Metode pengenalan sejarah seni Metode problematik Metode asosiatif

Seni Budaya SD KK J 27 perkembangan berfikir menggunakan kosa kata siswa jenjang TKSD masih terbatas urwitz and Madeja, : .

b. Model aplikatif

Metode aplikatif yaitu merupakan cara pembelajaran apresiasi seni guna menumbuhkembangkan potensi estetik siswa melalui aktivitas penciptaan‐ penciptaan seni Soedarso, : . Melalui kegiatan mencipta karya seni siswa akan mengenal secara lebih mendalam apa dan bagaimana tentang seni yang dibuatnya dan pada gilirannya akan berkembang kemampuan menikmati karya seni sesuai pertimbangan pengalaman estetiknya bersifat pribadi . Eisner mengatakan kegiatan sanggar seni baca kegiatan olah seni pent. untuk mengembangkan skill bisa berfungsi untuk mempertinggi atau menunjang pemahaman seni dan apresiasi seni sebagai suatu proses. Demikan juga Cross mengemukakan, bahwa dalam strategi pembelajaran seni di sekolah dasar menekankan pada kegiatan ekspresi guna menunjang kemampuan apresiasi. Oleh karena itu pembelajaran apresiasi dengan menggunakan pendekatan aplikatif juga lebih cocok digunakan pada siswa level TKSD untuk mempertinggi atau menunjang kemampuan apresiasi siswa.

9. Model pembelajaran apresiasi seni berbasis pengalaman kognitif

Berbeda dengan model pembelajaran apresiasi berbasis sikap estetik, yaitu model pembelajaran apresiasi berbasis pengalaman kognitif tidak sekedar untuk tujuan penikmatan rasa tetapi lebih diarahkan pada pemahaman dan penghayatan karya seni. Pembelajaran apresiasi seni berbasis pengalaman kognitif antara lain bisa dilakukan dengan menggunakan: metode pengenalan sejarah seni, metode problematik, metode asosiatif, metode fenomenologis, metode gabungan kritik dan sejarah, metode kritik seni, kritik holistik, dan juga bisa menggunakan metode semiotik.

a. Metode pengenalan sejarah seni

Pembelajaran apresiasi seni dengan metode pengenalan sejarah seni adalah cara menumbuhkembangkan kesadaran, kepekaan, dan sikap estetik siswa terhadap karya seni dilakukan melalui pengenalan dengan belajar sejarah seni. nformasi dan pembahasan tentang peristiwa seni demi peristiwa seni yang masing‐ DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 28 masing memiliki problem sendiri akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam memahami apa, bagaimana dan alasan apa yang ada dibalik penciptaan seni tersebut dan selanjutnya memungkinkan seseorang untuk bisa menikmati karya seni Soedarso, : . Pembahasan tentang peristiwa seni tersebut dapat berupa bahasan tentang sejarah seni, misalnya berdasarkan pembabakan sejarah seni primitif, seni tradisional, seni klasik, hingga seni modern. Pemahaman tentang apa, bagaimana dan alasan apa yang ada dibalik penciptaan seni tersebut akan meningkatkan siswa dalam mendeskripsikan atau memberi tanggapan terhadap karya seni yang sedang diamati.

b. Metode problematik

Sementara yang dimaksud apresiasi seni dengan metode problematik yaitu cara menumbuhkembangkan kesadaran, kepekaan, dan sikap estetik terhadap karya seni dilakukan melalui kegiatan menyoroti masalah serta liku‐liku seni. Bukan urutan waktu seperti pendekatan pengenalan sejarah, tetapi membahas deretan problem seni, seperti: penciptaan seni, hubungan seni dan keindahan, seni dan ekspresi, seni dan alam, aliran seni dan sebagainya Soedarso, : . Dalam hal pembelajaran seni dapat dilakukan dengan membahas deretan problem seni, seperti: penciptaan seni, hubungan seni dan keindahan, seni dan ekspresi, seni dan alam, aliran seni dan sebagainya.

c. Metode asosiatif

Selanjutnya apresiasi seni dengan metode asosiatif adalah cara menumbuhkembangkan kesadaran, kepekaan, dan sikap estetik terhadap karya seni dilakukan melalui pencerapan nilai dan hubungan unsur, prinsip dan teknik karya seni dan dilanjutkan atau digabung dengan mempelajarimembahas informasi yang tidak terkait langsung dengan obyek karya seni, seperti informasi biografis tentang seniman, tujuan penciptaan sesuai konteks, cerita‐ cerita seputar kehidupan sang seniman anekdot , pengaruh seniman besar dan lain‐lain urwitz and Madeja, : . Melalui metode pembelajaran asosiatif seperti inilah karya seni tidak hanya dipahami berdasarkan wujud karya tari yang tampak, tetapi dapat diungkap misteri spritual, intensitas, integritas, yaitu nilai‐nilai yang sulit dianalisa secara logis. Model apresiasi seperti ini mirip yang DRAFT Seni Budaya SD KK J 29 dikembangkan Mittler, yang disebut sebagai metode kombinasi kritikan seni dan studi sejarah seni. Proses kritis dimulai dari pencarian petunjuk internal sebagai operasi kritik seni, pencarian petunjuk eksternal sebagai operasi sejarah kesenian, dan pengambilan keputusan terakhir.

d. Metode fenomenologis