46 Penentuan Waktu Siklus
Gambar 5.46 Penentuan Waktu Siklus
Tabel 5. 1 5
Waktu Siklus yang Disarankan
2 phase
40 - 80
3 phase
50 - 100
4 phase
80 - 1 30
Waktu siklus yang rendah biasanya pada persimpangan dengan lebar lebih kecil dari 10 meter, sedangkan pada persimpangan yang lebarnya lebih besar dari 1 0 meter, biasanya mempunyai waktu siklus yang lebih besar pula. Waktu siklus yang lebih rendah dari yang disarankan akan m e nye b a b k a n l e b i h s u l it b a g i pej a l a n kaki u nt u k menyeberang jalan, hal i n i dapat menjadi pertimbangan. 5edangkan waktu siklus yang lebih besar (> 1 30 detik) harus dihindarkan, kecualai untuk kasus yang sangat khusus. Waktu s i k l us i n i a k a n m e n g h as i l ka n keh i la ng a n ka pasitas persimpangan yang cukup besar.
b. Waktu Hijau ( g ) Waktu hijau adalah waktu nyala hijau dalam suatu pendekat. Peng hitungan wa ktu hijau untuk tiap phase dijelaskan dengan rumus dibawah ini.
gi = ( c - LT ) x P Ri dimana :
gi = waktu hijaua dalam phase - i ( detik)
c = waktu siklus yang ditentukan LT = total waktu hilang per siklus ( detik) PRi= perbandingan phase -i, FRcrit I 5 ( FRcrit)
Wa ktu hijau yang lebih pendek dari 1 0 detik h a rus dihindarkan, hal ini mungkin mengasilkan terlalu banyak
pengemudi yang berlawanan setelah lampu merah dan kesulitan bagi pejalan kaki ketika menyeberang jalan.
4) Kapasitas Kapasitas untuk tiap lengan persimpangan dihitung dengan formula berikut :
C=5xg/s dimana:
C = kapasitas (smp/jam)
5 = arus jenuh (smp/jam)
g = waktu hijau (detik)
c = dari hasil perawatan
I Lalu lintas Dari hasil penghitungan ini dapat dicari nilai derajat kejenuhan
dengan rumus di bawah ini. DS = QIC
dimana : DS = Derajat kejenuhan Q = arus lalu lintas (smp/jam)
C = kapasitas (smp/jam)
5) Tingkat Performansi Dari data hasil perhitungan sebelumnya maka dapat diketahui tingkat performansi suatu persimpangan, antara lain: panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan. Dalam perhitungan
ini beberapa persiapan antara lain satuan waktu yang semula jam diganti detik dan dihitung nilai perbandingan hijau, GR = g/c, yang di dapat dari perhitungan sebelumnya.
a) Panjang Antrian Panjang antrian adalah panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat.
Dari n i l a i derajat kejenuhan da pat d i g u nakan untuk menghitung jumlah antrian smp ( NQ, ) yang merupakan
sisa dari phase hijau terdahulu. Didapat formula dan gambar seperti dibawah ini.
0.5 ; NQ, = 0,25 x C [(OS - 1) + (DS - 1 )2 + 8 ( os - 0,5)] c
untuk DS >
untuk DS <
0.5 ; NQ, = 0
dimana : NQ,
jumlah smp yang tersisa dari phase h ijau sebelumnya.
DS = derajat kejenuhan GR
rasio hijau
C = kapasitas ( smp/ jam ) = arus jenuh x rasio hijau
(S X R) Kemudian dihitung jumlah antrian smp yang datang
selama phase merah (NQ2 ) dengan formula berikut :
1 - GR
1 - GR x DS 3600 dimana :
NQ2 = jumlah smp yang datang selama phase merah Q
arus lalu lintas pada tempat masuk diluar LTOR ( smp/ jam )
c = waktu siklus ( detik ) GR
rasio hijau DS
derajat kejenuhan U ntuk meng hitung j u m l a h a ntrian total dengan
menjumlahkan kedua hasil diatas. NQ = NQ, + NQ2
IH RAJAT KI"J LNUIIAN DS