Kegiatan Pembelajaran 1
30
maksud tidak sekedar untuk tujuan pemahaman dan penghayatan terhadap karya seni itu sendiri sebagai faktor intra estetik melalui pencerapan dan
pendeskripsian tentang realitas objektif bentuk karya seni ; namun juga dipadukan dengan upaya
f. Metode semiotik
Pembelajaran apresiasi seni berbasis pengalaman kognitif juga bisa dilakukan dengan metode semiotik. Zoest A.V.
: mengenalkan
pendekatanmetode semiotik berkaitan dengan tipologi hubungan tanda‐tanda, yaitu mengkaji tandasimbol karya seni yang dapat dilakukan melalui analisis
sintaksis, semantik, dan pragmatik. Sementara itu Barthes dalam Piliang, :
mengenalkan struktur bahasa desain meliputi makna yang eksplisit dan implisit. Dari segi makna eksplisit, karya seni dapat dianalisis maknanya
berdasarkan apa yang tampak denotative meaning , dan secara implisit dapat dianalisis maknanya secara lebih mendalam yang berkaitan dengan
pemahaman‐pemahaman ideologi dan kultural connotative meaning .
Dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi seni, berbagai pendekatan tersebut jika diklasifikasi terdapat dua pendekatan secara umum, yakni dengan istilah
pembelajaran apresiasi seni dengan pendekatan empatik dan pembelajaran apresiasi seni dengan pendekatan analisis.
10. Metode pembelajaran berolah keterampilan seni
Metode pembelajaran berolah keterampilan seni mengutamakan kemam‐puan skill siswa dalam menguasai tarian tertentu yang sudah ada aturanpakemnya.
Penerapan proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, seperti: metode mencontoh, metode imitasi meniru , metode drilllatihan
siap
, dan dikte.
a. Metode mencontoh
Metode mencontoh merupakan suatu cara pembelajaran kegiatan berolah seni melalui proses membuat duplikat dari suatu bentuk karya seni yang sudah ada,
dalam seni merupakan kegiatan menduplikat sebuah tarian yang sudah ada. Metode mencontoh merupakan metode tertua yang awalnya digunakan dalam
melatihterampil‐kan ana keturunan atau cantriknya dalam sistem pengrikrutan
DRAFT
Seni Budaya SD KK J
31
seniman pada masa lalu. Metode ini kemudian diadopsi untuk kepentingan pembelajaran seni dipandang sangat efektif untuk tujuan meningkatkan
keterampilan fisikpsikomotorik gerak siswa, namun sebaliknya kurang efektif untuk mengembangkan keterampilan mental atau kreasi siswa. Metode
mencontoh merupakan metode yang mudah dilaksanakan, karena tidak menuntut keterlibatan rasa dan intelektual yang tinggi, namun cukup
keterlibatan kemampuan fisik. Mencontoh dalam praktek berolah seni lebih melibatkan indera mata dalam mengamati gerak tarian yang dicontoh.
Ketajaman pengamatan dan skill menduplikat gerak merupakan hal utama dan dapat dilakukan secara berulang.
Penguasaan keterampilan menarikan suatu tarian tidak dapat dicapai dalam sekali penduplikatan, artinya penguasaan keterampilan menari diperlukan
tahapan berjenjang mulai dari keterampilan sederhana pengenalan gerak dasar hingga keterampilan level tinggi dengan pola gerak yang kompleks. Metode
mencontoh ini dapat digunakan ketika membelajarkan gerak dasar tari atau membelajarkan tarian yang sudah jadi.
b. Metode imitasi meniru
Metode meniru merupakan cara pembelajaran seni dengan membuat tiruan imitasi gerak dari suatu objek gerak atau gerak tarian yang sudah jadi. Meniru
berbeda dengan mencontoh. Meniru tidak dituntut persis dengan objek gerak atau tarian yang sudah jadi untuk ditiru. Artinya kegiatan meniru masih
memberikan kesempatan kepada siswa memodifikasi atau mengrekreasi, karena hasil gerakan tari dari tiruan tersebut bisa bervariasi antar siswa. Dalam
pelaksanaan pembelajaran seni dapat dilakukan dengan mahan ajar siswa mengrekreasi gerak alam, binatang, danatau gerak dari sebuah atau beberapa
jenis tarian.
c. Metode drill latihan siap