2001 menyatakan bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik sesuatu yang sama sama mempengaruhi tugas seseorang.
2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan ketidak puasan kerja berasal dari ketidak beradaan faktor-
faktor ekstrinsik. Faktor motivasi dibedakan menjadi dua, yang pertama dinamakan situasi motivasi yang “subjective” atau faktor intrinsik Teori dua
faktor Frederick disebut juga teori motivasi higienis mengusulkan bahwa faktor- faktor intrinsik satisfaction menekankan motivator berkaitan dengan kepuasaan
kerja dengan pekerjaan itu sendiri, Herzberg mengasumsikan bahwa hanya beberapa ciri pekerjaan dan karakteristik dapat menghasilkan motivasi.
Faktor-faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul dari individu petugas dengan pekerjaanya yang sering disebut pula sebagai “Job content factor”
Faktor tersebut diantaranya meliputi keberhasilan dalam melaksanakan tugas, memperoleh pengakuan atas prestasinya, memperoleh tanggung jawab yang lebih
besar dan memperoleh kemajuan kedudukan melalui promosi jabatan. Sejauh mana semuanya itu dapat terpenuhi secara positif bagi petugas, maka sejauh itu
pula dorongandaya motivasinya untuk bekerja bagi tercapainya tujuan organisasi. Beberapa karakteristik yang menjadi fokus manajer akan bisa
menghasilkan kondisi kerja yang nyaman, faktor-faktor motivasi yang digunakan dalam penelitian ini dikutip dari teori motivasi dua faktor Herzberg. Adapun yang
merupakan faktor-faktor motivasi menurut Herzberg dalam Hasibuan 2005 yang disebut faktor intrinsik meliputi :
Universitas Sumatera Utara
1. Tanggung jawab Responsibility. Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan
rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar. 2. Prestasi yang diraih Achievement. Setiap orang menginginkan keberhasilan
dalam setiap kegiatan. Pencapaian prestasi dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan yang bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas
berikutnya. 3. Pengakuan orang lain Recognition. Pengakuan terhadap prestasi merupakan
alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang bersumber dari kompensasi.
4. Pekerjaan itu sendiri The work it self. Pekerjaan itu sendiri merupakan faktor motivasi bagi pegawai untuk berforma tinggi. Pekerjaan atau tugas yang
memberikan perasaan telah mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai, merupakan faktor motivasi, karena
keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk berforma tinggi. 5. Kemungkinan Pengembangan The possibility of growth. Pegawai hendaknya
diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya.
Hal ini memberikan kesempatan kepada pegawai untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana karirnya yang akan mendorongnya lebih
giat dalam bekerja. 6. Kemajuan Advancement. Peluang untuk maju merupakan pengembangan
potensi diri seorang pagawai dalam melakukan pekerjaan, karena setiap pegawai menginginkan adanya promosi kejenjang yang lebih tinggi,
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan peluang untuk meningkatkan pengalaman dalam bekerja. Peluang bagi pengembangan potensi diri akan menjadi motivasi yang kuat
bagi pegawai untuk bekerja lebih baik. Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu
memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak
ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak
puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. kedua faktor ekstrinsik disebut sebagai adalah faktor
“objective” atau faktor ekstrinsik. Sedangkan faktor-faktor ekstrinsik berhubungan dengan ketidakpuasaan kerja sebagai faktor-faktor higienis hygiene factors yang
berhubungan dengan faktor ketidakpuasan dalam bekerja menurut Herzberg dalam Luthans 2003 dihubungkan oleh faktor ekstrinsik antara lain :
1. Gaji. Menurut Robert W Braid dalam Timpe 2002 tidak ada satu organisasipun yang dapat memberikan kekuatan baru kepada tenaga kerjanya
atau meningkatkan produktivitas, jika tidak memiliki sistem kompensasi yang realitis dan gaji bila digunakan dengan benar akan memotivasi pegawai.
2. Keamanan dan keselamatan kerja. Kebutuhan akan keamanan dapat diperoleh melalui kelangsungan kerja Maslow dalam Robins 2008.
3. Kondisi kerja. Dengan kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh peralatan yang memadai, pegawai akan merasa betah dan
produktif dalam bekerja sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
4. Hubungan kerja. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah didukung oleh suasana atau hubungan kerja yang harmonis antara sesama
pegawai maupun atasan dan bawahan. Robins, 2008. 5. Prosedur perusahaan. Keadilan dan kebijaksanaan dalam menghadapi pekerja,
serta pemberian evaluasi dan informasi secara tepat kepada pekerja juga merupakan pengaruh terhadap motivasi pekerja.
6. Status adalah posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok dari orang lain yang
diberikan serta peralatan dan lokasi kerja yang dapat menunjukkan statusnya.
2.3.3. Manfaat Motivasi