Parkir Di Badan Jalan (On -Street Parking)

c. Parkir Di Badan Jalan (On -Street Parking)

Ruang yang tersedia untuk memarkir kendaraan d i tepi jalan di kawasan pusat kota dan sepanjang jalan raya utama tetap dibatasi. Ada banyak contoh di mana parkir d i badan jalan arteri utama dilarang, setida knya s e l a m a j a m s i b u k pada p a g i d a n sore h a ri, u nt u k

mening katkan kapasitas jalan. Larangan ini akan efektif bila pada tempat itu diberlakukan sebagai " zona derek" (tow-away zone) dengan

haraga tebus kendaraan yang tinggi. Disamping itu harus disediakan ruang untuk keperluan ang kutan massal dan zona pemuatan barang komersial yang lebih banyak.

Parkir dijalan sulit sekali dilakukan pada jalan dengan ruang yang terbatas. Pertama, car a ini jelas mengurangi kapasitas jalan, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 7.3 dan 7.4 di bawah ini. Parkir d itempat

seperti itu selalu menimbulkan kasus kemacetan dan kebingungan pengemudi yang selanj utnya memperpanjang waktu tempuh dan memperbesar kecelakaan.

Posisi kendaraan yang d i parkir di j a l a n hampir selal u sej ajar menyinggung kerb. Manual menyarankan bahwa ukuran tempat parkir (parking staff) adalah lebar2,4 meter, panjang 6,6 meter sampai 7,8 meter u nt u k satu m o b i l . D i sa m p i n g itu terd a pat a lt e r n at i f " pa r k i r berpasangan " (paired parking) dengan menggunakan dua stall masing­ masing sepanjang 6 meter dengan ruang bebas di a ntara pasangan

temp9t parkir sebesar 2,4 meter untuk manuver kendaraan. Di dekat tempat penyeberangan jalan dan pada kaki menuju persimpangan harus

disediakan ruang terbuka setidak - setidaknya 6 meter. Pada jalan potong utama, jarak ini ditetapkan sebesar 1 5 meter atau lebih. Walaupun parkir secara paralel ini hanya mampu menampung sedikit kendaraan, namun cara ini tidak terlalu mengganggu gerakan lalu lintas dan mengurangi kece l a k a a n d i b a n d i ng ka n d e n g a n ca r a " pa r k i r m i ri ng " (angle

positioning). Berdasarkan alasan ini, parkir m iring dalam prakteknya jarang dianjurkan. Sebagai contoh, parkir miring bersudut 45° umumnya

hanya bisa dibenarkan pada jalan yang lebarnya minimum 1 6,5 meter. Kewenangan pemerintah dalam mengatur parkir di badan jalan berdasarkan hukum telah lama d iterapkan. Pada tahun 1 805, Lord Ellenborough, seorang hakim terkenal di lnggris menyatakan bahwa "jalan ray a kerajaan tidak boleh digunakan sebagai penambat kuda " .

Rekayasa Lalu lintas

Dia menetapkan satu prinsip bahwa jalanan terutama diperuntukkan bagi lalu lalang masyarakat sehingga apapun yang merintanginya harus

d i s i n g k i rk a n . Pa r k i r, bahkan d i d e p a n ta n a h m i l i knya s e n d i ri, dikelompokkan sebagai hak istimewa yang harus diawasi dan bukan sebagai hak asasi. Di Amerika Serikat, wewenang pengaturan parkir

d ijal a n kan oleh pihak kepolisian, sebagai hak pemeri ntah dalam mengatur perlindungan kesehatan, keamanan dan moral. Berdasarkan itu semua, d a l a m batasan yang dapat d iterima, petugas bebas

menetapkan peraturan untuk mengendalikan parkir di bad an jalan dan menentukan denda bagi yang melanggarnya. Dan kekuasaan polisi dapat digunakan tanpa bayaran terhadap pemilik sesuatu barang atau pihak lainnya yang mungkin menderita kerugian sebagai aki batnya.

11 Pengukur Parkir 11 (parking meters) adalah suatu car a yang terbukti efektif u ntuk m engatur parkir di badan jalan. Sejak pertama kali diterapkan di Oklahama City pada tahun 1 935, sampai sekarang telah terpasang sekitar 2 juta unLt di 4000 kota dj Amerika Serikat. Sej umlah

peralatan ini di beberapa kota yang berpenduduk kurang dari 50.000 jiwa telah dicopot, terutama karena keberatan pedagang. Pengukur

parkir dapat memeriksa waktu kendaraan yang diparkir secara tepat, sehingga menghindari penggunaan tempat parkir yang melebihi waktu atau sepanjang hari. Waktu parkir yang sing kat lebih menguntungkan

b i l a d i ba n d i ngkan dengan ruang yang lebih panjang, dengan pergantian yang dua atau tiga kali lebih sering pada alat. Waktu bagi polisi untuk melaksanakan parkir berkurang menjadi setengahnya.

S•bu..t d.M UJ. ur1111. K•w.u�n Mt-"up•llll•ln J(""'"'"'.J"

F•ktor J.m Stbult.

ht1tutlfl Mcuapoiu•n n.ooo K•rtcUr.u11J

Mwl•b•tu 1 .000 0,9ij 1 .000 1.20 0,96

1.00 I,OJ

1 I,H , 11 t,n 1 ,21

l7b Q,ijl

r.oo 0,00

0,96 o.vo 0,82

7J 1 0,71 O,Bf 0,87 1, 0

i:��:::,::,•ut Altl•t

K,-.un AI•Uf.IPOIItlltt Tid ..

v.

01Utik wwh•

Ullr'\4! 1,00 K6W•wnn P'"09'''" �01• 1.00 1.'0

D1ilt•k 1,00 u•�• l•rpeonc•l

1,10 K6WIWII!Mmui.1MI!n 1 ,20 1,20

t,l'O

- Oilarang parklr ---..Perkir pada kadua sial

Feet 0 10 20 30 40 50 60 Meter O

1 2,2 1 5,2 1 8,3 Lubar jalan dari kerb �ampal- kerb

Gambar 7.3 Volume pelayanan pada jalan yang terletak pada persimpangan di dalam kota dalam kendaraan per waktu hijau, pada jalan satu-arah, kondisi : 1 0 % belok ke kanan; 1 0% belok

ke kiri; 5 % truk dan bis bergerak lurus; tidak ada angkutan bis lokal (Catatan : Faktor yang digunakan adalah untuk kondisi dilarang parkir; bila menggunakan kondisi parkir akan didapat

hasil yang berbeda) hasil yang berbeda)

Ol aU1 I , U . II I 1,1.1110

I l ll'o U/1

�00 '" n .,, H <t�,

Ill( I '" ""

d/ hny••u•l•n untuk Lohsl D•l•m K•�•rt M•tropollt•n O.ar•h piogtir rah puut bhntt

I 00

§ I 1\ i

Oetr•h rah bil,h dl lu.r lr.011

1 .1'1

pemuklm•n

Gambar 7.4 Volume pelayanan pada jalan yang terletak pada persimpangan di dalam kota dalam kendaraan per waktu hijau, pada jalan dua-arah, kondisi : 1 0 % belok ke kanan; 1 0 % belok

ke kiri; 5 % truk don bis bergerak lurus; tidak ado angkutan bis

lokal (Catatan : Faktor yang digunakan adalah untuk kondisi dilarang parkir; bila menggunakan kondisi parkir akan didapat

hasil yang berbeda ) .