BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Politeknik Kesehatan Medan
Pada awalnya wilayah Propinsi Sumatera Utara terdapat banyak institusi Akademi Kesehatan baik dari Depkes, Pemda, TNIPOLRI dan Swasta.
Khususnya institusi Pendidikan dibawah naungan Depkes ada 9 sembilan yaitu:
1. Akademi Keperawatan di Medan 2. Akademi Gizi di Lubuk Pakam
3. Akademi Kesehatan Lingkungan di Kabanjahe 4. Akademi Kebidanan di Medan
5. Akademi Kebidanan di Pematang Siantar 6. Akademi Kebidanan di Padang Sidimpuan
7. Akademi Farmasi di Medan 8. Akademi Kesehatan Gigi di Medan
9. Akademi Analis Kesehatan di Medan Akademi Keperawatan di Medan berdiri pada tahun 1995 dengan nama
Pendidikan Ahli Madya PAM Keperawatan Medan, dan pada tahun 1999 melembaga menjadi Akademi Keperawatan. Akademi Gizi berawal dari Sekolah
Pembantu Ahli Gizi SPAG yang didirikan pada tahun 1982 dan tahun 1992 dikonversi menjadi D-III Akademi Gizi. Tahun 1996 berubah namanya menjadi
Pendidikan Ahli Madya PAM Gizi dan pada tahun 1999 melembaga menjadi Akademi Gizi. Kesehatan Lingkungan di Kabanjahe dulunya D-III bidang
Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan SKL. Pada tahun 1991 dikonversi menjadi
64
Universitas Sumatera Utara
PAM SKL dan pada tahun 1999 melembaga menjadi Akademi Kesehatan Lingkungan.
Akademi Kebidanan Medan berawal dari Sekolah Bidan yang didirikan pada tahun 1954, Pada tahun 1975 berubah menjadi Sekolah Perawat Kesehatan
SPK, tahun 1998 dikonversi menjadi Akademi Kebidanan Depkes RI Medan. Akademi Kebidanan Pematang Siantar berawal dari Sekolah Perawat Kesehatan
Pemda TK.I Propinsi Sumatera Utara yang berdiri tahun 1977 sampai tahun 1990. Pada tahun 1990 statusnya berubah menjadi SPK Depkes R.I Pematang Siantar
dan tahun 1998 dikonversi menjadi Akademi Kebidanan Depkes Pematang Siantar. Akademi Kebidanan Padang Sidimpuan, mulai tahun 1968 sampai tahun
1976, dari Sekolah Bidan dengan latar belakang siswa lulusan SMP. Pada tahun 1977 berubah mendidik siswa SPK, sedangkan Akademi Kebidanan adalah
konversi dari SPK pada tahun 1988. Akademi Farmasi berawal dari Sekolah Pengatur Obat SPO yang
didirikan pada tahun 1958, tahun 1976 berubah menjadi Sekolah Asisten Apoteker SAA, tahun 1982 berubah menjadi Sekolah Menengah Farmasi SMF
dan pada tahun 1998 dikonversi menjadi D-III Akademi Farmasi Depkes Medan. Akademi Kesehatan Gigi berawal dari Sekolah Pengatur Rawat Gigi yang
didirikan pada tahun 1962. Kemudian pada tahun 1998 dikonversi menjadi D-III Akademi Kesehatan Gigi.
Akademi Analis Kesehatan berawal dari Sekolah Pengatur Analis SPA yang didirikan pada tahun 1958. Masa Pendidikan 2 tahun. Lulusannya dapat
melanjutkan Pendidikan kekhususan selama 2 tahun lagi yaitu Jurusan Kimia dan Jurusan Bakteri. Tahun 1982 berubah namanya menjadi Sekolah Menengah
Universitas Sumatera Utara
Analis Kesehatan dan tahun 1998 dikonversi menjadi D-III Akademi Analis Kesehatan.
Pendirian Politeknik Kesehatan didasarkan pada PP NO. 60 tahun 1999, selanjutnya terbit SK. Menkes No. 298SKMenkes2001 yang merupakan wujud
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan efektifitas penggunaan sumber daya dan sumber dana yang tersedia yang bertujuan untuk efisiensi, maka dibentuklah
Politeknik Kesehatan. Pada Bulan Oktober dan Novemebr 2001, semua Akademi Kesehatan yang bernaung di bawah Depkes menyikapi SK tersebut dan segera
membentuk Panitia Ad Hock yang terdiri dari 5 orang perwakilan dosen setiap Akademi. 3 orang dari Kanwil Depkes Propinsi Sumatera Utara dan dari
Pusdiknakes 1 orang sesuai petunjuk yang ada. Panitia Ad Hock bertugas mempersiapkan pembentukan Poltekkes mulai dari penyiapan dan pelaksanaan
proses pemilihan Direktur dan Pembantu Direktur, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan, Ketua Prodram Studi dan Sekretaris Program Studi.
Proses pemilihan berjalan terus dan terlaksana secara demokratis. Dengan pelantikan Direktur Poltekkes maka meleburlah seluruh Struktur Organisasi
Akademi tersebut diatas mengikuti Struktur Organisasi Poltekkes. Bergabungnya Akademi-Akademi Kesehatan menjadi Poltekkes maka aturan dan mekanisame
kerja Akademi berubah mengikuti Struktur Organisasi Poltekkes. Tata laksana kerja Poltekkes pada awalnya mengacu pada SK Menkes No. 298 tahun 2001 dan
selanjutnya disempurnakan dengan SK Menkes No. OT.01.01.2.4.0375 tahun 2003.
Universitas Sumatera Utara
Struktur Organisasi Politeknik Kesehatan Depkes Medan di tahun mendatang akan mengacu kepada Permenkes No. 890MenkesPerVIII2007
tanggal 2 Agustus 2007.
4.1.2. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Medan
Adapun yang menjadi visi Politeknik Kesehatan Medan
Adapun yang menjadi misi Politeknik Kesehatan Medan
Tanggap dan bergerak maju memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan dalam memandirikan masyarakat untuk hidup sehat.
1. Menjadi wahana proses pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang profesional
2. Meningkatkan budaya kerja profesional 3. Menjamin kemitraan lintas program dan lintas sektoral
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Struktur Organisasi Politeknik Kesehatan Medan
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Politeknik Kesehatan Medan
Sumber : Politeknik Kesehatan Medan, 2012
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Karakteristik Responden
4.1.4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Hasil pengumpulan data yang dilakukan pada 58 pegawai yang dijadikan sebagai responden diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia dapat
dilihat pada Tabel 4.1. berikut : Tabel 4.1. Karateristik responden berdasarkan usia
No Usia
Jumlah Tahun
Orang
1 18 – 25
5 8.62
2 26 – 35
21 36.21
3 36 – 45
20 34.48
4 46 – 55
11 18.97
5 55
1 1.72
Jumlah 58
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa usia pegawai yang lebih
banyak di antara 26 tahun sampai 35 tahun sebanyak 21 orang atau 36.21 dan hampir sama di usia 36 – 45 tahun sebanyak 20 orang 34,48, dan paling
sedikit di usia 55 tahun sebanyak 1 orang 1.72. Berdasarkan usia responden menyatakan bahwa pegawai yang bekerja di Direktorat Politeknik Kesehatan
Medan antara umur 26 tahun sampai 35 tahun dan 36 sampai 45 tahun hampir sama banyaknya artinya pegawai masih produktif dan memiliki kematangan
pengalaman kerja baik dibidangnya masing-masing maupun dibidang lainnya diharapkan dengan kondisi ini pegawai dapat memberikan konstribusi kinerja
yang bersemangat untuk perkembangan instansi kearah yang jauh lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakterisitik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No
Jenis Kelamin Jumlah
Orang
1 Laki-Laki
17 29.31
2 Perempuan
41 70.69
Jumlah 58
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dijelaskan bahwa jenis kelamin responden
yang bekerja di Politeknik Kesehatan Medan yang paling dominan adalah
pegawai yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 41 orang 70.69, sedangkan pegawai yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 17 orang 29.31.
Dengan demikian, menunjukkan bahwa jumlah pegawai perempuan di Politeknik Kesehatan Medan lebih banyak dan diharapkan dapat berkinerja lebih bagus dan
lebih rapi karena tingkat ketelitian dan kedisiplinan dalam bekerja lebih tinggi pegawai perempuan jika dibandingkan dengan pegawai laki-laki.
4.1.4.
3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Karakterisitik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini :
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja No
Masa Kerja Jumlah
Tahun Orang
1 5
7 12.07
2 6 –10
12 20.69
3 11 – 15
19 32.76
4 16 – 20
17 29.31
5 20
3 5.17
Jumlah 58
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.3. dapat dijelaskan bahwa masa kerja pegawai yang bekerja di Politeknik Kesehatan Medan sangat bervariasi dan yang paling
dominan adalah pegawai yang lama bekerja antara 11 tahun sampai dengan 15 tahun sebanyak 19 orang atau 32,76. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang
bekerja di Politeknik Kesehatan Medan telah memiliki pengalaman bekerja yang baik sehingga pegawai diharapkan berkinerja yang lebih bagus dan dapat
menunjang perkembangan Politeknik Kesehatan Medan kearah yang lebih baik.
4.1.4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Bagian
Pendidikan Formal Jumlah
SMA D3
S1 S2
1 Pembantu Direktur
1 1
2 Kepala Sub Bagian
1 1
3 Kepala Urusan
1 2
3 4
Kepala Unit 3
1 4
5 Ur.ADAK
2 2
6 Ur.Adm Kemahasiswaan
1 1
7 Ur. Humas
1 1
8 Ur. Adm Umum
1 2
5 1
9 9
Urusan Admistrasi Keuangan 3
1 4
10 Urusan Administrasi Kepegawaian
3 1
4 11
Unit Penelitian Pengabdian Masyarakat 2
2 12
Unit Laboratorium 2
2 13
Unit Perpustakaan 1
1 14
Unit Komputer 1
2 3
15 Unit Bengkel
1 1
2 16
Unit Pemeliharaan 2
2 17
Unit Asrama 2
2 18
Un.Penjaminan Mutu 2
1 3
19 Un.Pusat Latihan Bahasa
2 2
20 Un. Bisnis Usaha
7 1
8 21
Un. Perencanaan Sistem Informasi 1
1 Jumlah
2 4
46 6
58 Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.4. dapat dijelaskan bahwa latar belakang Pendidikan pegawai Politeknik Kesehatan Medan yang paling dominan adalah pegawai yang
memiliki latar belakang Pendidikan Stara I S-1 yang berjumlah 46 orang 79, dan Pendidikan SMA yang berjumlah 2 orang 4 merupakan pendidikan
terendah, dari latar pendidikan yang sudah cukup memadai seharusnya pegawai yang bekerja di Politeknik Kesehatan Medan diharapkan bisa memberikan tingkat
kinerja yang jauh lebih baik.
4.1.5 Analisis Statistik Deskriftif
Pada penelitian ini variabel bebas independent variable yang diamati ada dua yaitu rotasi pekerjaan dan motivasi kerja sedangkan varibel terikat dependent
variable yang diamati satu yaitu kinerja pegawai Y.
