ditemukan pada displasia keganasan yang berisiko tinggi high risk Zubier, 2011.
2.6.5.3. Gambaran klinis Lokasi gejala klinis laki-laki dan perempuan masing-masing berbeda, pada
laki-laki yang sering terkena itu di glans penis, sulkus koronarius, frenulum dan batang penis, sedangkan perempuan terdapat di fourchette posterior, vestibulum.
Gambaran klinik KA ini dibagi dalam 3 bentuk yaitu bentuk akuminata, bentuk papul, dan bentuk datar flat.
Bentuk akuminta sering dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan permukaan yang berjonjot-jonjot seperti jari. Selain
itu, beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi seperti kembang kol. Lesi tersebut sering dijumpai pada perempuan yang menderita fluor albus dan pada
perempuan hamil, atau keadaan imunitas terganggu. Bentuk papul dijumpai pada daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian lateral,
daerah perianal, dan perineum. Gambarannya berupa permukaan yang halus dan licin, multiple dan tersebar secara diskret. Terakhir bentuk datar, kadang-kadang
gejala tidak tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat dengan melakukan tes asam asetat atau penggunaan kolposkopi. Di samping itu juga, ada juga Bentuk
lain yang berhubungan dengan keganasan pada genitalia seperti Giant condyloma Buschke-Lowenstein dan Papulosis Bowenoid Zubier, 2011.
2.6.5.4. Pemeriksaan penunjang Jika ada keraguan menegakkan diagnosis KA berdasarkan gambaran
klinis, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti tes asam asetat dengan cara bubuhkan asam asetat 5 dengan lidi kapas ditempat yang dicurigai. Setelah
beberapa menit ada perubahan warna menjadi putih acetowhite. Kemudian dapat juga dengan menggunakan kolposkopi dan pemeriksaan histopatologi pada KA
yang eksofitik Zubier, 2011. 2.6.5.5. Komplikasi
Komplikasi paling sering adalah perkembangan menjadi dysplasia pada kondiloma akuminata yang HPV -6 dan HPV -11. Pasien yang terkena jenis HPV
risiko tinggi, seperti HPV -16 atau HPV -18, dapat berisiko untuk berkembang menjadi displasia tingkat tinggi atau karsinoma Zubier, 2011.
2.6.6. Ulkus Mole
Ulkus mole atau sering disebut Choncroid, ialah penyakit infeksi genitalia akut, setempat, dapat inokulasi sendiri auto-inoculable, desebabkan oleh
Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis kahs berupa ulkus pada tempat masuk dan seringkali desertai supurasi kelenjar getah bening regional Makes, 2011.
2.6.6.1. Epidemiologi Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar di daerah tropik dan subtropik,
terutama di kota dan pelabuhan. Perbaikan tingkat ekonomi mempengaruhi berkurangnya frekuensi penyakit ini di negara-negara yang lebih maju. Selain
penularan melalui hubungan seksual , secara kebetulan juga dapat mengenai jari dokter atau perawat. Frekuensi pada wanita dilaporkan lebih rendah, mungkin
karena kesukaran membuat diagonsa. Beberapa faktor menunjukkan bahwa terdapat pembawa kumam carrier basil Ducreyi, tanpa gejala klinis, biasanya
wanita tuna susila Judanarso, 2013. Menurut CDC 2010, Sejak tahun 1987, dilaporkan kasus ulkus mole
menurun terus sampai 2001. Sejak itu, jumlah kasus yang dilaporkan telah berfluktuasi. Pada tahun 2010, hanya 24 kasus ulkus mole dilaporkan di Amerika
Serikat dan hanya sembilan negara melaporkan ada kasus ulkus mole, satu atau lebih pada tahun 2010 tetapi menurut Whitemon 2003, ulkus mole sering terjadi
pada laki-laki berusia 25 sampai 35, dan epidemiologi di Amerika Serikat menunjukkan rasio laki-laki: perempuan dalam kisaran 3:1 sampai 25:1.
2.6.6.2. Etiologi Penyebab ulkus mole ialah Haemophilus ducreyi, yang ditemukan oleh
Ducrey pada tahun 1889 Makes, 2011. 2.6.6.3. Gambaran klinis
Masa inkubasi berkisar antara 1-14 hari, pada umumnya kurang dari 7 hari. Lesi kebanyakan multiple, jarang soliter, biasanya pada daerah genital,
jarang pada daerah ekstragenital. Mula-mula kelainan kulit berupa papul,
kemudian menjadi vesiko-pustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus. Tempat predileksi pada laki-laki ialah permukaan mukosa preputium,
sulkus koronarius, frenulum penis, dan batang penis. Dapat juga timbul lesi di uretra, skrotum, perineum, atau anus. Pada perempuan ialah labia, klitoris,
fourchette, vestibuli, anus, dan serviks. Boleh juga terjadi lesi ekstragenital, terdapat pada lidah, jari tangan,bibir, payudara, umbilikus dan konjungtiva.
Beberapa variasi ulkus mole telah dilaporkan, di antaranya ialah ulkus mole folikularis, dwarf chancroid, transient chancroid, papular chancroid, giant
chancroid, phagedenic chancroid, dan tipe serpiginosa Judanarso, 2013. 2.6.6.4. Pemeriksaan penunjang
Berdasarkan gambaran klinis dapat disingkirkan penyakit kelamin yang lain. Menurut Makes 2011, harus pikirkan juga kemungkinan infeksi campuran.
Pada pemeriksaan serologik untuk menyingkirkan sifilis juga harus dikerjakan dan sebagai penyokong diagnosis ialah pewarnaan Wright, Unna-pappenhein, atau
Giemsa. Selain itu, diagnosis yang lebih akurat didapat dari kultur H.ducreyi dengan media baku berupa agar gonokokus dan agar Mueller-Hinton. Di samping
itu, tes serologi juga boleh dilakukan dengan tes ELISA memakai whole lysed H.ducreyi Makes, 2011.
2.6.6.5. Komplikasi Komplikasi yang terjadi pada penderita ulkus mole ialah adenitis inguinal,
fimosis dan parafimosis, fisura uretra, fistel rektovagina, mixed chancre, dan infeksi campuran dengan organisme Vincent Makes, 2011.
2.6.7. Limfogranuloma Venereum
Limfogranuloma Venereum LGV adalah infeksi menular seksual yang mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah
genital, inguinal, anus dan rektum Sentono, 2011. 2.6.7.1. Epidemiologi
Penyakit ini terutama terdapat di negeri tropik dan subtropik, penderita laki-laki pada sindrom inguinal lebih banyak daripada perempuan, kini penyakit
ini jarang ditemukan Djuanda, 2013.