Seni Budaya SD KK J
33
mengidentifikasi gerak, mencoba menstilir gerakan, hingga menyusun pola gerak. Proses mengeksplorasi gerak hingga menstilir gerak merupakan proses
eksperimentasi.
g. Metode ekspresi terikat
Metode ekspresi merupakan cara pembelajaran kegiatan praktek berkarya seni dalam bentuk kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa dalam
mencipta suatu karya seni. Secara spesifik yang dimaksud metode ekspresi terikat merupakan cara pembelajaran kegiatan praktek berkarya seni dalam
bentuk kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa dalam mencipta suatu karya seni, tetapi yang mendapat pengarahan. Pengarahan tersebut bisa
berupa pengarahan guru maupun pengarahan yang berupa bentuk keiatan yang dipilh atau ditentukan. Penggunakan metode ekspresi terikat bisa dilaksanakan
dengan memilih materi ajar, misalnya bahan ajar membuat tari kreasi dari mengambil gerak binatang.
h. Metode ekspresi bebas
Metode ekspresi bebas merupakan cara pembelajaran kegiatan praktek berkarya seni dalam bentuk kegiatan yang memberikan kesempatan kepada
siswa dalam mencipta suatu karya seni, yakni dengan memberi kebebasan siswa seluas‐luasnya. Pengarahan guru dalam metode ini tidak dianjurkan dan
diupayakan dihindari, atau campur tangan guru harus dihilangkan. Penggunakan metode ekspresi bebas bisa dilaksanakan dengan memilih materi ajar, misalnya
bahan ajar mencipta suatu tari modern dari mengambil gerak kehidupan sehari‐ hari saat panen.
11. Pengembangan Strategi Pembelajaran Seni
Penggunaan model atau pendekatan pembelajaran seni tersebut dalam praktek di lapangan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum serta pesan inovasi pendidikan.
Oleh karena itu implementasi dari beragam model pembelajaran tersebut juga bisa beragam dan juga bisa disinergikan dengan berbagai inovasi pendekatan
pembelajaran umum. Dalam serangkaian pembelajaran seni bisa terjadi ada keragaman model atau pendekatan yang dipilih, karena disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, tipe bahan ajar, karakteristik siswa serta sarana dan prasarana yang
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
34
mendukung program. Penggunaan model Akademik dapat mencapai semua tujuan pembelajaran, tetapi penggunaan model progresif akan lebih efektif dari pada model
Akademik untuk mencapai tujuan pemurnian estetik yakni pengembangan ekspresi dan kreativitas siswa. Sebaliknya dengan model aprentesip lebih efektif daripada
dengan model Akademik untuk mencapai tujuan keterampilan seni.
Uraian di atas menunjukkan bahwa saat ini berbagai model itu dapat diimplementasikan sesuai dengan tuntutan program pembelajaran yang
dicanangkan oleh kurikulum sekolah. Sebagai contoh, pembelajaran seni di sekolah menengah berdasarkan KTSP diprogram dengan tujuan yang beragam, ada tujuan
pembelajaran yang mengharapkan siswa mampu mengembangkan keterampilan seni terapan dan mengembangkan kemampuan ekspresikreativitas seni murni.
Pada tahap dasar dan lanjut pembelajaran keterampilan dan ekspresi dapat dilaksanakan dengan pengimplementasikan model Akademik, sedangkan tahap
mahir terampil atau mahir mencipta lebih cocok mengimplementasikan model Aprentisip dan Progresif. Dapat juga model pembelajaran seni yang dikem‐bangkan
dengan mengintegrasikan berbagai pendekatan, hal ini sangat tergantung dari tujuan dan karakteristik bahan ajar.
Pemilihan dan penetapan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, guru seni dapat memulai dengan menetapkan SK dan KD, kemudian dilanjutkan dengan
merumuskan idikator pembelajaran dan menetapkan materi pokok yang akan diajarkan. Atas dasar indikator yang sudah dirumuskan barulah guru dapat memilih
dan menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dan dipandang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Oleh karena dalam setiap tahapan
pembelajaran terdiri dari beberapa tujuan dan tipe bahan ajar yang tentu bisa berbeda karakteristiknya, maka pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran bisa
menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
12. Imajinasi Dalam Pembelajaran Seni