Problematika Pendidikan Pesantren Sebagai Alternatif Pendidikan Nasional di Era Globalisasi
Masa depan adalah masa yang semakin bertambah tantangannya dan semakin sulit prediksi karakteristiknya. Berbagai perubahan karakteristik yang
tidak dapat diprediksi mengharuskan mampu mempersiapkan bangsa ini menjadi masyarakat yang berdaya dalam menghadapi kehidupan global yang
semakin lama semakin menggantungkan diri pada kemajuan teknologi. Kondisi ini pada akhirnya berakibat pada laju perkembangan pesantren dalam
pelaksanaan pendidikan yang bernuansa Islami yang semakin lama tertinggal jauh penanganan secara serius untuk mengatasi segala problematika social
yang dihadapinya sehingga pesantren diorientasikan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan daya saing yang lebih
kompetitif http:id.shyoong.comsocial-scienceseducation2192459-Pro
blematika-pondok pesantrenixzz2GDOKd2Op.
Dengan dimasukkannya pesantren ke dalam system pendidikan nasional maka pesantren baik itu slaf pesantren tradisional maupun kholaf
pesantren modern diharapkan bisa bersama-sama pemerintah dalam membangun masyarakat. Kalau pesantren ingin berhasil dalam membangun
dan mengembangan masyarakat yang salah satu dimensinya adalah pengembangan semua sumberdaya, maka pesantren harus melengkapi dirinya
dengan tenaga yang terampil mengelola sumberdaya yang ada di lingkungannya, di samping syarat lain yang diperlukan untuk keberhasilan
pengembangan masyarakat. Sudah barang tentu, pesantren harus tetap menjaga potensinya sebagai lembaga pendidikan.
Perpaduan antara tetap menggunakan kelebihan pendidikan pesantren dan mengadopsi sesuatu yang baru masih cocok dengan kondisi masyarakat
dengan tanpa harus menghilangkan nilai-nilai luhur pesantren merupakan kondisi yang ideal. Sehingga proses perencanaan pengembangan kurikulum
yang akan dilakukan pesantren hingga bagaimana evaluasi dilakukan secara integral, bersama-sama dan menggunakan kekuatan kolektif dengan
melibatkan berbagai unsure pesantren stakeholders. Karena ketertinggalan dalam manajemen pendidikan akan menjadi sesuatu ancaman treats.
Pesantren kini telah berkembang, tak saja dari bentuk lahirnya berupa bangunan, wilayah ataupun tempat. Dari yang dulu berada di pedesaan
terpencil, atau diatas gunung yang jauh dari kum urban. Kini bangunan- bangunan pesantren mulai menyapa warga kota dan dekat dengan mereka.
Untuk itu jelas bahwa potensi pesantren sangatlah luar biasa. Setidaknya bisa dinilai dari dua segi, pertama adalah kekuatan metode community based
education-nya, dan kedua dari roh pesantren itu sendiri, yaitu pendidikan. Para pakar pendidikan sepakat, bahwa pendidikan yang benar adalah
pendidikan yang tidak mencerabut anak didik dari minat dan bakatnya. Dan kita tahu, bahwa factor lingkungan punya pengaruh besar dalam membentuk
minat dan bakat peserta didik. Dari sini dapat disimpulkan, maka metode pendidikan terbaik adalah pendidikan berbasis komunitas, yang saling
berbagi, saling membantu, dan dekat dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
Di sinilah kekuatan pesantren berada. Sebuah pesantren pertama kali di bangun dengan gesekan masyarakat sekitar. Pesantren membaur, bedialog,
berdinamika, bahkan kadangkala berseteru dengan masyarakatnya. Proses inilah yang menggembleng pesantren hingga menjadi bagian tak terpisahkan
dari masyarakat. Begitu pula dengan para santri di dalamnya. Mereka diajarkan untk peka dengan kondisi masyarakat. Belajar bermasyarakat, dan
dididik untuk menjadi pengabdi masyarakat, sehingga nantinya, ketika keluar dari pesantren, seorang santri tidak akan gagap lagi menjauh dari
masyarakatnya. Mereka akan berdakwah, menyebarkan ilmu dan mewarnai masyarakat. Maka tak heran jika Prof. Nasar menyebut pesantren adalah alat
yang ampuh untuk merekayasa social, social engineering.
70