4.1.5.1 Penjelasan Responden atas Rotasi Pekerjaan X
1
Rotasi pekerjaan adalah metode pelatihan dan pengembangan dimana pegawai berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya untuk memperluas
pengalaman pegawai. Rotasi pekerjaan merupakan perpindahan pegawai namun lebih pada perpindahan tempat kerja dengan lingkup dan tugas pekerjaan yang
cenderung berbeda agar para pegawai terhindar dari rasa jenuh atau produktifitas yang menurun. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi pegawai,
mengembangkan motivasi, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja, mutu proses pekerjaan dan produktifitas serta efisiensi organisasi
. Berdasarkan
hasil pengolahan data, tanggapan responden atas variabel rotasi pekerjaan dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Penjelasan Responden Atas Rotasi Pekerjaan
No Pernyataan
Kategori Jawaban Responden SS
S KS
TS STS
TOTAL F
F F
F F
F
1 Rotasi pekerjaan
meningkatkan pengetahuan menyelesaikan pekerjaan
18 31
35 60
2 3
2 3
1 2
58 100
2 Pengetahuan berkaitan
dengan tugas jabatan lain 19
33 31
53 7
12 1
2 58
100 3
Perputaran pekerjaan meningkatkan kemampuan
melaksanakan pekerjaan 14
24 33
57 7
12 4
7 58
100 4
Mampu menggunakan peralatan manual
19 33
27 47
9 16
2 3
1 2
58 100
5 Mampu meningkatkan
mutu proses pekerjaan saya
18 31
31 53
6 10
3 5
58 100
6 Mempunyai keterampilan
menggunakan peralatan praktis
17 29
27 47
9 16
5 9
58 100
7 Perpindahan mampu
meningkatkan mutu proses pekerjaan saya
12 21
32 55
9 16
5 9
58 100
8 Memiliki teknik
penyelesaian tugas lebih cepat
13 22
36 62
5 9
3 5
1 2
58 100
9 Mampu menaganalisis
karakteristik pekerjaan 9
16 32
55 9
16 7
12 1
2 58
100 10
Keberhasilan untuk menganalisis jenis
pekerjaan 11
19 24
42 14
25 4
7 4
7 58
100 11
Mampu menganalisis penempatan pegawai baru
14 24
21 36
12 21
7 12
4 7
58 100
12 Membantu menganalisis
kebutuhan pegawai 11
19 27
47 11
19 6
10 3
5 58
100 13
Meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan
pekerjaan 10
17 26
45 12
21 6
10 4
7 58
100 14
Mengerjakan tugas sesuai tata aturan yang berlaku
12 21
22 38
14 24
6 10
4 7
58 100
15 Memberikan banyak
informasi 7
12 29
50 12
21 3
5 7
12 58
100 16
Memberikan informasi untuk menyelesaikan
pekerjaan 10
17 29
50 10
17 5
9 4
7 58
100 17
Bersedia menerima jabatan baru untuk yang lebih
tinggi 8
14 25
43 16
28 4
7 5
9 58
100 18
Bersedia melibatkan diri dalam tugas-tugas jabatan
dengan resiko pekerjaan 7
12 24
41 17
29 5
9 5
9 58
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 diketahui bahwa mayoritas responden menjawab memiliki teknik penyelesaian tugas lebih cepat hal ini terlihat dari
jumlah responden yang menyatakan setuju sebanyak 36 orang atau 62 , rotasi pekerjaan meningkatkan pengetahuan menyelesaikan pekerjaan responden
menyatakan setuju sebanyak 35 orang atau 60 , perputaran pekerjaan meningkatkan kemampuan melaksanakan pekerjaan responden menyatakan setuju
sebanyak 33 orang atau 57 dan perpindahan mampu meningkatkan mutu proses penyelesaian pekerjaan dan perpindahan kerja mampu menganalisis
karakteristik pekerjaan responden menyatakan sebanyak 32 orang atau 55 hal ini berarti bahwa rotasi pekerjaan banyak membawa manfaat serta banyak
pegawai yang berkeinginan dilakukan rotasi pekerjaan secara berkesinambungan
dan sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai Politeknik Kesehatan Medan.
