Menghitung Ketinggian Air di Atas Mercu Rekapitulasi Stabilitas Struktur

112 25 55,1 2,230 56,68 34,64 1,64 1,94 55,10 5 39,5 1,83 45,76 33,45 1,37 1,73 39,50 2 29,0 1,53 37,63 32,54 1,16 1,54 29,00 sumber : perhitungan Hasil analisa debit banjir untuk berbagai kala ulang disajikan dibawah ini : elevasi lantai apron = +24.55 Q 100 = 67, 9 m 3 detik; H=2,52m; +27,07 Q 50 = 61, 5 m 3 detik; H=2,37m; +26,93 Q 25 = 55, 1 m 3 detik; H=2,23m; +26,78 Q 5 = 39,5 m 3 detik; H=1,83m; +26,39 Q 2 = 29,0 m 3 detik; H=1,53m; +26,08 Dari pengukuran penampang sungai Cross Section sungai maka akan diperoleh luas tampang sungai yang akan mengalirkan debit banjir rencana tersebut. Dari hubugan antara banjir dengan luas tampang sungai tersebut akan diperoleh tinggi muka air maksimum akibat debit banjir.

4.11. Menghitung Ketinggian Air di Atas Mercu

Untuk menghitung stabilitas bendung, perlu diketahui ketinggian air diatas mercu. Adapun diketahui : Lebar Total Bendung B : 20 meter Jumlah pilar n : 2 buah, masing-masing diameter 1 meter Lebar Bendung Bt : 18 meter 113 Debit Banjir Rencana Q 100 : 67,9 meter Ketinggian Banjir Rencana : 2,52 elevasi +27,07 Elevasi Lantai Apron : +24,55 Ketinggian Mercu Bendung : 2,25 meter elevasi +26,80 Tinggi Energi diatas hilir H2 : +27,07 - +26,80 = 0,27 meter Ditaksir tinggi energi hulu H1: 1,62 meter Lebar efektif bendung Be : Bt – 2 n Kp + Ka H1 = 18 – 2 2x0,01 + 0,15 1,62 = 17,42 meter H2H1 = 0,16 ; f = 1 Jari-jari Bendung r : 1,6 meter H1r : 1,0125; C0 = 1,18 P = Tinggi bendung2 : 1,125 meter PH1 : 0,69; C1 = 0,93 Kemiringan mercu : 1; C2 = 1,01 Nilai-nilai C0, C1, dan C2 diatas didapat dari KP-02 Maka, Cd = C0xC1xC2 = 1,18 x 0,93 x 1,01 = 1,14 Untuk Mengecek kembali nilai H1 digunakan persamaan berikut : Q = 1,71 x f x Cd x Be x H1 1,5 67,9 = 1,71 x 1 x 1,114 x 17,42 x H1 1,5 H1 = 1,615 meter~1,62 meter. Maka tinggi energi diatas mercu = 1,62 meter. Sehingga didapat elevasi air di atas mercu = +26,80 + 1,62 = +28,42

4.12. Analisis Stabilitas Bendung Sei Belutu

Data-data Bendung Sei Belutu adalah sebagai berikut : Konstruksi : Beton Siklop 114 Elevasi Mercu Bendung : +26,8 m Muka air banjir hulu : +28,42 m Muka air banjir hilir : +26,07 m degradasi : 1 meter Lebar Bendung B : 20 m Tinggi Bendung : 2,25 meter Tubuh Bendung : 7,04 meter Panjang Bendung : 13,04 meter Lantai Hulu : 15 meter, elevasi +24,55 m Kolam Olakan : 5 meter, elevasi +23,00 m. Debit banjir Q 100 : 67,9 m 3 detik.

