Pengaruh Sumber Daya Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan Pengaruh Imbalan Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan

akan meningkatkan kinerja mereka. Hal ini tidak sejalan dengan Alfikiri 2009 yang menemukan bahwa motivasi berpengaruh nyata pada kinerja penyuluh KB.

5.4. Pengaruh Faktor Organisasi Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan

5.4.1. Pengaruh Sumber Daya Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki sumber daya organisasi yang mendukung sebanyak 29 orang 50,9 dan responden yang tidak memiliki sumber dyaa organisasi yang mendukung sebanyak 28 orang 29,1. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa sumberdaya memiliki pengaruh yang siginifikan kinerja PLKB p= 0,021 0,05. Sumber daya organisasi dalam penelitian ini adalah saranaprasaran dan dana operasional yang dibutuhkan PLKB dalam memperlancar tugas di lapangan. Amstrong 2004 menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja ada yang disebabkan oleh masalah yang disebabkan oleh orang lain, seperti sumber daya yang tidak tersedia, kurang kerjasama, dan tekanan eksternal atau internal. Hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa sebagian responden tidak memiliki ruang .kantor sendiri, tidak memiliki komputer atau laptop untuk mempermudah PLKB dalam menganalisis data, dan hampir seluruh PLKB 89,5 mengatakan tidak ada lagi biaya operasional bagi PLKB di lapangan. Minimnya saranaprasarana kerja PLKB disebabkan oleh adanya efisiensi anggaran di tahun 2013. Universitas Sumatera Utara

5.4.2. Pengaruh Imbalan Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang setuju bahwa imbalan yng didapat selama ini sudah sesuai sebanyak 20 orang 35,1. Sebanyak 37 orang 64,9 tidak setuju bahwa imbalan yang didapat selama ini sudah sesuai. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa imbalan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja PLKB p= 0,007 0,05. Dari hasil uji tersebut diperoleh bahwa faktor yang paling dominan memengaruhi kinerja adalah imbalan dengan nilai Exp B sebesar 21,769, dimana PLKB yang merasa mendapat imbalan sesuai 22 kali lebih besar untuk mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan PLKB yang mendapat imbalan yang kurang sesuai. Hal ini sesuai dengan pendapat Sofyandi 2008 menyatakan bahwa motivasi dasar bagi kebanyakan pegawai pada suatu organisasi adalah mencari nafkah. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratnalela 2008 yang menemukan bahwa finansial berpengaruh secara siginifikan terhadap motivasi kerja PLKB. Wibowo 2013 menyatakan bahwa pemberian imbalan yang layak dan adil sesuai dengan tuntutan pekerjaan cenderung akan meningkatkan motivasi kerja karyawan yang nantinya akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Imbalan yang diterima oleh PLKB adalah berupa gaji pokok, tunjangan fungsional, tunjangan beras, dan insentif. Imbalan PLKB berupa gaji pokok sudah ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan pangkat dan golongan, sedangkan insentif diberikan oleh BKKBN. Pemberian insentif ini dipengaruhi oleh ada tidaknya alokasi anggaran dari BKKBN Universitas Sumatera Utara untuk PLKB. Sebanyak 66,7 responden menyatakan insentif yang mereka terima belum sesuai dengan beban tugas PLKB. Dari hasil wawancara, responden juga mengatakan bahwa tunjangan beras yang mereka terima dalam bentuk tunai juga kurang sesuai dengan harga beras yang ada dipasaran saat ini. Selain itu, tidak adanya dana operasional lagi bagi PLKB selama bekerja di lapangan, mau tidak mau membuat PLKB harus memangkas imbalan yang mereka terima setiap bulan untuk biaya transportasi selama di lapangan.

5.4.3. Pengaruh Desain Pekerjaan Terhadap Kinerja PLKB di Kota Medan