177
4.4.2.4 Aktor
A. Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah Pawonsari cukup besar hal ini terlihat dari semua KSO yang ada terutama bidang pendidikan,
bidang kesehatan, pengelolaan air bersih, sasaran utama dan pelakunya adalah masyarakat. Partisipasi masyarakat juga terlihat pada saat sosialisasi KAD Pawonsari
dengan memberikan masukan permasalahan dan keinginan masyarakat terkait dengan kerjasama tersebut.
B. Pemerintah
DaerahKabupaten
Kerja sama Pawonsari sudah berjalan cukup baik terutama aspek koordinasi dan komunikasi di antara jajaran pemerintah di ketiga kabupaten. Beberapa permasalahan
krusial dan potensial menjadi konflik dapat diantisipasi lebih cepat. Juga telah muncul pemikiran agar secara kelembagaan ditingkatkan dalam struktur organisasi
daerah ketika dilakukan restrukturisasi lembaga daerah sesuai PP 82003.
C. Perguruan
Tinggi
Peran Perguruan tinggi dalam KAD Pawonsari dapat dikatakan belum ada, padahal keberadaan UGM dan UNS berdekatan dengan Pawonsari. Diharapkan
Perguruan Tinggi tersebut dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah dapat terlibat baik sebagai fasilitator dan advisor, maupun pelaksanaan Tri Darma Perguruan
Tinggi. Dalam hali ini bantuan teknis langsung ke masyarakat mengenai teknologi tepat guna dan penningkatan kualitas SDM masyarakat melalui diklat dan kursus.
178
D. Pemerintah pusat dan provinsi
Pawonsari merupakan tiga kabupaten yang terdiri dari tiga propinsi. Dengan demikian peran pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat sangat diharapkan. Pada
saat ini peran pemerintah propinsi baik pemerintah propinsi Jawa Timur, Jawa tengah dan DIY terhadap akselerasi perkembangan KAD Pawonsari dapat dikatakan tidak
ada. Hal ini terlihat dari belum adanya bantuan finansial maupun pendampingan bagi pelaksanaan kerjasama antar daerah Pawonsari.
Dari sisi pembiayaan infrastruktur untuk membuka daerah dari
keterisolasian
, peran pemerintah pusat dan provinsi sangat dibutuhkan. Jalur Lintas Selatan yang
dibiayai APBN dan APBD provinsi amat strategis bagi pengembangan ekonomi daerah. Selain pembiayaan, hendaknya ada regulasi tertentu, tanpa menunggu
rekomendasi dari pemerintah pusat. Misalnya dalam bidang perhubungan.
4.4.2.5 Pendanaan