4.12.1. Komponen Gaya Akibat Berat Sendiri Dan Gempa

Untuk menentukan gaya akibat berat sendiri pada bendung dapat dilakukan dengan membagi bentuk bendung menjadi pias-pias bidang datar seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 4.8. Pembagian Pias Bendung 115 Tabel 4.38. Tabel Koordinat dan Input Dimensi Pembagian Pias Bendung koordinat INPUT DIMENSI Titik x y Ket x y a 0,00 24,55 w 0,36 24,55 0,36 v 1,72 26,80 1,36 2,25 u 2,95 26,80 u-v 1,23 t 6,75 23,00 t-r 3,74 s 6,25 23,00 r 11,24 23,00 s-L 4 q 12,24 24,05 p 13,02 24,05 a= 1,00 m o 13,02 19,55 cut-off 3,50 m n 12,22 19,55 m 11,60 21,06 1,95 L2 11,60 21,06 11,60 21,06 L 6,60 20,45 1,20 k 5,40 20,45 0,44 j 4,96 21,22 1,26 i 3,70 21,22 0,34 0,78 h 3,36 22,00 g 2,10 22,00 f 1,76 22,78 0,34 e 1,42 22,78 0,42 1,77 d 1,00 22,00 2,00 c 0,00 22,00 2,55 b 0,00 23,55 1,00 Tabel 4.39. Rekapitulasi Gaya Akibat Berat Bendung dan Gempa Pias Uraian Gaya ton Lengan m Momen ton.m V H x y V H G 1 0,5 x 1,36 x 2,25 x 2,30 -3,5 0,5 5,3 4,9 -18,8 2,6 G 2 1,23 x 2,25 x 2,30 -6,4 1,0 4,3 5,2 -27,1 5,0 G 3 0,5 x 2,25 x 2,25 x 2,30 -5,8 0,9 2,9 4,9 -16,9 4,2 G 4 1,00 x 2,55 x 2,30 -5,9 0,9 6,1 2,8 -35,8 2,5 116 G 5 0,42 x 1,77 x 2,30 -1,7 0,3 5,4 3,2 -9,2 0,8 0,5 x 0,42 x 0,78 x 2,30 -0,4 0,1 5,5 2,1 -2,1 0,1 G 6 0,34 x 1,77 x 2,30 -1,4 0,2 5,0 3,2 -6,9 0,7 G 7 0,34 x 2,55 x 2,30 -2,0 0,3 4,7 2,8 -9,3 0,8 0,5 x 0,34 x -0,78 x 2,30 0,3 0,0 4,7 1,8 1,4 -0,1 G 8 1,26 x 2,55 x 2,30 -7,4 1,1 3,9 2,8 -28,6 3,1 G 9 0,34 x 3,33 x 2,30 -2,6 0,4 3,1 2,4 -8,0 1,0 0,5 x 0,34 x -0,78 x 2,30 0,3 0,0 3,1 1,0 1,0 0,0 G 10 1,26 x 3,33 x 2,30 -9,7 1,4 2,3 2,4 -21,9 3,5 G 11 0,44 x 4,10 x 2,30 -4,1 0,6 1,4 2,1 -5,9 1,3 0,5 x 0,44 x -0,77 x 2,30 0,4 -0,1 1,8 0,3 0,7 0,0 G 12 1,20 x 4,10 x 2,30 -11,3 1,7 0,6 2,1 -6,8 3,5 G 13 0,5 x 1,55 x 1,55 x 2,30 2,8 -0,4 0,0 3,6 0,0 -1,5 -0,50 x 1,55 x 2,30 -1,8 0,3 -0,3 3,3 0,4 0,9 Jumlah -58,4 8,8 -194,1 27,5 GS = 16,2 x 1,3 21,1 Koefisien Gempa Kh = 0,15

4.12.2. Komponen Gaya Uplift Pressure

Gaya angkat air uplift pressure bekerja pada dasarpondasi suatu konstruksi dan akan mengakibatkan berkurangnya berat efektif bangunan, dimana perhitungan besarannya didasarkan pada teori rembesan Lane dengan cara membagi beda tinggi energi yang terjadi sesuai dengan panjang relatif pondasi bangunan. Terdapat dua kondisi untuk angka Lane yakni pada kondisi normal dan kondisi banjir rencana. a. Kondisi normal Muka air hulu : +26,80 m Muka air hilir : +24,05 m Hw = Muka air Hulu-Muka air Hilir = 2,75 m Koperan : d = 0,6 m; L =2,5 m 117 Tabel 4.40. Rembesan dan Tekanan Air Lane Pada Kondisi Normal Titik Koordinat Jalur Losses Tekanan x y vertikal horizontal h3 lw ∆ h=lwCw H H- ∆ h m m m m m m m m m a 0,00 24,55 0,00 2,00 2,00 a-b 7,20 15,00 5,00 b 0,00 23,55 12,20 1,10 3,00 1,90 b-c 1,55 c 0,00 22,00 13,75 1,24 4,55 3,31 c-d 0,00 1,00 0,33 d 1,00 22,00 14,08 1,27 4,55 3,28 d-e 0,78 0,42 0,14 e 1,42 22,78 15,00 1,35 3,77 2,42 e-f 0,00 0,34 0,11 f 1,76 22,78 15,12 1,36 3,77 2,41 f-g 0,78 0,34 0,11 g 2,10 22,00 16,01 1,44 4,55 3,11 g-h 0,00 1,26 0,42 h 3,36 22,00 16,43 1,48 4,55 3,07 h-i 0,78 0,34 0,11 i 3,70 21,22 17,32 1,56 5,33 3,77 i-j 0,00 1,26 0,42 j 4,96 21,22 17,74 1,59 5,33 3,74 j-k 0,77 0,44 0,15 k 5,40 20,45 18,66 1,68 6,10 4,42 k-l 0,00 1,20 0,40 L 6,60 20,45 19,06 1,71 6,10 4,39 l-L1 0,61 5,00 1,67 L1 11,60 21,06 21,34 1,92 5,49 3,57 L1- m 0,00 0,00 0,00 m 11,60 21,06 21,34 1,92 5,49 3,57 m-n 1,51 0,62 0,21 n 12,22 19,55 23,05 2,07 7,00 4,93 n-o 0,80 0,27 o 13,02 19,55 23,32 2,10 7,00 4,90 o-p 4,50 p 13,02 24,05 27,82 2,50 2,50 0,00 Jumlah 18,48 28,02 46,50 � � = �� � + 1 3 �� � � � Maka didapat angka rembesan Lane’s: � � = 18,48+9,34 2,75 = 10,116. 118 CL 6 untuk pasir sedang, KP02; 10,1166. � � = �� � � � Maka didapat angka rembesan Bligh’s : � � = 46,5 2,75 = 16,9 CB 12 KP02; 16,9 12 Maka konstruksi aman dari rembesan pada kondisi normal. b. Kondisi Banjir Rencana Muka air Hulu = +28,42 m Muka air Hilir = +26,07 m Hw : Muka air Hulu-Muka Air Hilir = 2,35 m Tab el 4.41. Rembesan dan Tekanan Air Lane Pada Kondisi Banjir Rencana Titik Koordinat Jalur Losses Tekanan Vertikal Horizontal H3 lw ∆ h=lwCw H H- ∆ h x y m m m m m m m a 0,00 24,55 0,00 2,09 2,09 a-b 7,20 15,00 5,00 b 0,00 23,55 12,20 0,25 3,09 2,84 b-c 1,55 0,00 0,00 c 0,00 22,00 13,75 0,28 4,64 4,36 c-d 0,00 1,00 0,33 d 1,00 22,00 14,08 0,29 4,64 4,35 d-e 0,78 0,42 0,14 e 1,42 22,78 15,00 0,31 3,86 3,55 e-f 0,00 0,34 0,11 f 1,76 22,78 15,12 0,31 3,86 3,55 f-g 0,78 0,34 0,11 g 2,10 22,00 16,01 0,33 4,64 4,31 g-h 0,00 1,26 0,42 h 3,36 22,00 16,43 0,34 4,64 4,30 h-i 0,78 0,34 0,11 i 3,70 21,22 17,32 0,35 5,42 5,07 i-j 0,00 1,26 0,42 119 j 4,96 21,22 17,74 0,36 5,42 5,06 j-k 0,77 0,44 0,15 k 5,40 20,45 