pengembangan ilmu pengetahuan. Sebagai suatu lembaga pendidikan Islam, pondok pesantren dari sudut historis kultural dapat dikatakan sebagai
trainning center yang otomatis menjadi cultural cneter Islam yang disahkan atau dilembagakan oleh masyarakat, setidak-tidaknya oleh masyarakat Islam
sendiri tidak dapat diabaikan Djamaluddin dan Abdullah: 1999. Pondok pesantren, sebagaimana disebutkan dalam UU RI. Nomor 20
Tahun 2003 merupakan bagian dari pendidikan agama. Karena itu wewenang pokok dalam pengembangan dan pembinaan pondok pesantren
berada pada Departemen Agama. Sementara itu pemerintah daerah bertugas mendukung atas terselenggaranya pendidikan keagamaan dalam rangka
pemantapan sistem pendidikan nasional Wahid dan Nur Hidayat: 2001. Untuk itu bisa disimpulkan bahwa pendidikan pesantren adalah
merupakan pendidikan Islam yang pada umumnya sistem pendidikan dan pengajarannya diberikan dengan metode non klasikal dan tempatnya
diselenggarakan di pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan yang melekat dalam perjalanan kehidupan bangsa Indonesia
sejak seratus tahun yang lalu sehingga Ki hajar Dewantara pernah mencita- citakan model pesantren ini sebagai sistem pendidikan nasional.
Menurutnya ini merupakan hasil kreasi budaya bangsa yang tak ternilai harganya yang patut dipertahankan dan dikembangkan.
b. Tujuan dan Orientasi Pendidikan Pesantren 1 Tujuan Pesantren
Secara umum tujuan pendidikan di pondok pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim dalam arti
kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT., berakhlak mulia, menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian nabi
Muhammad SAW., mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan
umat Islam di tengah-tengah masyarakat, mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan
kepribadian yang ingin dituju oleh pondok pesantren adalah kepribadian muslim Mansur, 2004: 35-36.
Pendidikan pesantren sebagai sebuah media pembelajaran bagi kondisi bangsa Indonesia yang semakin kehilangan moralitasnya sebagai
bangsa berbudaya dan berakhlak dalam banyak sorortan media massa mengungkapan krisisi moral yang ditimbulkan oleh para pelajar
diakibatkan gagalnya proses pendidikan yang diemban oleh lembaga- lembaga pendidikan umum. Minimnya pengetahuan tentang agama
menjadi salah satu faktor dari memicunya aksi-aksi kekerasan, brutalitas, kenakalan remaja, penjbretan yang dilakukan pelajar dan sebagainya.
Pesantren merupakan penggodokan kader-kader ulama yang mampu menjadi media transformasi dalam mengatasi problematika
sosial, membentuk insan yang bertaqwa dan beriman kepada Allah SWT. Peran ulama menjadi sangat strategis dalam ikut serta mengusung cita-
cita pendidikan nasional yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yaitu terciptanya manusia seutuhnya. Dalam konteks Al-Hayatu Al-Islamiyah
kehidupan Islam, para ulama berusaha keras berijtihad untuk memecahkan segenap problem kehidupan masyarakat yang terus
berkembang Yusanto: 1998. Menurut Mastuhu, ada 8 prinsip yang berlaku pada pendidikan di
pesantren. Kedelapan prinsip itu menggambarkan kira-kira 8 ciri utama tujuan pendidikan pesantren, antara lain:
1 Memiliki kebijakan menurut ajaran Islam 2 Memiliki kebebasan yang terpimpin
3 Berkemampuan mengatur diri sendiri 4 Memiliki rasa kebersamaan yang tinggi
5 Menghormati orang tua dan guru 6 Cinta kepada ilmu
7 Mandiri 8 Kesederhanaan.