Diagnosis Infeksi Menular Seksual

i. Pemeriksaan pasien laki-laki dengan gejala IMS. Pemerikasaan dilakukan dalam pemeriksaan khusus yang terjaga privasinya. Untuk melakukan pemeriksaan pasien dimintakan melepas celana dan menurunkannya hingga ke lutut. Pasien boleh dalam keadaan berdiri atau baring semasa melakukan pemeriksaan. Pertama inspeksi genitalia eksterna pasien, yang dilihat adalah: - Ulkus; tukak atau luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir. - Erosi; luka pada kulit yang sangat dangkal, hanya mengenai epidermis dan mengeluarkan serum - Vesikel; lepuh kecil kantong kecil berisi cairan - Kondiloma; benjolan - Duh tubuh uretra, bila tidak tampak adanya duh tubuh uretra dapat dilakukan pemijatan selanjutnya dilihat apakah tampak duh tubuh uretra yang purulen, mukopuluren, dan serous. Selain itu, dilakukan palpasi apakah terdapat pembesaran kelenjar. Dilakukan palpasi pada skrotum, raba bagian-bagiannya seperti testis, epididimis dan saluran sperma. ii. Pemeriksaan pasien perempuan dengan gejala IMS. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien diminta untuk membuka pakaian dari dada kebawah dan kemudian berbaring di tempat tidur. Jika bagian tubuh yang tidak diperiksa ditutup dengan kain khusus. Pemeriksaan lebih aman bila pasien dalam posisi litotomi, menekuk lutu dan membuka pahanya, selanjutnya melakukan inspeksi pada vagina, anus, dan daerah perineum. Seterusnya palpasi daerah inguinal untuk menentukan apakah ada pembengkakan kelenjar inguinal dan bubo. Ketika palpasi dinding perut dan daerah pelvis sebaiknya lembut dan secara hati-hati tanpa menyakiti pasien dan selanjutnya periksa ada atau tidaknya duh tubuh vagina, ulkus, bubo, kondiloma dan lain-lain Murtiastutik, 2008. Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan anamnesis dan hasil pemeriksaan klinis serta dengan mempertimbangkan fasilitas yang ada pada lobarotorium tersebut misalnya: - Dark field - Pewarnaan gram - Kultur atau biakan mikroorganisme: untuk pemeriksaan gonore, infeksi Mycoplasma, tes sensitivitas. - Enzyme-linked immunosorbent assayELISA, misalnya pemeriksaan infeksi C.trachomatis. - Tes Penicilinase Producing Neisseria Gonorhea PPNG atau tes untuk mengetahui apakah ada resistensi obat. - Polymerase Chain Reaction PCR untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi secara pasti. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, diharapkan dapat menegakkan diagnosis IMS sehingga dapat menentukan pengobatan secara tepat Murtiastutik, 2008. 2.6. Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual 2.6.1. Gonore Gonore mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae Daili, 2011. 2.6.1.1. Epidemiologi Pada kasus gonore diduga setiap tahun terdapat lebih dari 150 juta kasus, walaupun beberapa negara cenderung menurun tetapi ada juga negara lain cenderung meningkat Hakim, 2009. Pada tahun 2010, tingkat penularan gonore tinggi pada populasi wanita yaitu 106,5 kasus per 100.000 dan pada laki-laki adalah 94,1 per 100.000. Sepanjang 2009 hingga 2010, tingkat penularan gonore meningkat pada hampir semua umur. Peningkatan yang terbesar adalah pada usia 20-24 tahun 4,9 dan 30-34 tahun 3,2. Menurun pada yang berusia 35-39 tahun 1,5, 55-64 tahun 1,6, dan 65 tahun dan keatas 7,1 CDC 2010. Sedangkan di Indonesia, dari data rumah sakit yang beragam seperti RSU Mataram pada tahun 1989 dilaporkan gonore yang sangat tinggi yaitu sebesar 52,87 dari seluruh penderita IMS. Sedangkan pada RS Dr.Pirngadi Medan ditemukan 16 dari sebanyak 326 penderita IMS Hakim, 2009. Dalam penelitian Silitonga 2011 di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009, karakteristik dari gonore ini adalah, penderita laki-laki lebih banyak daripada penderita wanita dan gonore paling banyak ditemukan pada penderita dengan kelompok usia 30-34 tahun. Selain itu, gonore paling banyak pada penderita dengan tingkat pendidikan terakhir sedang hingga SMP atau SMA. Di samping itu, kelompok yang bekerja lebih banyak daripada yang tidak bekerja dan ternyata gonore paling banyak ditemukan pada penderita yang sudah menikah. 2.6.1.2. Etiologi Gonore disebabkan oleh kuman gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut dimasukkan dalam kelompok Neisseria, sebagai Neisseria gonorrhoeae beserta 3 spesies lain yaitu N. meningitidis, N. catarrhalis, dan N. pharyngis sicca. Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1.6 u, dan bersifat gram-negatif. Kuman ini tampak di luar dan di dalam leukosit. Selain itu, kuman ini tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan pada suhu di atas 39 derajat Celcius dan tidak tahan zat disinfektan Daili, 2011 2.6.1.3. Gambaran klinik Masa tunas gonore sangat singkat pada laki-laki yaitu kira-kira 2-5 hari. Namun pada perempuan, masa tunas sulit untuk ditentukan karena pada umunya gejala bersifat asimtomatik. Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada laki- laki dan perempuan berbeda karena ada perbedaan pada anatomi dan fisiologi alat kelamin. Pada laki-laki, keluhan subjektif berupa rasa gatal, panas, di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum. Selain itu, laki-laki juga mengalami disuria, polakisuria, keluar duh tubuh mukopurulen dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah, dan nyeri ketika sedang ereksi. Pada perempuan, gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan