Azas-Azas Konseling Islami

G. Azas-Azas Konseling Islami

Azas-azas menurut Hasan Langgulung merupakan tempat tegak/berdiri-nya sebuah kegiatan. Jika dalam pendidikan azas-azasnya tempat pendidikan itu tegak dalam materi, interaksi, inovasi dan cita-

citanya pendidikan. 63 maka azas-azas konseling Islami adalah azas tauhid rububiyyah dan uluhiyyah, azas syukur, azas tunduk dan tawakal kepada

Allah SWT, azas sabar, azas hidayah Allah, azas dzikrullah, Asas kebahagiaan dunia dan akhirat, Asas fitrah, az as “Lillaahi Ta’ala, azas bimbingan seumur hidup, azas kesatuan jasmani-rohani, azas keseimbangan rohani, azas kemaujudan individu, azas sosialitas manusia,

62 Q.S. Al-Balad/90: 17-18. 63 Hasan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2008), h. 4.

azas kekhalifahan manusia, azas keselarasan dan keadilan azas kasih saying,azas musyawarah.

Kegiatan konseling sangat erat kaitannya dengan asas psikologi. Azas-azas dalam psikologi merupakan proses memberikan informasi tentang watak pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktek,

pencapaian dan penilaian dan pengukuran dan bimbingan. 64 Dapat dimaknai, bahwa asas psikologi merupakan asas yang dekat dengan

bimbingan dan konseling. Azas konseling Islami berdasarkan Al Quran dan Sunnah Nabi di

tambah berbagai landasan filosofis dan landasan keimanan, yaitu :

a) Azas tauhid rububiyyah dan uluhiyyah. Konselor dalam membantu konseli hendaknya mampu membangkitkan potensi “iman” konseli,

dan harus dihindari mendorong konseli kearah “kemusyrikan”.

b) Azas penyerahan diri, tunduk dan tawakal kepada Allah SWT.Layanan bimbingan hendaknya menyadarkan konseli bahwa disamping berusaha maksimal disertai dengan doa, juga harus menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT.

c) Azas syukur. Layanan bimbingan hendaknya diingatkan bahwa kesuksesan usaha adalah atas pertolongan dan izin Allah, oleh sebab itu masing-masing pihak (konseli dan konselor) harus bersyukur atas sukses yang dicapai.

d) Azas sabar. Pembimbing bersama-sama konseli dalam melaksanakan upaya perbaikan dan atau pengembangan diri harus sabar dalam melaksanakan tuntunan Allah, dan menunggu hasilnya sesuai izin Allah.

64 Ibid., h. 5.

e) Azas hidayah Allah. Kesuksesan dalam membimbing pada dasarnya tidak sepenihnya hasi upaya pembimbing bersama konseli, tetapi adasebagian yang masih tergantungpada hidayah Allah.

f) Azas dzikrullah. Guna memelihara hasil bimbingan agar lebih istiqamah, seyogianya konseli banyak mengingat Allah baik dalam hati, dalam bentuk ucapan dan perbuatan.

g) Azas kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan konseling Islami adalah membantu klien mencapai kebahagiaan hidup yang senantiasa didambakan setiap manusia.

h) Azas fitrah. konseling Islami merupakan bantuan kepada klien yang mengenal, memahami, dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak dan tingkah laku serta tindakkannya berjalan dengan fitrah. Fitrah tersebut. Manusia menurut Islam dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu berbagai kemampuan potensi bawaan dan kecenderungan sebagai muslim atau beragama Islam.

i) Azas “Lillāhi Ta’ala”. Konseling Islami ini dilaksanakan semata- mata karena Allah SWT. Konsekuensi dari asas ini berarti pembimbing melakukan tugas dengan penuh keikhlasan. Klienpun menerima, meminta konseling dengan ikhlas dan rela pula karena semua pihak merasa bahwa semua yang dilakukan karena untuk pengabdian kepada Allah SWT semata, sesuai dengan fungsi dan tugasnya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa mengabdi kepada-Nya.

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-

Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan

yang demikian Itulah agama yang lurus”. 65

j) Azas bimbingan seumur hidup. konseling merupakan bagian dari komponen pendidikan. Oleh karena itu, pemberian layanan konseling dilakukan sepanjang hidup manusia. Manusia yang hidup di dunia tidak ada yang selalu bahagia kadang kala dalam kehidupan ini akan menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Untuk itu di perlukan konseling Islami yang diharapkan bisa mengatasi semua permasalahan hidup sepanjang hayat.

k) Azas kesatuan jasmani-rohani. konseling Islami memandang manusia sebagai makhluk jasmaniah-rohaniah tidak memandang sebagai makhuk jasmaniah semata. Untuk itu konseling Islami membantu individu untuk hidup seimbang jasmaniah dan rohaniah.

l) Azas keseimbangan rohani. Allah telah memuliakan manusia dengan kelebihan-kelebihan atau keutamaan-keutamaan yang tidak diberikan kepada makhuk lain selain manusia.

m) Azas kemaujudan individu.konseling Islami melihat kepada citra manusia menurut Islam. Seseorang melihat eksistensi tersendiri. Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan kemerdekaan pribadi.

n) Azas sosialitas manusia. Manusia merupakan makhluk sosial. Hal ini diakui dan diperhatikan dalam konseling Islami. Pergaulan, cinta kasih, rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, merupakan aspek-aspek yang

65 Q.S. Al Bayyinah/98:5.

diperhatikan dalam konseling Islami. Dalam konseling Islami, sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan hak individu dalam batas tanggung jawab sosial.

o) Azas kekhalifahan manusia. Manusia menurut pandangan Islam diberikan kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung jawab yang besar, yakni mengelola alam, semesta dengan kata lain, manusia di pandang makhluk yang berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaik-baiknya. Firman Allah berikut: Artinya : “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka

bumi. barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka

belaka”. 66

p) Azas keselarasan dan keadilan. Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, keserasian, dalam segala segi. Dengan kata lain, Allah menginginkan manusia berlaku adil terhadap diri sendiri, alam semesta, dan juga kepada Allah SWT.

q) Azas pembinaan akhlakul karimah. konseling Islami membantu klien atau yang dibimbing memelihara, mengembangkan sifat-sifat yang baik sejalan dengan tugas dan fungsi Rasulullah di utus oleh Allah SWT.

r) Azas kasih sayang. Setiap manusia memerlukan cinta, kasih sayang dan rasa sayang dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan banyak hal. konseling Islami dilakukan dengan berlandasan kasih sayang, sebab dengan kasih sayang pemberian konseling akan menyentuh hati dan tujuan akan cepat tercapai.

66 Q.S. Fathir/35:39.

s) Azas musyawarah. konseling Islami dilakukan dengan asas musyawarah artinya antara pembimbing dengan yang di bimbing terjadi dialog yang baik, satu sama lain tidak mendiktekan, tidak ada rasa tertekan dan terbuka dalam berpendapat.