Penilaian Kinerja Variabel Organisasi

2.1.3. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manajemen atau penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu Sastrohadiwiryo, 2003. Dalam mengembangkan organisasi, penilaian kerja menjadi suatu hal yang penting. Melalui penilaian kita dapat mengetahui apakah suatu pekerjaan sudah sesuai atau belum dengan uraian pekerjaan yang telah disusun sebelumnya. Dengan melakukan penilaian, seorang pimpinan akan menggunakan uraian pekerjaan yang telah disusun tersebut sebagai tolok ukur. Bila pelaksanaan sudah sesuai atau melebihi uraian pekerjan, berarti pekerjaan itu berhasil dilaksanakan dengan baik. Namun sebaliknya, jika pelaksanaan dibawah uraian pekerjaan, maka pelaksanaan pekerjaan tersebut dinilai masih kurang. Menurut Ilyas 2001 penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya personel dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Pada dasarnya, penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja personel dengan membandingkannya dengan standar baku penampilan. Penilaian kinerja mencakup faktor-faktor sebagai berikut: 1. Pengamatan, yang merupakan proses menilai dan memiliki prilaku yang ditentukan oleh sistem pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 2. Ukuran, yaitu untuk mengukur prestasi kerja seorang petugas dibandingkan dengan uraian pekerjaan yang telah ditetapkan untuk personal tersebut. 3. Pengembangan, yaitu penilaian yang bertujuan untuk memotivasi personil mengatasi kekurangannya dan mendorong individu untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya. Ruky 2001 menjelaskan sistem penilaian kinerja melalui pendekatan “input- process-output. 1. Input person oriented performance management adalah apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang karyawan untuk dapat melaksanakan kerjanya dengan berhasil. Pendekatan input lebih menekankan pada penilaian ciri-ciri kepribadian karyawan, seperti : disiplin, kejujuran, pengetahuan, kemampuan, inisiatif, kreativitas, komitmen, dll. 2. Process process oriented performance management merupakan metode menilai prestasi karyawan dengan cara menilai sikap dan perilaku karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pada metode ini penilaian tidak menekankan pada ciri-ciri kepribadian, tetapi pada baik buruknya pelaksanaan tugas oleh seorang karyawan. 3. Output result oriented performance management merupakan metode yang memfokuskan pada hasil yang diperoleh atau dicapai oleh karyawan. Universitas Sumatera Utara Soedjono 2005 menyebutkan ada enam kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pegawai secara individu yakni : 1. Kualitas hasil pekerjaan yang dikerjakan individu . 2. Kuantitas pekerjaan yang merupakan jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan individu. 3. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. 4. Efektivitas pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian. 5. Kemandirian dalam melaksanakan pekerjaan 6. Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya . Skema Penilaian Kinerja Menurut Mangkuprawira 2004 sebagai berikut : Kinerja Karyawan Keputusan SDM Standard Kinerja Ukuran Kinerja Penilaian Kinerja Umpan Balik Karyawan Catatan Karyawan Universitas Sumatera Utara Penilaian kinerja erat kaitannya dengan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja dalam Reference Guide yang dikutip dari Moeheriono 2012 merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, sekaligus sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi. Selanjutnya untuk mengukur kinerja harus didasarkan pada indikator kinerja. Indikator kinerrja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan organisasi Moeheriono, 2012. Adapun Jenis-jenis indikator terbagi atas : 1. Tolok ukur jangka pendek, terdiri dari input, output,outcome. a. Indikator input mencakup identifikasi jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk menyediakan barang dan jasa, seperti jumlah dana yang dibutuhkan, tenaga, material, peralatan, dan perlengkapan b. Indikator output menggambarkan jumlah barang atau jasa dan atau pelayanan yang akan disediakan c. Indikator outcome menggambarkan tingkat pencapaian hasil atau keluaran dari indikator output. 2. Tolok ukur jangka panjang, terdiri dari manfaat dan dampak. a. Indikator manfaat menggambarkan . yang diperoleh dari indikator outcome. Universitas Sumatera Utara b. Indikator dampak memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan.

2.1.4. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja