BAB I PENDAHULUAN
Bab I penelitian ini terdiri atas latar belakang dan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode dan langkah kerja penelitian,
landasan teori, definisi operasional dan sistematika penulisan laporan.
A. Latar Belakang dan Masalah
Halliday 1978:139 berpendapat bahwa sebuah teks merupakan sebuah peristiwa sosiologis, sebuah perjumpaan semiotis melalui makna-
makna yang berupa sistem sosial yang sedang saling dipertukarkan dan bahwa anggota masyarakat adalah pemaknanya. Dalam pertukaran makna itu,
terjadi perjuangan semantis semantic contest antara individu-individu yang terlibat. Karena sifatnya yang perjuangan itu, maka makna akan selalu
bersifat ganda, tidak ada makna yang bersifat tunggal begitu saja. Dengan demikian, pilihan bahasa pada hakikatnya adalah perjuangan atau pertarungan
untuk memilih kode-kode bahasa tertentu. Sedangkan menurut Fowler 1986:19, bahasa adalah medium efisien dalam pengkodean kategori-
kategori sosial. Bahasa tidak hanya menyediakan kata-kata untuk konsep- konsep tertentu, bahasa juga mengkristalkan dan menstabil ide-ide itu. Fowler
menunjukkan bahwa struktur bahasa yang dipilih menciptakan sebuah jaring makna yang mendorong kearah sebuah perspektif tertentu. Jaring makna itu
merupakan sebuah ideologi atau teori dari penuturnya yang tentu saja bukan berupa kategori alamiah. Jaring makna lebih merupakan kategori kultural.
Ditambahkan oleh Fowler 1986:6 bahwa hanya analisis kritis yang merealisasikan teks sebagai modus wacana serta memperlakukan teks sebagai
wacana yang akan dapat melakukan analisis kritis tersebut. Linguistik kritis mengarahkan teori bahasa ke dalam fungsi yang sepenuhnya dan dinamik
dalam konteks historis, sosial, dan retoris. Linguistik kritis amat relevan digunakan untuk menganalisis fenomena komunikasi yang penuh dengan
kesenjangan, yakni adanya ketidaksetaraan relasi antar-partisipan, seperti komunikasi dalam politik, relasi antara atasan-bawahan, komunikasi dalam
wacana media massa, serta relasi antara laki-laki dan perempuan dalam politik gender.
Dalam wacana media, setiap media memiliki ideologi dalam pemberitaan. Menurut Eriyanto 2001 ideologi sebuah media dapat diamati
melalui pilihan bahasa serta struktur gramatika yang digunakan dalam penulisan berita. Ideologi ini biasanya disesuaikan dengan sasaran pembaca
sebagai konsumen berita. Kesamaan ideologi antara media serta pembacanya
dianggap penting sebagai bagian dari legitimasi dominasi media terhadap khalayak pembaca. Dengan memiliki ideologi yang sama, diharapkan liputan
berita yang diturunkan seorang jurnalis melalui sebuah media dapat diterima secara ‗taken for granted‟ oleh pembacanya.
Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi ideologi pemberitaan media online yang diwakili oleh Kompas.com dan detikNews.com pada
liputan berita terbongkarnya perlakuan istimewa terhadap terpidana suap
Arthalyta Suryani di Rumah Tahanan Rutan Pondok Bambu melalui penggunaan bahasa pada liputan beritanya.
Mengidentifikasi ideologi maksudnya adalah membongkar maksud- maksud dari makna-makna tertentu yang ada dalam teks Eriyanto, 2001:5
sehingga terungkap makna-makna tersirat di dalam teks dengan mengikuti penafsiran struktur makna dari si penulis.
Pemilihan dua media online yaitu kompas.com dan detikNews.com karena keduanya memiliki karakter serta orientasi pemberitaan yang sangat
berbeda. Seperti diketahui bahwa orientasi detikNews.com adalah pada kecepatan penurunan liputan berita dengan pilihan kata-kata yang menyengat,
sedangkan orientasi media kompas.com adalah pada mutu dan sifat elegan teks berita
1
. Berita-berita yang diturunkan selalu hati-hati, terpercaya, tidak mudah menyebar isu.
Dari hasil analisis data kemudian dapat dilihat ideologi apa yang dimiliki masing-masing media terhadap kasus terbongkarnya perlakuan
istimewa terhadap terpidana suap Athalyta Suryani di Rutan Pondok Bambu.
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian