Pengaruh Status Perkawinan Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan

akan mengakibatkan meningkatkan arasa percaya diri. Rasa percaya diri mampu meningkatkan motivasi bekerja, yang pada akhirnya produktivitas karyawan tersebut pun meningkat. Selain itu, PLKB yang tamat D3 kebidanan lebih memiliki keahlian teknis untuk pemasangan alat kontrasepsi dibandingkan dengan PLKB yang tamat S1 sehingga mereka lebih mudah untuk mengkoordinir pelayanan KB di wilayah binaan mereka.

5.2.3. Pengaruh Status Perkawinan Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok PLKB yang berstatus kawin ada 10 orang 29,03 yang baik dalam penilaian kinerjanya dan kelompok PLKB yang berstatus belum kawin ada 14 orang 63,63 yang baik dalam penilaian kinerjanya. Hasil uji regresi logistik berganda diperoleh bahwa status perkawinan berpengaruh terhadap kinerja PLKB p= 0,035 0,05. Hasil penelitian sejalan dengan peneltitian yang dilakukan oleh BKKBN dan Fakultas Ekonomi UI 2005 yang menyatakan bahwa status perkawinan berhubungan dengan kinerja PLKB. Hal ini tidak sejalan dengan Mangkunegara 2006 yang menyatakan bahwa karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan kerjanya yang belum menikah. Hasil pengamatan di lapangan ditemukan bahwa PLKB yang berstatus kawin kebih sering datang terlambat ke kantor dan pulang lebih awal dibanding dengan PLKB yang belum menikah. Hal ini dikarenakan oleh PLKB yang sudah menikah mempunyai tanggungan keluarga, dan harus mengurus anak dan suami sebelum berangkat kerja sehingga PLKB mempunyai masalah dalam pengaturan waktu Universitas Sumatera Utara melaksanakan kegiatan PLKB di lapangan dan semakin sedikit frekuensi pelaksanaan tugas. Hasil penelitian yang dapat menyebabkan tidak adanya hubungan pada penelitian ini adalah karena PLKB yang belum menikah belum mempunyai beban keluarga yang akan memengaruhi pikiran dan kinerjanya sehingga dapat memfokuskan konsentrasinya pada pekerjaan. Perkawinan memaksakan peningkatan tanggung jawab yang dapat membuat suatu pekerjaan lebih berharga Mangkunegara, 2006. Hasil pengamatan di lapangan, PLKB yang sudah menikah justru kurang frekuensi nya dalam melaksanakan tugas di lapangan dibanding PLKB yang belum menikah. Hasil disebabkan oleh karena pada tahun 2013 sudah tidak ada lagi dana operasional untuk melaksanakan tugas dilapangan sehingga PLKB harus memotong penghasilan perbulan mereka untuk biaya transportasi selama di lapangan. Diasumsikan jumlah tanggungan dalam keluarga dapat menjadi beban atau masalah keluarga yang memengaruhi kinerja PLKB. Apabila PLKB mempunyai beban atau masalah karena banyaknya tanggungan, maka hal ini dapat memengaruhi kinerja individu tersebut. Dalam hal ini, pegawai akan merasa puas apabila kebutuhannya tercukupi dan sebagai dampaknya akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika kebutuhannya tidak terpenuhi akan sulit menghasilkan kinerja yang baik.

5.2.4. Pengaruh Keterampilan Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan