Metode fenomenologis Metode kritik seni

Seni Budaya SD KK J 29 dikembangkan Mittler, yang disebut sebagai metode kombinasi kritikan seni dan studi sejarah seni. Proses kritis dimulai dari pencarian petunjuk internal sebagai operasi kritik seni, pencarian petunjuk eksternal sebagai operasi sejarah kesenian, dan pengambilan keputusan terakhir.

d. Metode fenomenologis

Apresiasi seni dengan menggunakan metode fenomenologis merupakan cara menumbuhkembangkan kesadaran, kepekaan, dan sikap estetik terhadap karya seni melalui proses kritis meliputi: deskripsi, analisa, dan interpretasi urwitz and Madeja, : . Metode ini merupakan apresiasi intelektual yang didasarkan pada pemahaman tentang prinsip‐prinsip dan teknik‐teknik serta didasarkan pada kemampuan untuk mencermati nilai estetis dari berbagai obyek karya seni. Penekanan bukan pada emosi , kenikmatan dan kepuasan , melainkan penekanan pada ketrampilan observasi dan penilaian kritis .

e. Metode kritik seni

Apresiasi dengan menggunakan metode kritik seni merupakan cara menumbuhkembangkan kesadaran, kepekaan, dan sikap estetik terhadap karya seni melalui proses kritis dengan langkah‐langkah sistematis. Pembelajaran apresiasi dengan menggunakan model kritik banyak dikemukakan oleh para ahli. Model kritik Feldman misalnya, merupakan model kritik terpopuler yang digunakan di sekolah. Feldman mengembangkan struktur model kritik seni terdiri atas: deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan keputusan. Ralp Smith mengembangkan model kritik terdiri dari: deskripsi, analisis, interpretasi, dan evaluasi. Sedangkan Johansen Sutopo, . mengembangkan model apresiasi seni terdiri atas: pemahaman intuitif, konstitusi aktif, dan kontemplasi. Metode pembelajaran apresiasi seni dengan model kritik yang juga pernah dikembangkan adalah metode kritik holistik. metode kritik holistik merupakan sintesis dari ketiga aliran kelompok kritik kritik genetik, kritik objektif dan kritik afektif , dengan menyajikan suatu struktur kritik yang lengkap tanpa menganaktirikan salah satu komponen seni yang ada. Pembelajaran apresiasi seni model kritik holistik tersebut dikembangkan oleh Sutopo dengan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 30 maksud tidak sekedar untuk tujuan pemahaman dan penghayatan terhadap karya seni itu sendiri sebagai faktor intra estetik melalui pencerapan dan pendeskripsian tentang realitas objektif bentuk karya seni ; namun juga dipadukan dengan upaya

f. Metode semiotik