Pemilihan Lokasi Bendung Elevasi crest Lebar Bendung

46 α = 1+0.012 ∗ A 0.7 1+0.075 ∗ A 0.7 2.49 1 β = 1 + t+3.7 ∗ 10 −0.4t t 2 + 15 x A 0.75 12 2.50 Dimana: QT = Debit banjir rencana dengan kala ulang T tahun m 3 det Β = Koefisien reduksi α = Koefisien limpasan R = Intensitas curah hujan m 3 km 2 det α = Luas daerah aliran sungai km 2 I = Rata-rata kemiringan dasar sungai utama

2.8. Bendung Pelimpah

Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Umum Bendung, yang diartikan dengan bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun melintang sungai yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air dapat disadap dan dapat dialirkan secara gravitasi ketempat yang membutuhkan. Dalam perencanaan bendung akan meliputi komponen-komponen seperti elevasi crest, lebar efektif bendung, tipe mercu, tipe bangunan peredam energi serta panjang lantai depan apron. Dimana dalam perencanaannya senantiasa didasarkan pada pertimbangan kondisi hidrolis dan kestabilan bangunan. Hal ini dimaksudkan agar bangunan yang direncanakan dapat berfungsi secara optimal dan aman terhadap pengaruh gaya-gaya yang bekerja.

2.8.1. Pemilihan Lokasi Bendung

47 Penentuan serta pemilihan lokasi bendung didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: • Diusahakan sedapat mungkin lebih ke hulu, agar bendung tidak terlalu tinggi, namun harus mengingat juga panjang saluran primer yang akan diperlukan supaya tidak terlalu panjang. • Dipilih lokasi bendung pada ruas sungai relatif lurus, sempit dan dengan penampang yang relatif konstan serta kedua tanggulnya stabil. Hal ini mencerminkan bahwa sungai itu sudah stabil dengan kondisi dasarnya yang sekarang. • Kondisi geologi teknik, sangat berpengaruh terhadap kemantapan atau kestabilan dari bangunan utama, terutama daya dukung tanah pondasi serta nilai kelulusan air tanah bawah koefisien permeability tanah bawah. • Kondisi topografi, sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan konstruksi dan biaya pelaksanaannya. Selain harus cukup tempat yang tersedia di tepi sungai untuk memuat kompleks bangunan utama termasuk kantong lumpur dan bangunan-bangunan penguras serta bangunan pengambilan saluran primer. Juga harus diupayakan sedemikian hingga beda antara volume galian dan timbunan tidak terlalu besar, sehingga pelaksanaannya relatif mudah dan biayanya relatif murah. • Metode pelaksanaan, harus dipertimbangkan juga dalam pemilihan lokasi bendung karena akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan konstruksi dan biaya pelaksanaan. Namun demikian, yang utama dalam penentuan lokasi bendung adalah kondisi-kondisi yang 48 mendukung tercapainya kestabilan bendung secara keseluruhan, kemudian baru diikuti dengan pertimbangan metode pelaksanaannya, dan bukan sebaliknya.

2.8.2. Elevasi crest

Untuk elevasi muka air yang diperlukan, kehilangan tinggi energi berikut harus dipertimbangkan : • Elevasi sawah yang akan diairi • Kedalaman air di sawah • Kehilangan tinggi energi di saluran dan boks • Kehilangan tinggi energi di bangunan sadap • Panjang dan kemiringan saluran primer • Kehilangan tinggi energi di bangunan-banguan saluran primer

2.8.3. Lebar Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal-pangkalnya abutment, sebaiknya sama dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil. Lebar maksimum bendung sebaiknya tidak lebih dari 1.2 kali lebar rata- rata sungai. Agar bangunan peredam energi tidak terlalu mahal, maka aliran per satuan lebar hendaknya dibatasi sekitar 12 – 14 m 3 dtm 1 yang memberikan tinggi energi maksimum sebesar 3.5 – 4.5 m. Lebar efektif mercu bendung sehubungan dengan lebar bendung dirumuskan persamaan berikut : 49 Tabel 2.6. Nilai Ka dan Kp No URAIAN Kp 1. 2. 3. Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut- sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 0.1 dari tebal pilar Untuk pilar berujung bulat Untuk pilar berujung runcing 0.02 0.01 Ka 1. 2. 3. Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 90 kearah aliran Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90 kearah aliran dengan 0.5 H 1 r 0.15 H 1 Untuk pangkal tembok bulat dimana r 0.5 H 1 dan tembok hulu tidak lebih dari 45 kearah aliran 0.20 0.10 0.00 50

2.8.4. Mercu Bendung