57
Panjang kantong lumpur dihitung dengan menggunakan rumus berikut : t
V L
× =
2.60 ω
H t
=
2.61 Dimana :
L =
Panjang saluran m V
= Kecepatan pada kantong lumpur mdet
ω =
Kecepatan endap mdet t
= Waktu yang diperlukan dtk
5. Tinggi air untuk pengendapan
Tinggi air untuk pengendapan dihitung dengan rumus :
h h
m B
A V
Q A
o o
s o
st s
o
+ =
=
2.62 Dimana :
Ao =
Luas penampang yang dibutuhkan untuk pengendapan m
2
Bs =
Lebar rata-rata saluran m Ho
= Tinggi air yang dibutuhkan untuk pengendapan m
Qs =
Debit pembilasan m
3
det Vst
= Kecepatan pengendapan mdet
M =
Kemiringan Talud
2.8.9. Bangunan Pembilas
Untuk membilas endapan sedimen yang tertangkap di kantong lumpur, maka perlu dibuat Bangunan Pembilas yang dilengkapi pintu dan saluran
pembilas pembuang sedimen ke arah sungai. Pintu pembilas
58
dioperasikan dibuka dalam waktu-waktu tertentu yang dikaitkan dengan volume endapan yang tertampung di Kantong Lumpur.
Kecepatan Pembilas, dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Vc = 1.5 C’ d12
2.63 Dimana :
Vc = Kecepatan rencana mdet C’ = Koefisien butiran
Untuk pasir kerkil = 3.2~3.9 Untuk campuran kerikil = 4.5~5.5
d = diameter maksimum butiran m
Hubungan antara diameter butiran d dengan kecepatan pembilasan Vc sebagaimana ditunjukkan pada grafik pada KP-02, sedang untuk
menghitung kecepatan minimum dihitung dengan menggunakan persamaan :
Vc = C √ 2g .H
2.64 H = H-a2 = Vc
2
C
2
2g 2.65
Dimana : Vc
= kecepatan pembilas mdet
C =
koefisien ≈ 0.62
a =
bukaan pintu m Kapasitas Pintu Pembilas, dihitung minimal dua kali kapasitas debit yang
mengalir pada pintu pengambilan. Sedang untuk menghitung lebar pintu pembilas digunakan rumus berikut :
b = gQ Vc
3
2.66
59
dimana, b
= lebar pintu pembilas m
Q =
debit pembilasan m3det Vc
= kecepatan pembilas Mdet
g =
percepatan gravitasi ≈ 9.80 mdet2
Lebar Lubang Pintu Pembilas, dihitung berdasarkan kapasitas aliran air dan sedimen yang akan dibuang dengan menggunakan rumus :
b =
N x W
1
2.67 W
1
= B - N - 1 W
2
2.68 Dimana :
b =
lebar bersih pintu pembilas m N
= jumlah pintu
W
1
= lebar saluran pembilas m
B =
lebar total saluran pembilas m W
2
= lebar pilar m
60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. METODE DAN TAHAPAN PENELITIAN
Penelitian ini secara umum menggunakan metode komparatif deskriptif, dimana dibandingkan rancangan dari hasil perhitungan dengan rancangan yang
disahkan dari Kementrian Pekerjaan Umum. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisa hidrologi, analisa hidrolis yang disesuaikan
dengan Kriteria Perencanaan 02 dan 06. Adapun tahapan penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
•
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendukung jalannya penelitian mulai dari awal hingga penyusunan laporan, selain itu juga mendapatkan dasar teori
yang kuat berkaitan dengan penelitian ini sehingga dapat menjadi acuan dalam melaksanakan analisis dan pembahasan. Studi literature yakni untuk
mengumpulkan data-data dan informasi dari buku, serta jurnal-jurnal yang mempunyai relevansi dengan bahasan dalam tugas akhir ini, serta
masukan-masukan dari dosen pembimbing. •
Pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian meliputi : a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan pengamatan dan pengukuran dilokasi penelitian guna mengetahui kondisi lapangan.
Disini penelitian dilaksanakan langsung di lapangan. b. Data Sekunder