18,66 0,38 6,19 5,81 k-l 0,00 1,20 0,40 L 6,60 20,45 19,06 0,39 6,19 5,80 l-m 0,61 5,00 1,67 m 11,60 21,06 21,34 0,44 5,58 5,14 m-n 1,51 0,62 0,21 n 12,22 19,55 23,05 0,47 7,09 6,62 n-o 0,80 0,27 o 13,02 19,55 23,32 0,48 7,09 6,61 o-p 4,50 0,00 p 13,02 24,05 27,82 0,57 2,59 2,02 Jumlah 18,48 28,02 46,50 � � = �� � + 1 3 �� � � � Maka didapat angka rembesan Lane’s: � � = 18,48+9,34 2,35 = 11,84. CL 6 untuk pasir sedang, KP02; 11,846. � � = �� � � � Maka didapat angka rembesan Bligh’s : � � = 46,5 2,35 = 19,79 CB 12 KP02; 19,79 12 Maka konstruksi aman dari rembesan pada kondisi banjir rencana. 4.12.3. Komponen Gaya Akibat Tekanan Air Dalam mennghitung komponen gaya akibat tekanan air terdapat dua kondisi yang dihitung. Yakni kondisi bendung pada saat debit rendah ataupun kondisi bendung pada saat banjir rencana. Perhitungan dilakukan dengan membagi bendung menjadi beberapa pias. Perhitungannya adalah : a. Kondisi normal 120 Gambar 4.9. Pembagian Pias Akibat Gaya Bendung Pada Kondisi Normal Tabel 4.42. Perhitungan Gaya Pada Kondisi Normal Pias Uraian Gaya ton Lengan m Momen ton.m V H x y V H W 1 0,50 x 2,25 x 2,25 2,5 5,2 13,2 W 2 2,04 x 3,10 6,3 1,6 9,8 W 3 0,50 x 2,46 x 3,10 3,8 2,1 7,9 W 4 0,5 x 3,44 + 3,41 x 1,00 3,4 6,1 20,9 W 5 0,5 x 3,41 + 2,54 x 0,42 1,2 5,5 6,8 W 6 0,5 x 2,54 + 2,53 x 0,34 0,9 5,0 4,3 W 7 0,5 x 2,53 + 3,22 x 0,34 1,0 4,7 4,6 W 8 0,5 x 3,22 + 3,18 x 0,34 1,1 3,9 4,2 W 9 0,5 x 3,18 + 3,87 x 0,34 1,2 3,1 3,7 W 10 0,5 x 3,87 + 3,83 x 1,26 4,8 2,3 11,0 W 11 0,5 x 3,83 + 4,51 x 0,44 1,8 1,8 3,3 W 12 0,5 x 4,51 + 4,47 x 1,20 5,4 0,6 3,2 W 13 0,5 x 1,72 + 0,36 x 2,25 -2,3 6,0 -14,0 W 14 0,50 x 4,50 x 4,50 -10,1 0,6 -6,1 Jumlah 18,5 2,6 48,0 24,9 b. Kondisi Banjir Rencana Pada kondisi banjir rencana, gaya bekerja bertambah dari gaya yang bekerja pada kondisi normal. Gambar 4.10. Pertambahan Gaya Pada Kondisi Banjir Rencana 121 Tabel 4.43. Perhitungan Gaya Pada Kondisi Banjir Rencana Pias Uraian Gaya ton Lengan m Momen ton.m V H x y V H W 1 0,5 x 1,62 + 3,87 x 2,25 6,2 5,23 32,3 W 2 3,84 x 3,10 11,9 1,55 18,4 W 3 0,50 x 2,55 x 3,10 4,0 2,07 8,2 W 4 0,5 x 5,26 + 5,23 x 1,00 5,2 6,10 32,0 W 5 0,5 x 5,23 + 4,37 x 0,42 2,0 5,46 11,0 W 6 0,5 x 4,37 + 4,36 x 0,34 1,5 5,01 7,4 W 7 0,5 x 4,36 + 5,07 x 0,34 1,6 4,73 7,6 W 8 0,5 x 5,07 + 5,03 x 0,34 1,7 3,87 6,6 W 9 0,5 x 5,03 + 5,74 x 0,34 1,8 3,13 5,7 W 10 0,5 x 5,74 + 5,70 x 1,26 7,2 2,27 16,4 W 11 0,5 x 5,70 + 6,39 x 0,44 2,7 1,79 4,8 W 12 0,5 x 6,39 + 6,36 x 1,20 7,7 0,60 4,6 W 13 1,72 x 1,62 -2,8 6,18 -17,2 W 14 0,5 x 1,72 + 0,36 x 2,25 -2,3 6,00 -14,0 W 15 0,50 x 1,62 x 1,23 -1,0 4,91 -4,9 W 16 0,50 x 3,07 x 3,07 -4,7 5,35 -25,2 W 17 3,07 x 4,33 -13,3 2,17 -28,8 W 18 0,5 x 2,02 + 6,52 x 4,50 -19,2 1,35 -25,9 Jumlah 7,29 2,82 5,93 32,97

