3. Gaya
Sebuah genre juga berhubungan dengan style tertentu. Misalnya genre wawancara memiliki style formal, informal,
santai dan sebagainya. Fairclough yang mengutip penelitian Kress dalam
Eriyanto 2001: 310 menunjukkan misal kecenderungan media di Australia dalam bahasa yang dipakai antara bahasa dalam
wilayah publik ke wilayah privat. Bahasa publik ditandai dengan pemakaian bahasa yang formal dan resmi, sementara bahasa
privat ditandai dengan bahasa keseharian. Dikatakan sebagai contoh adalah pemberitaan mengenai perubahan di Federasi
Buruh, harian Sydney Morning Herald lebih menekankan pada aspek hukum, sementara Daily Telegraph lebih ke wilayah
privat dengan lebih menekankan kehidupan personal dari Norman Gallager.
4. Wacana
wacana menunjuk pada dimensi teks yang secara umum didefinisikan sebagai isi, ide, tema, topik dan sebagainya yang
menunjuk pada apa yang disampaikan oleh teks tersebut.
2. Modus Intertekstualitas
Menurut Fairclough 1992: 118 terdapat beberapa modus intertekstualitas, yaitu:
a. Sequential Intertextuality
Sequential intertextuality merupakan gaya penulisan yang
menggunakan beberapa teks yang berbeda secara bergantian, umumnya berupa parafrasa. Dengan kata lain penulis mengambil
makna ideational dan mengungkap kembali makna tersebut menggunakan kaidah lexicogrammar. Dengan demikian produk teks
yang baru seolah-olah hasil pemikirannya sendiri.
b. Embedded Intertextuality
Embedded intertextuality merupakan gaya penulisan
apabila ada teks lain yang masuk secara eksplisit, yakni dengan kutipan langsung. Di sini penulis hanya mengutip pendapat atau
kata-kata orang lain tanpa mengubahnya terlebih dahulu.
c. Mixed Intertextuality
Mixed intertextuality adalah gaya penulisan dimana penulis mencampur antara sequential dan embedded intertextuality sehingga
sulit dipisahkan mana yang teks kutipan dan mana teks yang asli. Ini hanya dapat dilakukan oleh penulis professional yang tahu betul cara
memanipulasi teks.
3. Cara Menciptakan Intertekstualitas
Terdapat empat cara untuk menciptakan intertesktualitas menurut Carol N. Dixon, Christopher Johnston. Dalam Literacy: Intertextuality
. 2002
yang diunduh
per Juni
2009 dari
http:www.answers.comtopicliteracy-intertextuality .
a. Duplikasi yang merupakan serangkaian kata-kata yang dikutip atau
diulang pola tekanannya, suaranya, atau pola sajaknya di dua atau lebih teks.
b. Penamaan dan referensi yaitu jenis hubungan intertekstualitas yang
terjadi dalam kutipan. c.
Asosiasi proksimal merupakan hubungan saling kait mengait seperti yang terjadi di antara bab-bab dalam sebuah buku yang diedit
sehingga dianggap memiliki kaitan satu sama lain. d.
Asosiasi sekuensial yaitu jenis hubungan intertekstualitas yang saling berkesinambungan, misalnya terjadi pada surat balasan atau
email.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III penelitian ini terdiri atas jenis penelitian, penyediaan data yang masih dibagi atas teknik pengumpulan data, teknik pengelompokan data serta
sumber data. Sub bab yang lain adalah satuan analisis data, metode analisis data, penyajian hasil penelitian dan prosedur penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan library research sebab data penelitian berupa teks berita yang diunduh dari dua media online
yaitu detkNews.com dan kompas.com. Menurut Zed 2004: 3 penelitian kepustakaan adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian. Sedangkan Semi
1993:8 menyatakan bahwa penelitian pustaka adalah penelitian yang dilakukan di kamar kerja peneliti atau ruang perpustakaan. Di mana peneliti
memperoleh data dan informasi tentang objek penelitiannya lewat buku-buku atau alat audiovisual lainnya. Adapun pendekatan yang dipakai adalah
pendekatan analisis wacana kritis dengan kata sebagai unit analisis terkecilnya.