka mengayaan dan
penyempurnaan dokumen perencanaan ini nantinya.
6. Analisis Pencapaian Kinerja
Analisis pencapaian kinerja adalah bagaimana upaya yang dilakukan untuk pencapaian target kinerja yang telah dilakukan dan dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien.
Analisis pencapaian kinerja dapat dibagai dua yaitu analisis efisiensi penggunaan sumberdaya dan anailisi program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja.
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 112
a. Analisis Efisiensi penggunaan sumberdaya Sumberdaya yang dimaksud dapat berupa sumber daya anggaran maupun
sumberdaya manusia. Dalam upaya efisiensi sumberdaya anggaran untuk capaian kinerja agar keterlibatan pemangku kepentingan pembangunan dapat berpartisipasi
dalam proses perencanaan utamanya dilakukan dengan mengundang disetiap kesempatan rapat koordinasi seperti rakor kemiskinan, rakor tata ruang dan lain-
lain kegiatan. Untuk mewujudkan itu tidak diperlukan anggaran tersendiri dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat, cukup dengan mengundang keterlibatan
masyarakat dalam setiap rakor sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan efisiensi terhadap penggunaan sumberdaya manusia adalah
dalam menjemputan dan mengikutkan keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan tidak dibutuhkan tenaga sumberdaya manusia yang banyak cukup
dikelola oleh personil dari masing-masing kegiatan dan tidak melibatkan pihak ketiga.
b. Analisis ProgramKegiatan yang menunjang Pencapaian kinerja Dalam upaya mencapai keberhasilan capaian kinerja sasaran strategis
dimaksud program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerjanya adalah : -
Penyelenggaraan musrenbang, kegiatan ini salah satu aktifitasnya adalah forum dan pelaksanaan musrenbang dengan rangkaian kegiatan mengundang
komponen masyarakat untuk turut serta dalam perumusan perencanaan. -
Penyusunan RPJMD, dalam kegiatan penyusunan RPJMD ini disamping keterlibatan aparatur, juga dilibatkan unsur dari perguruan tinggi, sebagai
wujud partisipasi perguruan tinggi dalam proses perencanaan. Disamping itu keterlibatan legislatif juga berperan dalam memberikan masukan dan
menyepakati RPJMD dimaksud melalui Perda. -
Penyusunan KLHS, Kajian Lingkungan Hidup strategis juga melibatkan perguruan tinggi, diharapkan keterlibatan perguruan tinggi dapat memberikan
masukan secara akademik terhadap KLHS dimaksud. -
Penyusunan KUA-PPAS, dalam Penyusunan KUA-PPAS diperlukan keterlibatan unsur legislatif, karena kesepakatan KUA-PPAS adalah
kesepakatan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD.