Struktur Organisasi Analisis BKAD Pawonsari

171 politik yang stabil, fasilitasi, advokasi dan pendanaan, akan meningkatkan kinerja kerjasama antar daerah dalam upaya pengembangan wilayah dapat dilaksanakan.

4.4.2 Analisis BKAD Pawonsari

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kerjasama antar daerah tidak bisa lepas dari kinerja organisasi yang menjadi motor penggeraknya yaitu Badan Kerjasama Antar Daerah BKAD Pawonsari yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh Sekretariat BKAD Pawonsari. Tugas Sekretariat Badan Kerjasama Antar Daerah adalah sebagai berikut: menyelenggarakan kegiatan koordinasi, menyusun rencana program kerjasama, menyiapkan, menyusun dan mengirimkan usulan program bersama, menyelenggarakan urusan kerumahtanggaan dan ketatausahaan, melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan bersama, memfasilitasi penyelesaian perselisihan antar pemerintah kabupaten.

4.4.2.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Sekretariat BKAD Pawonsari terdiri dari Penanggungjawab, Ketua, Wakil Ketua I II, Sekretaris I II, Bendahara serta Koordinator Program, Penghubung dan Kelompok Kerja yang berada pada masing- masing kabupaten Gambar.3.3. Dari struktur organisasi tersebut, pada saat ini tidak aktif secara keseluruhan, akan tetapi ada beberapa bagan organisasi yang tidak berjalan, antara lain adalah Kelompok Kerja Pokja. Pembentukan Pokja tindak lanjut KAD Pawonsari yang diputuskan oleh masing-masing Bupati ini bertugas: melakukan koordinasi antara kabupaten Pacitan, kabupaten Wonogiri dan kabupaten Gunungkidul dalam rangka memecahkan permasalahan bersama, dengan 172 memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia, menginventaris program dan kegiatan sesuai dengan tupoksi anggota Kelompok Kerja Pokja masing-masing, serta mencari dan memanfaatkan peluang-peluang baru dalam rangka mengembangkan wilayah Pawonsari, mengimplementasi program dan kegiatan yang telah diiventarisir tersebut dalam bentuk kegiatan nyata dalam upaya mengembangkan seluruh potensi yang ada serta melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Bupati. Pokja yang telah terbentuk ini pada pelaksanaan di lapangan sampai saat ini belum melaksanakan tugasnya, karena tugas tersebut diatas langsung dikerjakan oleh dinas atau instansi yang terlibat dalam KSO dan penghubung kabupaten. Program-program yang dilaksanakan pada saat ini direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas yang terkait dengan KSO yang telah dibuat, dengan bantuan penghubung masing-masing kabupaten yang juga merupakan sub sekretariat BKAD Pawonsari di kabupaten Pacitan dan Gunungkidul. Bahkan ada beberapa dinas melakukan koordinasi informal contact person maupun formal kunjungan kerja, sinkronisasi program, studi banding dengan dinas yang sama pada kabupaten lain. Kondisi ini terjadi disamping karena adanya KAD Pawonsari, juga sebelum adanya otonomi merupakan dinas vertikal, yang mempunyai sistem koordinasi dengan luar wilayah. Salah satu dinas yang melaksanakan koordinasi informal ini adalah Dinas Kesehatan. Untuk mempercepat penyampaian informasi, apabila ditemukan pasien dari luar wilayah dengan penyakit tertentu misal: demam berdarah, maka puskesmasrumah sakit tempat pasien dirawat segera memberi tahu Dinas Kesehatan 173 dimana pasien itu bertempat tinggal. Dengan demikian akan lebih cepat dilaksanakan tindakan pencegahan. Dengan adanya struktur organisasi yang menempatkan para pejabat masing- masing daerah, menyebabkan kinerja organisasi kurang optimal, karena lembaga KAD Pawonsari hanya berupa ”pekerjaan sampiran” yang menempel pada institusi di masing-masing kabupaten, sehingga masing-masing personil lebih mengutamakan pekerjaan utamanya sesuai tupoksi. Hal ini diperparah dengan adanya mutasi pegawai, yang terkadang menyebabkan terjadinya perbedaan visi pelaksananya. Pada Gambar 4.20, terlihat dari struktur organisasi KAB Pawonsari ”sangat kurus”, dalam arti tidak ada lembaga donor dan swasta yang terlibat. Dalam pelaksanaan kerjasama, tidak ada bimbingan dari Perguruan Tinggi dan fasilitasi dari Bakorwil seperti pada Barlingmascakep. Ketidakterlibatan Bakorwil ini dapat dimengerti karena Bakorwil merupakan lembaga yang mengkoordinir kabupaten kota yang berada dalam satu propinsi, sedangkan Pawonsari terdiri dari tiga propinsi. Demikian halnya dengan pemerintah propinsi. Tidak ada satu pemerintah propinsi pun yang merasa memiliki KAD Pawonsari, sehingga KAD Pawonsari tumbuh sesuai dengan persepsi ketiga kabupaten tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan kinerja KAD Pawonsari yang relatif rendah, dipengaruhi oleh tidak adanya turun tangan pihak Pemerintah Propinsi dan Bakorwil sebagai fasilitator, serta tidak adanya advokasi dari Perguruan Tinggi sebagai ahli dalam bidang kerjasama antar daerah. 174 SKB BUPATI PEMBENTUKAN RM DPRD DPRD FORUM REGIONAL PARA BUPATI DEWAN EKSEKUTIF PARA PEJABAT UTUSAN KABUPATEN LEMBAGA DONOR FASILITATOR ADVISOR REGIONAL MANAGER SWASTA Sumber:Hasil Analisis, 2006 GAMBAR 4.24 STRUKTUR ORGANISASI RM BARLINGMASCAKEB DAN KAD PAWONSARI SKB BUPATI PEMBENTUKAN KAD DPRD DPRD PENANGGUNGJAWAB KAD PARA BUPATI KOORDINATOR PROGRAM PARA PEJABAT UTUSAN KABUPATEN PELAKSANA KAD DINASINSTANSI ? ? 175

4.4.2.2 Mekanisme Kerjasama