menggunakan pH kertas dan positif jika pH vagina lebih tinggi dari 4,5, ketiga sekret vagina berbau seperti bau ikan sebelum atau setelah penambahan KOH
10 Whiff test, dan keempat adanya clue cells pada pemeriksaan mikroskop Adam et al, 2011.
2.6.8.5. Komplikasi Komplikasi VB lebih rentan kepada ibu hamil dan komplikasi tersebut
seperti korioamnionitis, infeksi cairan ammion, dan infeksi pada masa nifas Adam et al, 2011. Selain itu, terdapat juga penyakit radang panggul dan
kelahiran prematur Mayo Clinic, 2013.
2.6.9. Granuloma Inguinale
Granuloma inguinale adalah proses granulomatosa yang biasanya mengenai daerah anogenital dan inguinal. Daya penularan penyakit ini rendah,
bersifat kronik, progresif, penularan secara autoinokulasi, mengenai genitalia dan kulit di sekitarnya, kadang-kadang sistem limfatik Judanarso, 2013.
2.6.9.1. Epidemiologi Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat, tetapi pada tahun 1954
dilaporkan penyakit ini bersifat endemik di beberapa daerah tropis dan negara berkembang. Frekuensi pada laki-laki dua kali daripada perempuan. Pada
umumnya penderita berumur 20-40 tahun dengan tingkat sosial-ekonomi yang rendah dan higiene yang buruk serta jarang pada usia anak dan usia orang tua
Vorvick, 2011. 2.6.9.2. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh Klebsiella granulomatis yang dulu disebut Calymatobacterium granulomatis Judanarso, 2013.
2.6.9.3. Gambaran klinis Masa inkubasi sangat bervariasi, berkisar antara 1-12 minggu. Lesi dapat
dimulai pada daerah genitalia eksterna, paha, lipatan paha, atau perinuem. Pada permulaan, lesi berbentuk papul atau vesikal yang tidak nyeri, kemudian perlahan-
lahan menjadi ulkus granulomatosa berbentuk bulat dan mudah berdarah, lesi dapat meluas ke abdomen bagian bawah dan bokong. Pembengkakkan di daerah
inguinal dapat timbul sebagai abses yang akhirnya pecah menjadi ulkus yang khas disebut pseudobubo. Proses ulserasi kadang-kadang meluas ke genitalia
perempuan, mengenai servik uteri, labia minora, monsveneris, dan fourchette sedangkan pada laki-laki, penis dan skrotum yang terkena. Terdapat beberapa tipe
gambaran klinis yaitu tipe nodular, tipe ulsero-vegetatif, tipe hipertrofik, tipe sikatrisial Judanarso, 2013.
2.6.9.4. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
ditegakkan dengan
hapusan jaringan
yaitu mencari
D.granulomatis dalam sel-sel mononuklear yang besar kemudian diwarnai dengan Giemsa, Wright Leishman, Perak atau Gram. Boleh juga menggunakan Tes PCR
O’Farrell, 2010. 2.6.9.5. Komplikasi
Komplikasi yang didapati berbentuk edema genital sering pada wanita, deformitas genital sekiranya berlangsung lama, pada bentuk sklerotik terjadi
stenosis pada uretra, vagina, dan lubang anus. Selain itu, dapat terjadi hiperplasia pseudoepitelimatosa serta pada perempuan sering terjadi lesi metastatik, dapat
mengenai tulang, sendi, dan alat- alat dalam Judanarso, 2013.
2.6.10. Kandidiasis genitalis
Kandidosis atau kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang disebabkan oleh kandida, khususnya Candida ablicans dan ragi lain
dari genus kandida. Organisme ini tipikal menginfeksi kulit, kuku, membran mukosa, dan traktus gastrointestinal, tetapi dapat juga menyebabkan infeksi
sistemik Soedarmadi, 2011. 2.6.10.1. Epidemiologi
Kandidiasis genitalis yang lebih dikenal sebagai kandidiasis vulvovaginal KVV pada perempuan dan balanitis pada laki-laki merupakan yang sering
dijumpai. Hampir 75 dari semua perempuan dewasa pasti mempunyai infeksi ragi paling sedikitnya satu kali dalam hidup mereka. Pada laki-laki, boleh saja
mendapat genital candidiasis tetapi jarang CDC, 2012.