2.4.2. Penjenjangan Jabatan PLKB
Jenjang jabatan fungsional PLKB terdiri dari PLKB terampil dan PLKB ahli. PLKB terampil adalah PLKB yang mempunyai latar belakang pendidikan minimal
SLTA atau D I. pangkat serendah-rendahya adalah pengatur muda IIa ditambah dengan kualifikasi pendidikan bidang studi disesuaikan dengan kebutuhan daerah
masing-masing. Jenjang jabatan PLKB terampil dari yang terendah sampai dengan tertinggi adalah aPLKB pelaksana Pemula, b PLKB Pelaksana, c PLKB
Pelaksana Lanjutan, d PLKB Penyelia. PLKB ahli adalah PLKB yang berpendidikan minimal sarjana SI,
pangkatgolongan IIIa dengan kualifikasi pendidikan bidang studi sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing. Jenjang jabatan PLKB ahli dari yang terendah
sampai yang tertinggi adalah a PLKB Pertama, bPLKB Muda, cPLKB Madya.
2.4.3. Hubungan Langkah Kerja PLKB Dengan Puskesmas
Keberhasilan program KB salah satunya sangat tergantung oleh berjalannya kegiatan langkah kerja PLKB dan hubungan kerja ditingkat lini lapangan dengan
puskesmas. Langkah kerja PLKB sangat erat korelasinya dengan puskesmas dalam menunjang dan meningkatkan program KB nasional. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupatenkota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan.
Universitas Sumatera Utara
Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber
daya masyarakat oleh puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.
Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
Dinas Kesehatan KabupatenKota. Untuk mendapat hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan
dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat,
yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua
yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya Promosi Kesehatan b. Upaya Kesehatan Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f. Upaya Pengobatan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. azas
penyelenggaran puskesmas terdiri dari : 1.
Azas pertanggungjawaban wilayah 2. Azas pemberdayaan masyarakat
3. Azas keterpaduan Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
puskesmas wajib, pengembangan dan inovasi dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Contoh keterpaduan lintas sektor puskemas dalam upaya kesehatan ibu dan anak adalah keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurahkepala desa, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB. PLKB berperan dalam mendata PUS, membina, dan merekrut calon akspetor KB. Hal ini membantu puskesmas
dalam menyelenggarakan upaya KIA dan KB dan meningkatkan cakupan kesehatan Ibu dan Anak. Puskesmas berfungsi memberikan pelayanan KB kepada PUS yang
Universitas Sumatera Utara
telah didata dan dibina oleh PLKB. ini menunjukkan kerjasama lintas sektoral puskesmas dengan PLKB untuk memberikan pelayanan KB. Di Puskesmas
pengusulan permintaan alokon gratis dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan apabila persediaan alokon habis maka dapat diajukan permintaan sewaktu – waktu.
Sedangkan laporan dilakukan tiap bulan ke kecamatan dan kemudian diteruskan ke tingkat dua. Namun, di lapangan dinas kesehatan tidak tahu persis pencatatan
distribusi alokon di puskesmas karena tidak pernah mendapat tembusan administrasi pendistribusiannya.
Biaya pendistribusian alokon dari SKPD KB ke puskesmasklinik juga belum mendapat dukungan maksimal dari pemda sehingga terkadang beban biaya ini
dibebankan kepada peserta KB sebagai bagian dari biaya administrasi. Kota Medan telah mendapat bantuan biaya pendistribusian alokon dari APBD.
Koordinasi kerja lainnya yang dilakukan oleh puskesmas antara lain adalah safari KB dengan Muyan. Dilaksanakan melalui kerja sama antara BKKBN Provinsi
Sumut dengan BPPKB Kota Medan. Dalam rangka pengumpulan akseptor, puskesmas bekerjasama dengan PLKB atau petugas KB serta dinas sosial.
2.5. Kinerja Petugas Lapangan KB PLKB