Laporan Kinerja Bappeda - 2016 31
Tabel 3.5. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dan Tahun 2016
No Indikator Kinerja
2015 2016
Target Realisasi
Capaian Target
Realisasi Capaian
1. Persentase tenaga perencana yg mempunyai
sertifikat perencana 5
6,64 132,8
- -
-
1. Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana
dan diklat pendukung -
- -
4 5.57
139 2. Persentase aparatur yang
menjadi fungsional perencana
- -
- 4
4,3 107
Pada tahun 2015 target indikator kinerja sasaran adalah sebesar 5 sesuai dengan perjanjian kinerja dapat direalisasikan 6,64 capaiannnya sebesar
132,8. Di tahun 2016 sesuai dengan renstra 2016-2021 pengukuran indicator kinerja berubah menjadi Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan
diklat pendukung dengan target 4 dan persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana dengan target 4 . Target indikator kinerja turun menjadi
4, disebabkan karena: 1 Terbatasnya anggaran untuk melakukan pelatihan khusus untuk tenaga perencana; 2 Terbatasnya daya tampung diklat fungsional
perencana oleh pusdiklat perencana Bappenas setiap tahunnya; 3. Kurangnya minat aparatur untuk mengiikuti diklat fungsional perencana.
3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Jangka
Menengah Yang Terdapat Pada Dokumen Renstra Bappeda 2016-2021
Dalam Rencana Strategis Bappeda tahun 2016-2021 yang mengacu pada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021, terdapat perubahan indikator
kinerja sasaran sekaligus penetapan target yang akan mungkin dapat dicapai, pada tahun 2015 target yang ditetapkan adalah 5 tenaga perencana yang mempunyai
sertifikat perencana atau yang sudah mengikuti pelatihan perencana dari jumlah PNS yang berpendidikan S1 ke atas. Target yang tetapkan dalam Renstra
diharapkan didukung dengan anggaran yang memadai untuk mencapai target tersebut. Pada tahun 2015, target kinerja 5 dengan realisasi 6,64 dengan
tingkat capaian 132,8. Capaian kinerja tahun 2015 diukur dengan jumlah tenaga perencana yang mengikuti diklat fungsional perencana. Sedangkan tahun 2016
Laporan Kinerja Bappeda - 2016 32
terdapat perubahan indicator kinerja yaitu; 1 Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung dari target 4 dengan realisasi 5,57 atau
dengan tingklat capaian 139. Capaian ini diukur dengan membandingkan jumlah tenaga perencana sarjana yang mengikuti diklat perencana dan diklat
pendukung pada setiap unit kerja SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebanyak 209 orang dibandingkan dengan jumlah 3.750 orang aparatur
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan latar belakang minimal S1. 2 Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana dari target 4 dengan
realisasi 4,3 atau dengan tingklat capaian 107. Capaian ini diukur dengan membandingkan jumlah aparatur fungsional perencana di Bappeda sebanyak 3
orang dibandingkan dengan jumlah aparatur Bappeda dengan latar belakang pendidikan S1,S2 dan S3 sebanyak 70 orang.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional
Dari berbagai penelusuran yang telah dilakukan, belum ada standar nasional yang dapat dipedomani mengenai jumlah tenaga perencana yang ideal untuk
tingkat Provinsi. Oleh sebab itu dapat dijadikan pedoman sementara adalah minimal dalam satu jabatan eselon 3 mempunyai 1 tenaga perencana. Jumlah
jabatan eselon 3 untuk lingkup Pemerintah Provinsi adalah sebanyak 315 maka jumlah tenaga perencana yang dibutuhkan adalah 315 orang.
Dari gambaran jumlah tenaga perencana yang ada sekarang, tentu belum menunjukkan kondisi ideal yang kita harapkan untuk menjalankan tugas pokok
dan fungsinya dibidang perencana.
5. Analisis PeningkatanPenurunan Kinerja dan Solusi
Produk dari perencanaan adalah dokumen perencanaan yang aplikatif. Agar dokumen perencanaan tersebut berkualitas, partisipatif dan dapat dilaksanakan
sesuai dengan yang direncanakan perlu didukung oleh peningkatan kapasitas tenaga perencana di masing-masing SKPD. Keberadaaan aparatur tenaga
perencana dinilai sangat penting dan strategis dalam rangka menghasilkan dokumen perencanaan yang berkualitas sesuai dengan arah kebijakan RPJMD,
tidak hanya di Bappeda melainkan juga pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD lingkup Provinsi.