4.1.5.2 Penjelasan Responden Atas Motivasi Kerja X2
Motivasi kerja adalah memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala upayanya. Motivasi
seseorang berasal dari intren berupa intrinsik satisfaction yaitu subjective menekankan motivator yang berkaitan dengan kepuasaan kerja yang timbul dari
individu petugas pekerjaan itu sendiri dan ekstren berupa Ektrinsik no satisfaction yaitu objective yang berhubungan dengan ketidak puasan kerja
sebagai faktor-faktor higienis. Berdasarkan hasil pengolahan data, tanggapan responden atas variabel motivasi kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Penjelasan Responden Atas Motivasi Kerja
No. Pernyataan
Kategori Jawaban Responden SS
S KS
TS STS
TOTAL F
F F
F F
F
1 Bertanggung jawab atas
pengembangan serta evaluasi diri secara terus menerus
20 34
30 52
5 9
2 3
1 2
58 100
2 Bersedia menerima tanggung
jawab yang lebih besar 22
38 30
52 5
9 1
2 58
100 3
Meningkatkan prestasi kerja dengan penempatan yang
sesuai dengan latar pendidikan 14
24 33
57 9
16 2
3 58
100 4
Promosi kerja dilakukan berdasarkan prestasi kerja
27 47
21 36
7 12
3 5
58 100
5 Diakui keberhasilan dalam
penyelesaian tugas sehari-hari 25
44 25
44 5
9 2
4 58
100 6
Menyelesaikan laporan sebelum jatuh tempo dengan
harapan dapat hasil yang lebih baik
22 38
25 43
8 14
3 5
58 100
7 Motivasi kerja meningkatkan
kemajuan kinerja 21
36 28
48 8
14 1
2 58
100 8
Mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik dari yang
sebelumnya 20
34 30
52 8
14 58
100 9
Bersedia kerja lembur agar mendapatkan gaji tambahan
18 31
32 55
7 12
1 2
58 100
10 Bersedia bekerja keras untuk
mengharapkan tambahan pendapatan
26 45
28 48
4 7
58 100
11 Giat bekerja dengan kondisi
kerja yang nyaman 29
50 22
38 6
10 1
2 58
100 12
Bersemangat melaksanakan tugas dengan peralatan yang
lengkap 18
31 30
52 9
16 1
2 58
100 13
Jaminan keselamatan kerja menambah semangat dalam
bekerja 27
47 22
38 6
10 2
3 1
2 58
100 14
PT. ASKES yang memberi pelayanan keselamatan kerja
pegawai 15
26 28
48 12
21 3
5 58
100 15
Berusaha menjalin hubungan kerja yang harmonis sesama
pegawai 23
40 22
38 12
21 1
2 58
100 16
Bersedia menjalin hubungan kerja dengan pihak lain
12 21
25 43
14 24
4 7
3 5
58 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 diketahui bahwa responden menjawab meningkatkan prestasi kerja dengan penempatan yang sesuai dengan latar
pendidikan hal ini terlihat dari jumlah responden yang menyatakan setuju sebanyak 33 orang atau 57 , bersedia kerja lembur agar mendapatkan gaji
tambahan hal ini terlihat dari jumlah responden yang menyatakan setuju sebanyak 32 orang atau 55 , dan ada 4 pertanyaan lagi yaitu bertanggung jawab atas
pengembangan diri secara terus menerus, bersedia menerima tanggung jawab yang lebih besar, mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik dari yang
sebelumnya dan bersemangat melaksanakan tugas dengan peralatan yang lengkap, masing-masing menjawab setuju sebanyak 30 orang atau 52 hal ini pengaruh
motivasi kerja bila disesuaikan dengan kondisi yang demikian sangat dominan mempengaruhi untuk memotivasi pegawai untuk giat dan bersemangat bekerja
diharapkan untuk kinerja serta kemajuan pegawai kearah yang jauh lebih baik.