4.12.4. Daya Dukung Tanah

Nilai daya dukung tanah dihitung guna menghindari konstruksi amblas. Dengan data-data yang didapatkan dari lokasi Bendung Sei Belutu: Sudut geser Φ = 26,5° Berat isi tanah γ = 1,65 Ka = tan � �45− Φ 2 �π 180 � 2 = tan � �45− 26 ,5 2 �π 180 � 2 = 0,38 122 Kp = tan � �45+ Φ 2 �π 180 � 2 = tan � �45+ 26 ,5 2 �π 180 � 2 = 2,61 Menurut cara Rankine, tekanan samping aktif dan pasif didapat dengan : Ea = 0,5 Ka γ − 1 H1 2 − 2 c H1 √Ka Ep = 0,5 Kp γ − 1 H2 2 − 2 c H2 �Kp untuk tanah pasir, kohesi diabaikan, sehingga, Ea = 0,5 Ka γ − 1 H1 2 Ep = 0,5 Kp γ − 1 H2 2 Sehingga bisa didapat Momen aktif dan momen pasif Ma = Ea x Lengan Horizontal Gaya Aktif Mp = Ep x Lengan Horizontal Gaya pasif Ea = Tegangan aktif Ep = Tegangan pasif Ka = Koefisien Tegangan Aktif Kp = Koefisien Tegangan Pasif H1 = Ketinggian Tanah untuk tegangan aktif H2 = Ketinggian Tanah untuk tegangan pasif Ea = 0,5 x Ka x γ-1 x tinggi titik v – k 2 = 0,5 x 0,38 x 0,65 x 6,35 2 = 5,02 T Ep = 0,5 x Kp x γ-1 x tinggi titik p – o 2 =0,5 x 2,61 x 0,65 x 2,25 2 = 4,30 T Ma = 5,02 x 2,12 = 10,62 Tm Mp = 4,30 x 0,6 = 2,58 Tm

4.13. Rekapitulasi Stabilitas Struktur

123 Setelah didapatkan gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi bendung, maka dilakukan perhitungan gaya yang bekerja terhadap angka keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk menghitung struktur aman atau tidaknya terhadap daya dukung tanah, guling, dan geser digunakan empat kondisi yakni pada saat debit normal tanpa gempa, pada saat debit normal kondisi gempa, pada saat debit banjir rencana kondisi tanpa gempa, dan pada saat debit banjir rencana kondisi gempa. Parameter angka keamanan sebagaimana terlampir dalam tabel 4.44. dibawah : Menurut KP – 06, daya dukung maksimum batas tanah Qu untuk tanah pasir kerapatan sedang, memiliki daya dukung maksimum 30 Tm 2 Qu = 30 Tm 2 Qa = �� � + γ z Qu = Tegangan maksimum batas Tm 2 Qa = Tegangan maksimum izin Tm 2 F = Faktor Keamanan , nilainya 2-3 γ = Berat Isi tanah, Tm 3 z = Kedalaman Pondasi, m Diketahui kedalaman pondasi 6 meter, sehingga Qa = 30 2 + 1,65 x 6 = 24,9 Tm 2 Tabel 4.44. Parameter Keamanan Struktur Keamanan terhadap Daya dukung tanah No Kondisi Pembebanan Kenaikan qa tm2 Tegangan Izin 1 Normal 24,90 2 Normal + Gempa 20 29,88 124 3 Banjir Rencana 20 29,88 4 Banjir Rencana + Gempa 50 37,35 Keamanan terhadap Guling No Kondisi Pembebanan Fg = Mt Mg Eksentrisitas 1 Normal 1,5 0 L6 2 Normal + Gempa 1,3 20 L5 3 Banjir Rencana 1,3 20 L5 4 Banjir Rencana + Gempa 1,1 50 L4 Keamanan terhadap Geser No Kondisi Pembebanan Fs = fxV H 1 Normal 1,5 2 Normal + Gempa 1,3 3 Banjir Rencana 1,3 4 Banjir Rencana + Gempa 1,1 sumber : KP 06

a. Pada saat debit normal