3.8 Model Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan alat analisis SEM dimana untuk menggunakan alat ini diperlukan bantuan program AMOS, hasil analisis
berupa statistik deskriptif , uji kualitas data dengan SPSS. Alasan penggunaan SEM karena alat ini mampu menganalisis multivariate secara bersamaan
sedangkan tujuan pengunaan teknik multivariate adalah untuk memperluas kemampuan dalam menerangkan penelitian dan juga mencapai efisiensi stastistik
dengan keunggulan yang dimiliki SEM yaitu : 1. Mempunyai metode yang jelas tentang hubungan antar multi relationships
secara simultan dengan cepat. 2. Mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan secara komprehensif
yang membuat peralihan dari exploratory ke explanatory Hair, 2006. Alat analisis SEM yang digunakan untuk menguji data dan model
penelitian terdiri dari beberapa pengujian yaitu : a. Pengujian data.
Uji normalitas Univariat dan Multivariat : untuk menguji apakah data penelitian bersifat normal secara unvariat dan multivariat
Uji Outliers : untuk menguji apakah data penelitian terdapat data ekstrim Uji Korelasi Kovarians : untuk menguji apakah terdapat multikolienaritas atau
singularitas pada masing-masing variabel b. Pengujian model penelitian.
Model pengukuran measurement model : variabel-variabel penelitian akan diuji undimensionalitasnya dalam membentuk suatu laten variabel Model
struktural Structural model : model penelitian akan diukur hubungan sebab
Universitas Sumatera Utara
akibat yang terjadi melalui pengujian goodness of fit serta beberapa justifikasi yang terdapat pada model.
Untuk membuat pemodelan yang lengkap, perlu dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Pengembangan model teoritis. Tahap pertama yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah model
penelitian dilakukan dengan mencari dukungan teori yang kuat melalui serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka guna mendapatkan
justifikasi atas model teoritis yang akan dikembangkan. Karena tanpa dasar teori yang kuat, SEM tidak dapat digunakan. SEM digunakan untuk menguji
kausalitas yang ada teorinya dan bukan untuk membentuk teori kausalitas. 2. Menyusun Path Diagram untuk menyatukan hubungan kausalitas.
Langkah berikutnya model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama akan digambarkan dalam sebuah diagram alur, yang akan mempermudah untuk
melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji. Konstruk yang dibangun dalam diagram alur dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
a. Konstruk Eksogen Exogenous Constructs, yang dikenal juga sebagai source variables atau independent variables yang tidak diprediksi oleh
variabel yang lain dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah.
b. Konstruk Endogen Endogenous Construct, yang merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat
memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tapi konstruk
Universitas Sumatera Utara
eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen, adapun pengembangan diagram alur dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.8 Diagram Alur Model Penelitian
3. Merubah Diagram Alur ke dalam Persamaan Terstruktur. Untuk tahap ini persamaan yang dibangun dari diagram alur terdiri dari
beberapa hal yaitu : Persamaan spesifikasi model pengukuran. Persamaan ini menentukan item
mana mengukur konstruk mana, dan menunjukan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk.
X
1
X
1.1
X
1.2
X
1.3
Y
1
Y
1.1
Y
1.2
Y
1.3
e
1
e
2
e
3
e
18
e
17
8 e
16
X
2
X
2.1
X
2.2
X
2.3
e
4
e
5
e
6
X
5
X
5.1
X
5.2
X
5.3 e
13
e
14
e
15
X
3
X
3.1
X
3.2
X
3.3
e
7
e
8
e
9
X
4
X
4.1
X
4.2
X
4.3 e
10
e
11
e
12
Y
2
Y
2.1
Y
2.2
Y
2.3 e
21
e
20
8 e
19
Universitas Sumatera Utara
Persamaan untuk model pengukuran konstruk eksogen:
Tanggung Jawab:
X
1.1
=
α
1
X
1
+ e
1
X
1.2
=
α
2
X
1
+ e
2
X
1.3
=
α
3
X
1
+ e
3
Kepribadian :
X
2.1
=
α
4
X
2
+ e
4
X
2.2
=
α
5
X
2
+ e
5
X
2.3
=
α
6
X
2
+ e
6
Proses Belajar :
X
3.1
=
α
7
X
3
+ e
7
X
3.2
=
α
8
X
3
+ e
8
X
3.3
=
α
9
X
3
+ e
9
Kondisi Kerja:
X
4.1
=
α
10
X
4
+ e
10
X
4.2
=
α
11
X
4
+ e
11
X
4.3
=
α
12
X
4
+ e
12
Universitas Sumatera Utara
Nilai Sosial:
X
5.1
=
α
13
X
5
+ e
13
X
5.2
=
α
14
X
5
+ e
14
X
5.3
=
α
15
X
5
+ e
15
Persamaan untuk model pengukuran konstruk endogen:
Kinerja Dosen :
Y
1.1
=
α
16
Y
1
+ e
16
Y
1.2
=
α
17
Y
1
+ e
17
Y
1.3
=
α
18
Y
1
+ e
18
Komitmen Keorganisasian :
Y
2.1
=
α
19
Y
2
+ e
19
Y
2.2
=
α
20
Y
2
+ e
20
Y
2.3
=
α
21
Y
2
+ e
21
Persamaan struktural Structural Equations yang diajukan dalam model penelitian ini adalah:
Y
1
= β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+ ε
1
Y
2
= β
6
X
1
+ β
7
X
2
+ β
8
X
3
+ β
9
X
4
+ β
10
X
5
+ β
11
Y
1
+ ε
3
4. Memilih Matrik Input dan Estimasi Model. SEM adalah alat analisis berbasis kovarians. Penggunaan matrik kovarians
karena dapat menunjukkan perbandingan yang valid antara populasi yang
Universitas Sumatera Utara
berbeda atau sampel yang berbeda, dimana hal yang sama tidak dapat dilakukan oleh korelasi.
