Pembahasan Analisis Deskriptif Variabel Kepribadian. Pembahasan Analisis Deskriptif Variabel Proses Belajar.

4.4 1 Pembahasan Analisis Deskriptif Variabel Tanggung Jawab

Berdasarkan hasil penelitian Muhadi, 2007 karyawan bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya ketika manajemennya memiliki visi atas kinerja operasional perusahaan tetapi juga dalam menjalankan aktivitasnya, memperhatikan lingkungan yang ada disekitarnya. Hasil penghitungan rata-rata jawaban responden pada variabel tanggung jawab pada Tabel 4.2, terlihat bahwa jawaban keseluruhan jawaban responden pada variabel tanggung jawab ini tergolong dalam kategori cukup. Berarti tanggung jawab yang diberikan keseluruhan dosen dalam proses belajar mengajar kepada mahasiswa belum memuaskan pihak institusi. Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan berharap rata-rata jawaban responden pada variabel tanggung jawab ini berada pada kategori baik. Karena apabila pelaksanaan tanggung jawab seluruh dosen pada saat proses belajar mengajar kepada mahasiswa tergolong kategori baik maka akan memperlihatkan kinerja yang membanggakan kepada pihak institusi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan.

4.4.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Variabel Kepribadian.

Berdasarkan hasil penelitian Suparman, 2007 menjelaskan bahwa kepribadian yang baik dari setiap dosen sangat terkait dengan kinerja kreatif dosen dalam berorganisasi. Artinya semakin baik kepribadian seseorang maka akan semakin meningkatkan penilaian kinerja. Hasil penghitungan rata-rata jawaban responden pada variabel kepribadian pada Tabel 4.2, terlihat bahwa jawaban keseluruhan jawaban responden pada Universitas Sumatera Utara variabel kepribadian ini tergolong dalam kategori cukup. Berarti kepribadian keseluruhan dosen dalam proses mengajar kepada mahasiswa tidak menjadi permasalahan bagi pihak institusi. Tetapi apabila dilihat dari rata-rata jawaban responden pada indikator pengendalian diri pada saat terjadi kesalahan pada perkuliahan, jawaban dosen tidak tetap lebih baik bila dibandingkan dengan jawaban dosen tetap. Karena pada indikator pengendalian diri jawaban dosen tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan tergolong pada kategori kurang. Berarti dapat dikatakan dengan banyaknya jam mengajar dosen tidak tetap di tempat lain dan menghadapi berbagai macam bentuk tingkah laku mahasiswa, maka itu lebih menambah pengalaman serta kesabaran dosen tidak tetap dalam menghadapi setiap permasalahan yang terjadi terhadap mahasiswa pada saat proses belajar mengajar.

4.4.3 Pembahasan Analisis Deskriptif Variabel Proses Belajar.

Berdasarkan hasil penelitian Sagala, 2010 yang menjelaskan proses belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka kinerja menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka kinerjanya menurun. Hasil penghitungan rata-rata jawaban responden pada variabel proses belajar pada Tabel 4.2, terlihat bahwa jawaban dosen tidak tetap kembali lebih baik bila dibandingkan dengan jawaban dosen tetap, walaupun keseluruhan jawaban dosen tidak tetap pada variabel proses belajar ini tergolong dalam kategori cukup. Pada indikator rasa bangga pada prestasi mahasiswa yang diasuh Universitas Sumatera Utara dan indikator keinginan rasa aman dalam proses belajar mengajar, dosen tetap tergolong pada kategori kurang. Dapat dikatakan tingkat kemampuan dosen tidak tetap dalam mengajar dan kematangan mereka dalam menghadapi gangguan dalam proses belajar mengajar lebih banyak solusi yang bisa diberikan. Dosen tidak tetap lebih banyak memiliki cara agar mahasiswa yang mereka asuh lebih berprestasi karena bisa menginterpretasikan cara mereka mengajar diluar dan mempraktekkannya pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan.

4.4.4 Pembahasan Analisis Deskriptif Variabel Kondisi Kerja.