kemudian menjadi vesiko-pustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus. Tempat predileksi pada laki-laki ialah permukaan mukosa preputium,
sulkus koronarius, frenulum penis, dan batang penis. Dapat juga timbul lesi di uretra, skrotum, perineum, atau anus. Pada perempuan ialah labia, klitoris,
fourchette, vestibuli, anus, dan serviks. Boleh juga terjadi lesi ekstragenital, terdapat pada lidah, jari tangan,bibir, payudara, umbilikus dan konjungtiva.
Beberapa variasi ulkus mole telah dilaporkan, di antaranya ialah ulkus mole folikularis, dwarf chancroid, transient chancroid, papular chancroid, giant
chancroid, phagedenic chancroid, dan tipe serpiginosa Judanarso, 2013. 2.6.6.4. Pemeriksaan penunjang
Berdasarkan gambaran klinis dapat disingkirkan penyakit kelamin yang lain. Menurut Makes 2011, harus pikirkan juga kemungkinan infeksi campuran.
Pada pemeriksaan serologik untuk menyingkirkan sifilis juga harus dikerjakan dan sebagai penyokong diagnosis ialah pewarnaan Wright, Unna-pappenhein, atau
Giemsa. Selain itu, diagnosis yang lebih akurat didapat dari kultur H.ducreyi dengan media baku berupa agar gonokokus dan agar Mueller-Hinton. Di samping
itu, tes serologi juga boleh dilakukan dengan tes ELISA memakai whole lysed H.ducreyi Makes, 2011.
2.6.6.5. Komplikasi Komplikasi yang terjadi pada penderita ulkus mole ialah adenitis inguinal,
fimosis dan parafimosis, fisura uretra, fistel rektovagina, mixed chancre, dan infeksi campuran dengan organisme Vincent Makes, 2011.
2.6.7. Limfogranuloma Venereum
Limfogranuloma Venereum LGV adalah infeksi menular seksual yang mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah
genital, inguinal, anus dan rektum Sentono, 2011. 2.6.7.1. Epidemiologi
Penyakit ini terutama terdapat di negeri tropik dan subtropik, penderita laki-laki pada sindrom inguinal lebih banyak daripada perempuan, kini penyakit
ini jarang ditemukan Djuanda, 2013.
LGV adalah penyakit jarang di negara maju tetapi penyakit ini sering ditemukan di daerah Kepulauan Karibia, Amerika Tengah, Asia Tenggara, dan
Afrika. LGV mempengaruhi kedua jenis kelamin, tetapi lebih sering laki-laki dilaporkan. Selain itu, LGV juga dapat mempengaruhi semua usia tetapi dalam
populasi yang aktif secara seksual didapati berusia 15-40 tahun Arsove, 2012. 2.6.7.2. Etiologi
Penyebabnya ialah Chlamydia trachomatis, terdiri dari dua biovars yaitu trachoma atau organisme TRIC dan organisme LVG. LVG sendiri terdiri atas 3
serovars yaitu L1, L2, dan L3 Sentono, 2011. 2.6.7.3. Gambaran klinis
Menurut Sentono 2011, Afek primer berbentuk tak khas dan tak nyeri, dapat berupa erosi, papul miliar, vesikel, pustul, dan ulkus. Pada laki-laki
umumnya afek primer berlokasi genitalia eksterna, terutama di sulkus koronariusdapat pula di uretra meskipun sangat jarang. Pada perempuan ada pada
vagina bagian dalam dan serviks. Setelah afek primer menghilang timbul sindrom inguinal yaitu pembesaran kelenjar di atas dan di bawah ligamentum inguinal
pouparti sehingga terbentuk celah disebut sign of groove Greenblatt’s sign dan pembesaran kelenjar femoralis, inguinalis superfisial dan profundus menyebabkan
bentuk seperti tangga sehingga disebut ettage bubo. 2.6.7.4. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tes GPR Gate Papaacosta Reaction, pengecatan Giemsa dari pus bubo, tes Frei, tes serologi seperti CFT complement
fixation test, RIP radio isotop presipitation, dan micro-IF immunofluorescence Typing. Selain itu, kultur jaringan boleh dilakukan di dalam yolk sac embrio
ayam dari aspirasi pus bubo Djuanda, 2013. 2.6.7.5. Komplikasi
Komplikasi LGV berupa stadium lanjut dari sindrom inguinal yaitu sindrom anorektal dan sindrom genital atau Eschiomene Djuanda, 2013.