Pemakaian matrik kovarians lebih banyak digunakan pada penelitian mengenai hubungan, dikarenakan standard error dari berbagai penelitian menunjukkan
angka yang kurang akurat apabila matrik korelasi digunakan sebagai input Hair, 2006. Pada penelitian ini matrik input-nya adalah matrik kovarian yang
ukuran sampel minimumnya adalah 100 responden. Teknik estimasi model yang digunakan adalah Maximum Likelihood Estimastion ML. penggunaan
sampel 100 responden dikarenakan ukuran sampel yang representative berkisar antara 100-200 responden Hair, 2006 muncul ukuran 100 berasal dari
perhitungan sampel minimum adalah sebanyak lima observasi untuk setiap parameter yang diestimasi. Sehingga dengan batasan tersebut, bila parameter
yang diestimasi berjumlah 20 maka jumlah sampel minimumnya adalah sebanyak 100.
5. Menilai problem identifikasi. Masalah identifikasi merupakan masalah ketidakmampuan dari model yang
dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Masalah identifikasi dapat muncul melalui gejala sebagai berikut:
a. Standard error untuk satu sampai beberapa koefisien sangat besar b. Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya
disajikan c. Munculnya angka-angka aneh, seperti varians error yang negatif
Munculnya angka korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang diperoleh misalnya lebih dari 0,9
Universitas Sumatera Utara
6. Evaluasi Kriteria Goodness-of-fit. Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap berbagai kriteria goodness of fit.
Hal pertama yang dilakukan adalah bahwa data yang digunakan harus memenuhi asumsi-asumsi SEM Hair, 2006, yaitu :
a. RMSEA The Root Mean Square Error of Approximation yang menunjukan goodnees- of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi
lx. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukan sebuah close fit dari
model itu berdasarkan degrees of freedom. b. GFI Goodness of Fit Index adalah ukuran non-statikal yang mempunyai
rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1.0 perfect fit. Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukan sebuah “better Fit”.
c. AGFI Adjusted Goodness of Fit Indekx dimana tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau
lebih besar dari 0.90. d. CMINDF, adalah The Minimum Sample Discrepancy Fuction yang dibagi
dengan degree of freedom. CMINDF tidak lain adalah statistik chi-square χ² relatif. Bila nilai χ² relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari
acceptable fit antara model dan data. e. TLI Tucker Lewis Index merupakan incremental fit index yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model, dimana nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya
sebuah model adalah 0.95 dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan a very good fit.
Universitas Sumatera Utara
f. CFI Comparative Fit Index dimana bila mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI lebih
besar atau sama dengan 0.95. Sebuah model dinyatakan layak jika masing- masing indeks tersebut mempunyai cut of value.
Tabel 3.2 Indeks Pengujian Kelayakan Model
Good Of Fit Cut Off Value
χ²Chi-Square χ² diharapkan kecil
Probabilitas ≥ 0,05
CMINDF ≤ 2,00
RMSEA ≤ 0,08
AGFI ≥ 0,90
GFI ≥ 0,90
CFI ≥ 0,95
TLI ≥ 0,95
7. Interpretasi dan Modifikasi Model. Pada tahap ini model yang sedang dikembangkan akan diinterprestasikan dan
bagi model yang tidak memenuhi syarat pengujian dilakukan modifikasi. Perlunya melalukan modifikasi terhadap sebuah model dapat dilihat dari
jumlah residual yang dihasilkan model tersebut. Modifikasi perlu
dipertimbangkan bila jumlah residual lebih besar dari 5 dari semua residual yang dihasilkan model lebih besar dari 2.58 maka cara untuk memodifikasi
adalah dengan menambah sebuah alur baru terhadap model yang diestimasi itu Hair, 2006. Modifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan indeks
modifikasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Institusi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Harapan Medan sebagai sebuah organisasi formal memiliki struktur organisasi untuk mempermudah pencapaian
tujuan. Untuk menyelenggarakan struktur organisasi diperlukan sistem
pendukung. Manajemen pengendalian diarahkan kepada sentralisasi administrasi dengan ujung tombak di Bagian Administrasi Keuangan dan Bagian Akademik,
desentralisasi akademik secara proporsional ujung tombaknya adalah Program Studi. Tugas dan tanggung jawab pimpinan dalam struktur organisasi diatur dan
ditetapkan dalam Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Harapan Medan.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Harapan Medan memiliki 4 Program Studi secara struktural dipimpin oleh seorang Ketua yang dibantu oleh
Pembantu Ketua I Bidang Akademis, Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Keuangan dan Kepegawaian, Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama. Dibawah struktur Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Harapan Medan terdapat empat Program Studi yang diketuai oleh Ketua Program Studi
dibantu masing-masing Sekretaris Program Studi. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Harapan Medan juga
membawahi unsur pelaksanaan administratif di akademik adalah Kepala Bagian. Kepala Bagian tersebut memiliki tugas utama untuk membantu Pembantu Ketua
dalam mengelola dan mengorganisasikan seluruh kegiatan administrasi sekolah
Universitas Sumatera Utara