Bangunan Penguras Kantong Lumpur

54 v = Kecepatan datang approach velocity . mdt g = Percepatan gravitasi 9,81 mdt 2 c = Koeficien kehilangan tinggi energi β = Koefisien faktor bentuk s = Tebal jeruji m b = Jarak bersih antar jeruji m δ = Sudut kemiringan terhadap bidang horizontal derajat

2.8.7. Bangunan Penguras

Untuk mencegah menumpuknya sedimen di depan pintu pengambilan intake dan kemungkinan masuknya sedimen bed load ke saluran irigasi, maka pada bangunan bendung dilengkapi dengan bangunan penguras. Fungsi utama bangunan penguras adalah menggelontor sedimen yang ada disekitar bangunan pengambilan agar proses penyadapan air oleh bangunan pengambilan tidak terganggu. Pada bangunan penguras ini, tinggi pintu penguras direncanakan setinggi mercu bendung sehingga bagian atas dari pintu masih tetap bisa dilimpasi air. Perencanaan tebal pintu penguras disesuaikan dengan besarnya gaya-gaya yang bekerja pada pintu, antara lain tekanan air pada kondisi banjir dan tekanan sedimen di depan pintu. Lebar pintu umumnya diambil 16 – 110 dari lebar bendung atau disesuaikan dengan lebar bendung. Untuk lebar maksimum satu lubang adalah 2.5 meter untuk memudahkan operasi pintu sedangkan jumlah lubang tidak boleh lebih dari 3 buah.

2.8.8. Kantong Lumpur

55 Untuk mencegah terjadinya pengendapan sedimen pada seluruh saluran irigasi, maka setelah bangunan pengambilan direncanakan kantong lumpur yang berfungsi sebagai tempat pengendapan sedimen layang suspended load. Keakurasian dalam perencanaan, sangat bergantung pada ketersediaan data sedimen transport. Data tentang transpotrasi sedimen yang diperlukan antara lain adalah : • Ukuran butiran • Pola penyebaran sedimen arah vertikal • Konsentrasi sedimen dasar bed load • Volume sedimen Perancanaan kantong lumpur akan meliputi : bentuk penampang dan panjang kantong lumpur 1. Rerata kedalaman muka air selama pembilasan Analisis rerata kedalaman muka air selama pembilasan dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut : A s ≤ Q s v s A s = B s + m h s h s 2.57 Dimana, As = Rerata luas penampang basah m2 Qs = Debit untuk pembilasan m3dt vs = Kecepatan Pembilasan mdt Bs = Rerata lebar saluran m hs = Rerata kedalaman muka air m m = Kemiringan talud 56 Batasan kecepatan pembilasan untuk masing-masing jenis butiran sedimen diambil ketentuan seperti berikut : • Pasir halus, kecepatan pembilasan diambil sebesar 1,00 mdt • Pasir kasar, kecepatan pembilasan diambil sebesar 1,50 mdt • Pasir dan kerikil, kecepatan pembilasan diambil sebesar 2,00 mdt 2. Rerata Kemiringan hidrolis Persamaan untuk merencanakan rerata kemiringan hidrolis adalah : [ ] R n x V I 2 23 s s s = 2.58 Dimana : Is = Kemiringan rata-rata Vs = Kecepatan pembilasan mdet Rs = Jari-jari hidrolis rata-rata n = Koefisien kekasaran 3. Kecepatan jatuh partikel sedimen g u x u G - G x D x 8 1 W w s 2 = 2.59 Dimana : W = Kecepatan jatuh butiran mdet D = Diameter butiran minimum m Gs = Spesifik grafity butiran Gw = Spesifik grafity air g = Percepatan grafitasi u = Viskositas air pada suhu 20 o C 4. Panjang kantong lumpur 57 Panjang kantong lumpur dihitung dengan menggunakan rumus berikut : t V L × = 2.60 ω H t = 2.61 Dimana : L = Panjang saluran m V = Kecepatan pada kantong lumpur mdet ω = Kecepatan endap mdet t = Waktu yang diperlukan dtk 5. Tinggi air untuk pengendapan Tinggi air untuk pengendapan dihitung dengan rumus : h h m B A V Q A o o s o st s o + = = 2.62 Dimana : Ao = Luas penampang yang dibutuhkan untuk pengendapan m 2 Bs = Lebar rata-rata saluran m Ho = Tinggi air yang dibutuhkan untuk pengendapan m Qs = Debit pembilasan m 3 det Vst = Kecepatan pengendapan mdet M = Kemiringan Talud

2.8.9. Bangunan Pembilas