74
2.3.2 Pembangunan Daerah
Pengertian pembangunan daerah dapat dilihat dari unsur-unsur pembentuknya, yaitu: pembangunan dan daerah.
Adapun pengertian pembangunan adalah: a.
Pengertian pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
Negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa nation building Siagian, Riyadi et al ed, 2003
b. Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui
upaya yang dilakukan secara terencana Ginanjar Kartasasmita, ibid. Dalam hubungannya daerah sebagai area wilayah pembangunan dimana
terbentuk konsep pembangunan daerah, dapat dinyatakan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah dan lingkungannya dalam
wilayah daerah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh,
lengkap tapi tetap berpegang pada azas prioritas ibid. Sedangkan Jenssen merekomendasikan bahwa perencanaan pembangunan
daerah harus memperhatikan hal-hal yang bersifat kompleks, sehingga prosesnya harus memperhitungkan sumber daya yang ada, baik sumbser daya manusia, sumber
daya fisik, sumber daya alam, keuangan serta sumber daya lainnya Jenssen, ibid. Dalam konteks ini dia menyebutnya dengan istilah pembangunan endogen, atau
pembangunan berbasis potensi.
75 Dalam perencanaan pembangunan daerah ada beberapa aspek yang perlu
mendapat perhatian agar perencanaan pembangunan dapat menghasilkan rencana pembangunan yang baik serta dapat diimplementasikan di lapangan. Aspek-aspek
tersebut adalah : aspek lingkungan, aspek potensi dan masalah, aspek institusi perencana, aspek ruang dan waktu serta aspek legalisasi kebijakan.
Beberapa konsep perencanaan pembangunan di suatu daerah Mangiri dan Widiati dalam Ambardi et al ed, 2002:101-103:
a. Perencanaan pembangunan daerah berbasis sumber daya
Sumberdaya merupakan semua potensi yang dimiliki oleh alam dan manusia, baik dalam bentuk tanah, bahan mentah, modal tenaga kerja, keahlian, keindahan
alam, maupun sosial budaya. Potensi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah yang bersangkutan.
b. Perencanaan pembangunan daerah berbasis komoditas unggulan
Konsep ini menekankan motor penggerak pembangunan suatu daerah pada komoditas-komoditas yang dinilai bisa menjadi unggulan, baik di tingkat
domestik maupun internasional. c.
Perencanaan pembangunan daerah berbasis efisiensi free market mechanism Konsep ini menekankan pembangunan daerah melalui pembangunan bidang
ekonomi yang porsinya lebih besar dari bidang-bidang lainnya. d.
Perencanaan pembangunan daerah menurut peranan pelaku pembangunan. Pelaku pembangunan menurut United Nation Ambardi et al ed, 2002 dibagi
menjadi lima kelompok yaitu: usaha kecilrumah tangga household, usaha lembaga sosial nonprofit institution, lembaga bukan keuangan nonfinancial
76 institution
, lembaga keuangan financial institution pemerintah goverment. Sedangkan di Indonesia ditambahkan dengan koperasi.
Dalam kaitannya dengan semangat pengembangan prakarsa daerah untuk mengembangkan berbagai potensi lokalnya menuju kemandirian daerah, penerapan
pendekatan kewilayahan regionalisasi merupakan jawaban untuk mengkonsolidasikan kekuatan dan potensi lokal secara efektif guna memacu dan
mendorong kemajuan wilayah dan daerah dalam satu kesatuan wilayah pengembangan. Keserasian tersebut adalah kondisi harmonis dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Sumarsono.
Upaya penyerasian meliputi tiga aspek: keserasian pertumbuhan antar daerah wilayah kawasan yang berorientasi pada kepentingan bersama pengembangan
potensi lokal, keserasian program-program pembangunan sektoral dan daerah dalam skenario pengembangan wilayah, dan keserasian antar unsur multipihak
stakeholders dalam dinamika pengembangan wilayah. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi disparitas, mewujudkan keterpaduan pembangunan, mengoptimalkan
peran pelaku pembangunan, mengakomodasikan aspirasi masyarakat, memperkuat perekat antar daerah serta mempercepat kemajuan pembangunan daerah dengan
memanfaatkan sisi kekuatan secara terkonsolidasi dan proporsional. Keserasian ini dibutuhkan dalam pencapaian tujuan fungsional pembangunan yaitu kesejahteraan
masyarakat, yang dapat diciptakan melalui kesamaan pemahaman dan peran pengelolaan program pembangunan daerah berbasis wilayah yang perwujudannya
melalui pendekatan regionalisasi. Bentuk-bentuk interaksi yang perlu dilakukan adalah kerjasama joint efforts, koordinasi antar daerah dan temu konsultatif
perencanaan ibid.
77 Ada tiga indikator keberhasilan pengembangan wilayah yang dapat dilihat
sebagai kesuksesan pembangunan daerah yaitu: pertama produktifitas, dapat diukur dari perkembangan kinerja suatu institusi beserta aparatnya, kedua efisiensi, terkait
dengan meningkatnya kemampuan teknologisistem dan kualitas sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan, ketiga partisipasi masyarakat yang dapat
menjamin kesinambungan pelaksanaan suatu program di suatu wilayah. Ketiga indikator keberhasilan tersebut terkait dengan faktor yang menjadi ciri suatu wilayah,
yaitu: kondisi politik dan sosial, struktur kelembagaan, komitment aparat dan masyarakat dan tingkat kemampuanpendidikan aparat dan masyarakat ibid.
Pada akhirnya keberhasilan pengembangan suatu wilayah bergantung pula pada kemampuan berkoordinasi, mengakomodasikan dan memfasilitasi semua
kepentingan, serta kreatifitas yang inovatif untuk terlaksananya pembangunan yang aspiratif dan berkelanjutan.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kerjasama Antar Daerah