23
TABEL I.3 Lanjutan
Faktor- faktor yang
mem- pengaruhi
kinerja kerjasama
antar daerah:
• ada tendensi masing-masing daerah mementingkan daerahnya sendiri dan bahkan
bersaing satu sama lain dalam berbagai hal terutama mengumpulkan PAD pendapatan asli
daerah yang kemudian diidentikkan dengan automoney,
• terkait dengan timing dan political will, yang dikarenakan otonomi daerah dicanangkan pada
saat pemerintah pusat mulai goyah basis kredibilitas dan legitimasinya,
• masih adanya grey area kewengangan antara pusat, provinsi, kabupatenkota karena belum
tuntasnya penyerahan saranaprasarana maupun pengalihan pegawai pusat ke daerah,
• lemahnya koordinasi antar sektor dan antar daerah.
• beberapa tugas dengan eksternalitas dan skala ekonomi yang besar seperti pengelolaan kawasan
lintas kabupatenkota belum atau tidak dilakukan • belum tumbuhnya kesadaran akan pentingnya
melakukan kerjasama oleh sebagian besar pemerintah lokal.
• belum ada mekanisme dan prosedur yang jelas, aplikatif dan tepat proper sebagai stimulannya.
• perbedaan kepentingan dan prioritas, • besarnya harapan terhadap pemerintah pusat
khususnya dalam hal pendanaan, • kuatnya peran pemerintah pusat,
• masalah dana • tidak ada dokumen legalitas sebagai payung
kerjasama √
Responden
Sumber: Peneliti, 2006
1.8.2.2 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus tertentu. Pengolahan
data meliputi kegiatan Hasan, 2002:89: 1.
Editing, yaitu pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul meragukan.
Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi. Pada saat editing, kekurangan
data atau kesalahan data dapat dilengkapi atau diperbaiki dengan pengumpulan data ulang maupun dengan interpolasi penyisipan. Mengingat data yang
dikumpulkan dari 3 kabupaten, terkadang ada perbedaan satuan sehingga harus
24 disamakan atau disesuaikan. Misalnya: satuan luas daerah, kabupaten
Gunungkidul menggunakan ha hektar sedang kabupaten yang lain yaitu Wonogiri dan Pacitan menggunakan km2 kilometer persegi sehingga harus ada
penyesuaian. 2.
Coding adalah pemberianpembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka, huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini coding dilakukan
untuk membuat lampiran informasi hasil dari wawancara renponden. Pengkodean ini memuat asal daerah responden PCT= Pacitan, WNG=
Wonogiri, GK= Gunungkidul dan asal instansi responden atau posisi BAPPEDA= Badan Perencana Pembangunan Daerah, DINKES= Dinas
Kesehatan, DIKNAS= Dinas Pendidikan, DINHUB= Dinas Perhubungan, DPPSB= Dinas Perhubungan Pariwisata dan Seni Budaya, WANPERLA= Dinas
Peternakan, DPU= Dinas Pekerjaan Umum, PDAM= Perusahaan Daerah Air Minum, dalam KAD Pawonsari SBKAD= Sekretariat Badan Kerjasama Antar
Daerah. Rumus yang digunakan adalah ABC, yang artinya A= asal daerah, B= asal instansi, C= orang ke-n bila dalam satu instansi lebih dari satu rensponden.
3. Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data, sesuai dengan analisis
yang dibutuhkan. Semua data disusun dalam tabel. Baik berupa series, kronologi, Selain itu tabel digunakan juga sebagai alat perbandingan sebelum dan sesudah,
gagal dan berhasil. Penyajian data adalah penampilan data yang sudah diolah ke dalam bentuk-
bentuk tertentu. Penyajian data memiliki kegunaan antara lain: menunjukkan perkembangan suatu keadaan dan mengadakan perbandingan pada suatu waktu.
Penyajian data penelitian dapat dilakukan melalui: tabel data dan grafik ibid:94.
25
1.8.2.3 Teknik Sampling