Kriteria Evaluasi Kriteria Penilaian Administasi Urban Region Kriteria Performa Kerjasama

BAB IV ANALISIS KINERJA KERJASAMA ANTAR DAERAH

PAWONSARI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

4.1 Analisis Kinerja Institusi KAD Pawonsari

4.1.1 Identifikasi Kriteria Kinerja Institusi KAD Pawonsari

Identifikasi kriteria ini digunakan untuk merumuskan kriteria kinerja yang akan digunakan untuk penilaian kinerja KAD Pawonsari dari segi institusi dan program yang telah dilaksanakan oleh KAD Pawonsari, dengan referensi yang diadaptasi dan disesuaikan untuk kepentingan penelitian ini, karena tidak semua kriteria dapat digunakan.

4.1.1.1 Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi yang dikembangkan Dunn, 1998:610: 1. Efektivitas, untuk menilai apakah hasil yang diinginkan telah dicapai. 2. Efisiensi, untuk menilai seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam hal ini menilai unit biaya manfaat bersih, rasio biaya- manfaat. 3. Kecukupan, untuk menilai seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah. 4. Perataan, untuk menilai apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda. 5. Responsivitas, untuk menilai apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok tertentu. 110 6. Ketepatan, untuk menilai apakah hasil tujuan yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai.

4.1.1.2 Kriteria Penilaian Administasi Urban Region

Untuk menilai kualitas dari administrasi organisasi urban region, Leo Van Den Berg mengembangkan suatu kerangka acuan yang terdiri dari lima kriteria sebagai berikut Berg, et al, 1993:4: 6. Scale adequacy, untuk menilai administrasi dari lingkup geografi permasalahan yang dihadapi. 7. Competence, untuk menilai tanggung jawab, wewenang dan otoritas dalam menyelesaikan masalah. 8. Integrality, kemampuan mengembangkan suatu visi kebijakan yang integral dalam menyelesaikan permasalahan. 9. Democracy, bentuk administrasi harus dipilih oleh pendudukpenghuni dari daerah yang berkompeten. 10. EfficiencyEffectiveness, kemampuan bertindak dengan segera tanpa prosedur panjang pada persiapan, pembuatan dan implementasi keputusan kebijakan.

4.1.1.3 Kriteria Performa Kerjasama

Sebagai upaya mengukur performa kerjasama, disusun kriteria penilaian. Penilaian untuk mengkaji format kerjasama menurut Setiawan Winarso et al ed, 2002:131 adalah sebagai berikut: 1. Kecukupan skala scale adequacy, kewenangan kelembagaan kerjasama antar daerah harus disesuaikan dengan lingkup geografis dari permasalahan yang akan diselesaikan atau tujuan kerjasama antar daerah. 111 2. Kompetensi, kelembagaan kerjasama antar daerah harus mampu menunjukkan tanggungjawab dan kompetensinya dalam menyelesaikan permasalahan untuk menuju ke tujuan dibentuknya kerjasama. 3. Keefektifan, cara mengukur seberapa jauh tujuan yang diinginkan dapattelah dicapai. 4. Akuntabilitas, sejauh mana kinerja suatu organisasi dapat dipantau dan dikontrol oleh pihak lainnya terdiri dari: akuntabilitas politik, akuntabilitas publik, akuntabilitas legal, akuntabilitas administrasi. 5. Transparansi, menilai eksistensi prosedur yang memungkinkan adanya transparansi dalam tubuh lembaga kerjasama tersebut. 6. Integrasi, logikanya, karena bekerjasama, maka harus terjadi kesatuan entitas, yang bermuara pada terintegrasinya setiap langkah dan kebijakan yang dihasilkan, terdiri dari: integrasi institusi dan integrasi spasial. 7. Ekuitas, harus ada posisi, akses dan peluang yang setara dan seimbang antara pihak-pihak yang melakukan kerjasama.

4.1.1.4 Kriteria Kinerja Institusi Pemerintah Daerah