4.1.5.3 Penjelasan Responden Atas Kinerja Pegawai Y
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja dan motivasi pegawai. Hasil kerja
seseorang akan memberikan umpan balik bagi orang itu sendiri untuk selalu aktif melakukan kerjanya secara baik dan diharapkan akan menghasilkan mutu
pekerjaan yang baik. Berdasarkan hasil pengolahan data, tanggapan responden atas variabel Kinerja Pegawai dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Penjelasan responden atas kinerja pegawai
No. Pernyataan
Kategori Jawaban Responden SS
S KS
TS STS
TOTAL F
F F
F F F
1 Mampu menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu 18
31 30
52 7
12 1
2 2
3 58
100 2
Menyerahkan laporan tepat waktu
26 45
26 45
5 9
1 2
58 100
3 Menyelesaikan pekerjaan
sesuai standard kerja 29
50 22
38 6
10 1
2 58
100 4
Berusaha melakukan yang terbaik menyelesaikan
masalah pekerjaan 31
53 18
31 6
10 2
3 1
2 58
100 5
Bersedia mengerjakan tugas yang berat karena jenis
pekerjaan sesuai dengan minat
35 60
16 28
6 10
1 2
58 100
6 Berminat bekerja secara
inovatif melalui gagasan- gagasan baru
34 59
16 28
6 10
2 3
58 100
7 Mengembangkan ide kreatif
didalam menyelesaikan pekerjaan
31 53
21 36
6 10
58 100
8 Ide kreatif untuk
penyelesaian pekerjaan yang sulit
39 67
14 24
3 5
2 3
58 100
9 Mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan waktu yang lebih singkat
34 59
21 36
2 3
1 2
58 100
10 Mampu mengerjakan tugas
tambahan yang diberikan 36
62 19
33 2
3 1
2 58
100 11
Menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang
ditentukan 34
59 20
34 4
7 58
100 12
Mampu mempergunakan waktu untuk penyelesaian
pekerjaan 41
71 14
24 1
2 2
3 58
100 13
Selalu hadir sesuai tata tertib yang ada
38 66
15 26
3 5
1 2
1 2
58 100
14 Berusaha hadir setiap ada
rapat bulanan 31
53 23
40 4
7 58
100 15
Bersedia memberikan pelayanan diluar jam kerja
28 48
21 36
9 16
58 100
16 Memberikan pelayanan
sesuai standard kerja yang ditentukan
19 33
27 47
12 21
58 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data pada Tabel 4.7 diketahui bahwa responden menjawab mampu mempergunakan waktu untuk penyelesaian pekerjaan hal ini terlihat dari
jumlah responden yang menyatakan sangat setuju 41 orang atau 71 , Ide kreatif untuk penyelesaian pekerjaan yang sulit hal ini responden menjawab sangat setuju
39 orang atau 67 , selalu hadir sesuai tata tertib yang ada responden menjawab sangat setuju 38 orang atau 66 , mampu mengerjakan tugas tambahan yang
diberikan responden menjawab sangat setuju sebanyak 36 orang atau 62 dan bersedia mengerjakan tugas yang berat karena jenis pekerjaan sesuai dengan
minat responden menjawab sangat setuju sebanyak 35 orang atau 60 . Pertanyaan yang lima butir diatas secara persentase jawaban responden
sangat setuju cukup tinggi berarti bila pegawai ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan minat, idegagasannya diterima ataupun dihargai serta diberikan
motivasi kerja sesuai motivasi yang diadakan terencana sehingga pegawai merasa dibutuhkan dan dihargai sehingga pegawai dengan semangat yang ada mampu
mempergunakan waktu untuk penyelesaian pekerjaan serta dengan senang hati mau menerima pekerjaan tambahan yang diberikan atasan sewaktu-waktu
diperlukan dengan segera, untuk itu tercapailah kinerja pegawai yang baik yang sesuai tata tertib yang ada serta dapat dipatuhi dan seharusnya dilakukan
pengawasan kerja terencana agar program kerja terlaksana dengan baik sehingga pegawai terbiasa dengan situasi dan kondisi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
4.1.6 Analisis Statistik Inferential 4.1.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk mengetahui apakah model atau alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji ini terpenuhi
maka alat uji dimaksud dapat dipergunakan untuk menguji model, uji ini terdiri dari :
1. Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut :
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Gambar 4.2 Diagram Pencar Hasil SPSS
Jika dilihat dari Gambar di atas maka data menyebar disekitar garis diagonal dan hal ini bahwa data berdistribusi normal.
Uji Normalitas dengan analisis statistic dapat dilihat dari Kolmogrov- Sumirnov K-S pada Tabel 4.8 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara