Kalimat 1 Tabel 11 Kalimat 2 Tabel 11 Kalimat 3 Tabel 11

Tabel 11. No. Jenis appraisal Contoh kalimat Jumlah Prosentase 1 Affect, metafor kasus sel terpidana 1 7 Ayin merupakan puncak gunung es 1213:05kompas 2 Judgement, mengutuk praktik kotor 3 21 1120:22kompas 3 Amplified, sharpen fasilitas bisa selangit 7 50 1120:22kompas 4 Amplified, soften semuanya sudah bersih-bersih 3 21 1122:48kompas Jumlah 14 100 Pada tabel 11 terdapat empat contoh kalimat yang mengandung appraisal jenis affect sebanyak 7, judgement 21, amplified yang menggunakan sharpen 50 dan amplified yang menggunakan soften sebanyak 21 yang kesemuanya mengapresiasi kasus terbongkarnya pelakuan istimewa terhadap terpidana Arthalita Suryani. Sumber appraisal pada tabel 11 di atas adalah wartawan dan narasumber yang kalimatnya dikutip oleh wartawan.

a. Kalimat 1 Tabel 11

Kalimat 1 pada tabel 9 di atas merupakan appraisal bentuk metafora yang bersumber dari narasumber yaitu Din Syamsuddin, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, yang merasa prihatin dan merasa yakin bahwa kasus sel terpidana Arthalyta Suryani di Rumah Tahanan Perempuan Pondok Bambu yang sekelas hotel berbintang adalah puncak gunung es, sehingga tidak mungkin kalau tidak ada bantuan dukungan dari pejabat terkait 1213:05kompas. Artinya, Din Syamsuddin meyakini bahwa ada banyak kasus lain yang sebenarnya serupa dan berskala jauh lebih besar namun belum menjadi perhatian media. Oleh karena itu, dia menyatakan bahwa kasus Ayin ini hanya merupakan contoh kecil puncak gunung es dari kasus-kasus besar lain yang belum dijangkau oleh media.

b. Kalimat 2 Tabel 11

Kalimat 2 tabel 11 di atas merupakan contoh appraisal jenis judgement khususnya yaitu ekspresi mengutuk, dalam hal ini, mengutuk praktik jual beli fasilitas mewah di Rutan Pondok Bambu yang melibatkan Ayin. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Arswendo Atmowiloto, yang pernah punya pengalaman mencicipi kehidupan Lembaga Pemasyarakatan LP Cipinang. Pendapat Arswendo ini dikutip oleh wartawan kompas Wisnu Dewabrata 1120:22kompas. Arswendo menyatakan bahwa Praktik kotor jual beli fasilitas kenyamanan dan keamanan di dalam LP maupun Rutan diyakini memiliki tarif tersendiri sesuai kesepakatan antara pihak narapidana atau tahanan, dengan petugas. Artinya, jika napi tersebut memiliki banyak uang maka fasilitas yang dibeli bisa selangit. Modus macam ini, ditambahkan oleh Arswendo, tidak hanya di kelas atas tapi juga di kelas narapidana kelas abal-abal.

c. Kalimat 3 Tabel 11

Sedangkan kalimat 3 tabel 11 di atas ‗Fasilitas bisa selangit‘, merupakan perumpamaan yang dipertajam yang digunakan Arswendo 1120:22kompas untuk menyatakan betapa bisa sangat mewah fasilitas yang dapat dibeli napi kaya, dengan uangnya, di setiap Rutan dimana mereke di penjara. Saking mewahnya fasilitas tersebut, sehingga dikatakan sebagai ‗fasilitas bisa selangit‘. Hal ini bisa dirujuk pada fasilitas mewah yang dimiliki Ayin maupun napi kaya lain di Rutan Pondok Bambu, semisal, ruangan seluas 8 meter x 8 meter yang dilengkapi kulkas, TV layar datar, dan penyejuk ruangan 1110:27kompas atau ruangan Limarita malah punya ruang karaoke khusus yang begitu mewah 1106:21kompas.

d. Kalimat 4 pada Tabel 11