16. Untuk mengetahui penempatan pegawai berdasarkan kompetensi apakah yang menjadi kekuatantalenta yang dimiliki seseorang pegawai yang mana bisa
dikembangkan. 17. Kerjasama yaitu sejauh mana pegawai bisa bekerja sama dengan pegawai
lainnya sehingga mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara sesama pegawai.
18. Menjalin hubungan kerja yang baik sesama dengan pegawai lainnya tanpa membeda-bedakan baik ras, suku dan agama.
2.5. Kerangka Konseptual
Rotasi pekerjaan menjadikan setiap pegawai mampu mengatasi setiap pekerjaan yang membuat senioritas berkurang. Pegawai mendapatkan
pengetahuan dan kemampuan yang mereka butuhkan untuk pekerjaan sehingga hasil yang diraih dapat lebih berkualitas. Dalam mengukur rotasi pekerjaan
menggunakan beberapa faktor, yaitu tambahan kemampuan, tambahan pengetahuan, tingkat kejenuhan kerja. Organisasi menggunakan rotasi pekerjaan
sebagai sarana untuk mewujudkan high performance atau kinerja yang tinggi. rotasi pekerjaan adalah pergeseran pekerjaan antar pegawai dalam organisasi.
Pergeseran ini tidak dilakukan secara permanen. Rotasi merupakan salah satu cara untuk menempatkan atau staffing pegawai. dilakukannya rotasi pekerjaan adalah
bahwa tugas atau pekerjaan bersifat monoton yang dilaksanakan terus menerus dapat mengakibatkan kebosanan dan penurunan hasil kerja dari pegawai.
Sundin 2001 menambahkan bahwa alasan lain dilakukannya rotasi pekerjaan adalah bahwa tugas atau pekerjaan bersifat monoton yang dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
terus menerus dapat mengakibatkan kebosanan dan penurunan hasil kerja dari pegawai. Adanya rotasi pekerjaan diharapkan dapat menstimulasi pegawai untuk
mencapai kinerja yang lebih baik karena terdapat proses penambahan pengetahuan dan kemampuan pegawai, mengurangi kejenuhan kerja dari pegawai, membantu
proses penempatan pegawai secara tepat, serta memberi tantangan lebih besar bagi pegawai untuk mencapai prestasi atau kinerja yang lebih baik.
Motivasi pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan. Berbagai usaha
yang dilakukan oleh manusia tentunya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya, namun agar keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi tidaklah
mudah didapatkan apabila tanpa usaha yang maksimal. Mengingat kebutuhan orang yang satu dengan yang lain berbeda-beda tentunya cara untuk
memperolehnya akan berbeda pula. Memenuhi kebutuhannya seseorang akan berperilaku sesuai dengan
dorongan yang dimiliki dan apa yang mendasari perilakunya, untuk itu dapat dikatakan bahwa dalam diri seseorang ada kekuatan yang mengarah kepada
tindakannya. Teori motivasi merupakan konsep yang bersifat memberikan penjelasan tentang kebutuhan dan keinginan seseorang \serta menunjukkan arah
tindakannya. Motivasi seseorang berasal dari interen dan eksteren. Herpen at.al, 2002
hasil penelitiannya mengatakan bahwa motivasi seseorang berupa intrinsik dan ekstrinsik Sedangkan Gacther and Falk 2000, Kinman
and Russel 2001 Motivasi intrinsik dan ekstrinsik sesuatu yang sama-sama mempengaruhi tugas seseorang. Kombinasi insentif intrinsik dan ekstrinsik
Universitas Sumatera Utara
merupakan kesepakatan yang ditetapkan dan berhubungan dengan psikologi seseorang. Sebenarnya dalam teori muatan tersirat adanya bahwa kepuasan
mengarah kepada kinerja dan tidak kepuasan menurunkan kinerja. Porter Lawler menyatakan bahwa proses kognitif dalam persepsi
memainkan suatu peran sentral bahwa hubungan antara kepuasan dan kinerja berhubungan secara langsung dengan suatu model motivasi. Motivasi atau
dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu tujuan, maka pegawai harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi
para pegawai dalam perusahaan. Pemberian motivasi terhadap pegawai merupakan salah satu faktor yang
memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja para pegawai. Motivasi penting bagi suatu organisai karena mencerminkan upaya organisasi untuk
mempertahankan sumber daya manusia, dan wujud perhatian organisasi terhadap kinerja pegawai. Untuk memperjelas teori dan dimensi yang dikemukakan di atas
maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Sumber: Sundin 2001, Herpen at.al, 2002, Gacther and falk 2000, Kinman and Russel 2001
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Motivasi Kerja
Kinerja Pegawai
Rotasi Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
2.6. Hipotesis Penelitian